وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًاDan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.(QS Al Isra ayat 32)
"Hasya!"
Seruan seseorang menghentikan langkah Hasya, namun ia tak menoleh. Tahu siapa yang memanggil dan Ia hanya menghentikan langkahnya.
Hasya mengangkat kepalanya sedikit memastikan siapa yang memanggilnya. Seseorang yang memanggilnya sudah berdiri di depannya, laki-laki itu tersenyum manis. Senyuman yang akan membuat wanita manapun akan membeku hanya dengan melihat senyumnya. Tapi sayang itu tak berlaku kepada Hasya.
Ya, dia adalah Juvan Xalvador atau di sapa Juvan. Laki-laki itu mengikuti Hasya hingga di meja resepsionis karena Hasya memiliki urusan dengan Bella.
"Apa kau punya sedikit waktu untuk mengobrol denganku?" Tanya Juvan.
Hasya melirik sekilas."Maaf Sir. Anda tahu kan kalau saya baru diterima bekerja disini. Untuk hari ini tidak bisa. Mungkin next time " Jawabnya seolah memberi harapan untuk Juvan
"Baiklah, ku tunggu janjimu. Boleh aku meminta nomor ponselmu?"
Hasya mengernyit."Untuk apa sir?"
"Agar aku bisa menghubungimu untuk sekedar bertanya tentang pekerjaan."Bohong. Bukan itu tujuan Juvan. Dan Hasya hanya tersenyum mempercayai ucapan Juvan sambil menggangguk tanda ia setuju kemudian memberikan nomor ponselnya.
Juvan berlalu dan sebelum itu ia memberikan senyum terbaiknya membuat Hasya mau tak mau membalasnya dengan senyuman juga.
"Wow sepertinya kau sebentar lagi memiliki kekasih seorang Ceo." Goda Bella.
Hasya menyangkal,"Ah kau bisa saja Bella. Kita hanya sebatas atasan dan bawahan saja."
Bella menggeleng tanda tak setuju. "Tidak Hasya. Kau tak lihat kalau dia menyukaimu?"
"Tidak. Mana mungkin dia menyukaiku. Penampilanku saja seperti ini jadi itu adalah hal yang mustahil." Hasya meyakinkan Bella.
"Lalu, mengapa dia meminta nomor ponselmu? Tidak mungkin kan jika itu hanya kebetulan?"
"Kau tidak dengar apa yang dia ucapkan tadi. Dia bilang agar bisa menghubungiku perihal pekerjaan."
"Dan juga dia kelihatan seperti seorang Ladykiller. Mana mungkin dia mengincarku dengan penampilan seperti ini." Lanjut Hasya memperkuat ucapannya.
Bella terkejut dengan ucapan Hasya dan bertanya sambil berbisik,"Darimana kau tahu dia seorang Ladykiller?"
"Aku hanya menebak saja." Hasya terkekeh
Bella menggelengkan kepalanya. Memang benar apa yang di katakan Hasya dan dia tidak ingin melanjutkan pembicaraan tentang atasannya. Bisa-bisa mereka berdua dipecat.
Hasya melangkah menuju mejanya, ya meja Sekretaris tepat di depan pintu utama ruangan CEO itu berada. Bella sedikit terkejut mendengar teriakan seseorang. Teriakan itu terdengar dari dalam ruangan CEO itu berada.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Seorang Ladykiller
Spiritualité"Perbedaan menyatukan kita. Iya. Aku dan kamu." -Hasya Zayanti "Dulu aku hanya menyukai wanita bagian depan dan bawah saja. Dan kini aku menyukaimu dari atas hingga bawah termasuk Hijabmu." -Juvan Xalvador