Will You....?

4.6K 452 2
                                    

***

"Dek, ada Mark di bawah," ujar Kak Winwin ke gue. Gue yang lagi fokus menonton drama di laptop pun mempausenya kemudian turun buat menemui Kak Mark.

Saat gue menuruni anak tangga, Kak Mark tersenyum ke gue dan membuat gue senyum juga ke dia.

"Kenapa Kak?" tanya gue lalu duduk di sebelah Kak Mark. Kak Mark memberikan sebuah paper bag kecil dan gue langsung menerimanya dengan cengiran.

"Huwah, apaan nih?" tanya gue. Kak Mark mengode gue buat langsung buka isinya.

Ternyata di dalemnya tuh ada buku kecil gitu. Tapi setelah gue lihat lagi, ternyata itu membook kecil. Gue tersenyum ke Kak Mark kemudian menangkat membook itu.

"Lucu banget covernya," kata gue kemudian mengelus pelan membook itu.

"Kamu suka?" tanya Kak Mark yang gue balas anggukan pelan.

"Ada alasan kenapa kakak kasih ini ke kamu. Mulai sekarang kakak mau kita berdua ngisi membook ini barengan," kata Kak Mark yang sukses bikin senyum gue hilang dan badan gue seketika membeku.

Di belakang gue, terdengar dentingan gelas entah dari siapa. Tapi kemungkinan itu Renjun sebab Kak Winwin udah masuk ke kamarnya sejak tadi.

Gue cuma diam terpaku sejak tadi sedangkan Kak Mark menatap gue dengan senyum yang merekah di wajahnya.

Waduh waduh waduh, ini momennya tuh pas buat...

"Han, will you be-"

"Ada telfon dari papa," ucap Renjun yang membuat kata-kata Kak Mark terputus. Seketika gue menoleh ke Renjun yang tiba-tiba datang dari dapur dengan menyodorkan ponselnya ke gue dan sebelah tangannya menuntun segelas jus jeruk memasuki tenggorokannya. Gue langsung menoleh ke Kak Mark.

"Kak, maaf, aku..."

Kak Mark mendengus pelan dan tersenyum, kemudian Kak Mark mengangguk pelan.

Gue pun langsung bangkit dan berjalan mendekat ke arah Renjun yang kini menggantikan gue duduk di sebelahnya Kak Mark.

Setelah itu gue pergi ke halaman belakang dan duduk di bangku. Bangku itu sedikit dingin, tapi nggak masalah, masih bisa buat duduk.

Beruntung gue bisa lolos dari situasi sama Kak Mark tadi.

"Halo pa?" ucap gue.

"Gimana sekolah di sana?"  tanya papa. Gue mengulum bibir kemudian mengangguk.

"Baik kok pa, cuma rada susah aja ngikutin pelajarannya." Jawab gue.

"Perlu ikut bimbel nggak? Nanti biar Winwin yang nyariin." Kata papa.

"Eh nggak usah kok pa. Lagian udah ada Renjun yang selalu bantuin Hani belajar." Sahut gue.

"Renjun?" tanya papa. Gue mengangguk kemudian mengiyakan papa, walaupun papa nggak akan tahu kalau gue mengangguk.

"Sejak kapan kamu deket sama Renjun?" tanya papa. Gue menghela napas.

"Papa ih," kata gue. Lalu, "Renjun kan juga sodara aku,"

"Ya bukan gitu maksud papa. Biasanya kan kamu sama Renjun jarang ngobrol. Papa juga nggak pernah liat kalian akur." Kata papa.

Tuh kan, papa aja juga sadar. Batin gue.

"Ahaha... enggak kok pa. Perasaan papa aja kali. Dari dulu Hani sama Renjun itu deket kok pa. Ya walaupun nggak deket-deket amat," bohong gue.

"Ah masa?" tanya papa. Gue pun meyakinkan papa akan hal itu.

[My Brother Loves Me Too Much] ft. Renjun [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang