Gagal?

4K 407 15
                                    

***

"Hani, bangun dek," ujar kak Winwin membangunkan gue.

"Hah?" gue membuka mata perlahan.

"Kamu mau tidur terus? Sekolah nggak?" kata kak Winwin lagi.

Gue yang menutupi seluruh tubuh pakai selimut pun cuma mengerang.

"Bentaran kak, ngantuk" kata gue pelan.

"Bangun Hani," ujar Kak Winwin lagi. Gue merasakan elusan pelan di kepala gue.

"Uh... jam berapa sih kak?" tanya gue.

"Udah jam setengah tujuh," jawab Kak Winwin.

Sontak gue langsung bangun dan terduduk.

"Hah? Terus Renjun? Aku ditinggalin nggak sama dia?" kata gue cepat - cepat. 

Kemudian dengan gerakan secepat kilat gue langsung masuk ke kamar mandi.

"Renjun masih di bawah, dia bikin sarapan. Kakak tunggu di bawah, ya?" kata Kak Winwin dari luar kamar mandi. Gue cuma mengiyakan cepat dari dalam kamar mandi.

Kalau udah kayak gini, gue bisa bergerak cepat secepat flash.

Gue turun dengan pakaian lengkap dan udah rapi sepuluh menit kemudian.

Kak Winwin yang sedang menaruh sarapan di meja pun menoleh ke gue dan terkekeh.

"Cepet banget, mandi nggak tuh?" ledek Kak Winwin. 

Gue menghela napas lalu cemberut.

"Udah buru makan, gara-gara lo kita telat," kata Renjun.

Gue menmutar bola mata malas lalu mulai melahap sarapan bersama Kak Winwin dan Renjun.

Setelah sarapan gue sama Renjun pamit ke Kak Winwin dan langsung berangkat. Karena waktu yang udah sangat mepet, gue dan Renjun memutuskan berangkat pakai mobil Renjun. 

Dan walaupun waktu kita terbatas, Renjun nggak keluar-keluar dari rumah. Gue menggerutu di dalam mobil.

Akhirnya sambil menunggu Renjun keluar, di dalam mobil gue membenarkan make up tipis gue yang nggak begitu benar karena terburu-buru tadi. Gue mengambil tas kecil yang selalu gue taruh di dashboard mobil, isi tas itu beberapa alat make up gue.

Tepat setelah gue selesai membenarkan make up gue yang nggak sempurna itu, Renjun masuk dan langsung menancap gas. Gue sendiri juga nggak tanya kenapa Renjun lama banget di dalam rumah karena memang gue sedang malas berdebat sama dia.

Saat udah sampai di parkiran dekat sekolah, Renjun menghentikan gue yang udah melepas seatbelt dan siap keluar.

"Apa sih? Udah mepet nih waktunya," protes gue.

Kemudian Renjun mengulurkan tangannya dan menyapu bibir gue dengan tangannya.

"Lipstik lo ketebelen." Ucapnya kemudian turun dari mobil. Gue menyinyir ke dia.

Masa iya gue pakai lipstik ketebelen? Perasaan tadi gue kasih dikit banget deh, cuma biar nggak pucet aja.

Renjun turun dari mobil setelahnya.

Gue pun mengikuti Renjun turun dari mobil dan langsung berlari ke arah sekolah. Gue meninggalkan Renjun di belakang gue. Bukan urusan gue kalau dia nanti telat-eh.

Beruntung gue masih sempat duduk dan menenangkan diri di kelas sebelum bel jam pertama berbunyi.

"Pr matematika udah belom?" tanya Haechan. Gue melirik sekilas ke dia dan mengangguk pelan.

[My Brother Loves Me Too Much] ft. Renjun [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang