Chapter 3

3.9K 471 40
                                    

Hidangan makan malam di rumah kediamanan Lee malam itu, tampak begitu lezat dan menggiurkan. makanan dari berbagai olahan daging, ayam, salmon, sampai dengan makanan manis seperti cheesecake dan chocolate kini tersaji di atas meja makan mereka. Mengguggah selera bagi siapapun yang melihatnya.

Namun sayangnya alih-alih bisa makan dengan lahabnya, kini jaemin malah terlihat kehilangan selera. Ya bagaimana tidak hilang selera, jika kini pemuda bernama jeno itu terus saja menatap kearahnya. Menatapnya dengan nyalang, seolah ingin mencekik lehernya!.

Sontak saja kini jaemin terlihat menciut dikursinya.

Sebenarnya Jaemin menciut bukan hanya karena tatapan jeno saja, melainkan juga karena ada perasaan takut dan bersalah dalam hatinya. Takut kalau jeno tiba-tiba akan melaporkannya. Melaporkan semua kejadian yang tadi sore dilakukannya bersama dengan haechan, pada ayah & boss ayahnya.

Bukan apa-apa, hanya saja jaemin bahkan sudah takut dengan ayahnya, apalagi dengan boss ayahnya!

Kini jaemin yang dihantui rasa takutnya, sontak tanpa sadar mulai memucat ditempatnya, dan keringat dingin keluar membanjiri pelipisnya.

Dan jeno yang menyadari itu semua. Semua ekpresi takut di wajah jaemin sana, sontak kini terlihat menyeringai ditempatnya.

"Tunggu pembalasanku bocah!"

🐰

Selama makan malam berlangsung, kini kedua keluarga tampak membincangkan banyak hal; mulai dari politik dan pekerjaan (yang banyaknya dibahas oleh kedua kepala keluarga), tentang anak-anak dan tempat pemberlanjaan (yang dibicarakaan oleh kedua nyonya keluarga), sampai dengan saling memperkenalkan diri antara satu dengan yang lainnya, (yang dilakukan oleh para anak-anak mereka).

Dan saat perkenalan berlangsung, kini ketiga putra keluarga lee sangat menunjukkan sisi positifnya. Ketiganya terlihat mendengarkan dengan seksama saat jaemin memperkenalkan dirinya. Bahkan senyum tak pernah lepas dari bibir ketiganya. Tidak seperti adik bungsu mereka, yang saat ini malah terlihat memutar matanya.

Bukan apa-apa tapi, oh ayolah! Jeno tau siapa jaemin sesungguhnya! Siapa gadis itu dan kekacauan apa yang bisa ditimbulkannya! Karena jeno adalah korbannya! Korban dari jaemin dan semua tingkah lakunya!

Dan kini saat melihat jaemin bertingkah sok manis didepan hyung-hyungnya ya wajar saja jika jeno merasa jengah dengannya!

Kini setelah selesai saling memperkenalkan diri, perbincangan para anak sudah lebih berkembang dengan mengarah pada perbincangan seputaran kekegiatan mereka.

"Jadi Jaemin kau kelas berapa?" Tanya jaehyun yang saat ini terlihat duduk bersebrangan dengan jaemin dimeja makan sana.

"Kelas 2 SMA, Jaehyun-ssi" jawabnya.

Namun cepat-cepat kini Johnny ikut menanggapi.

"Panggil oppa saja" Ujarnya.
"Panggil kami oppa saja jaemin-a, kecuali jeno. Dia seumuran denganmu."

DARR!

Entah kenapa tapi begitu nama jeno disebut, kini mood jaemin jadi anjlok!.
Tapi tunggu! Jeno seumuran denganku? Jadi bocah jahat itu satu umur denganku? Tapi sudah mengendarai sendiri mobil miliknya, dan tuan lee mengizinkannya?! Daebak! Lalu kenapa ayahnya tidak melakukan hal yang sama. Ini sungguh tidak adil! kini perasaan iri memenuhi benak jaemin.

"Jaemin?"

"Jaemin?"

Jaemin terperanjat saat kini jaehyun memanggil namanya. Berulang kali sampai jaemin kembali pada kesadarannya.

"Ah ne oppa?" Jawabnya.

"Kau sekolah dimana?"

"Dream school oppa"

"Oh Dream school yang itu!" Kini keempatnya terlihat terkejut, tak terkecuali jeno dikursinya.

"Kebetulan sekali!"

"Kalian berdua satu sekolah kalau begitu"

"Apa???!"

"Kau dan jeno satu sekolah kalau begitu!"

🐰

Benar saja dikesokan harinya. Dream school di gegerkan dengan kedatangan siswa baru yang baru saja pindah dari ibu kota. Tak terkeculi haechan yang saat ini terlihat tengah bergosip bersama dengan teman-temannya

Namun sayangnya, kegemparan ini tak dirasakan jaemin yang pagi itu datang terlambat ke sekolahnya. Karena alih-alih bisa memperhatikan kerumunan teman-temannya yang saat ini tengah bergosip & berkumpul dilapangan sana, kini jaemin malah terlihat berlari menuju kelasnya. Berlari sekencang-kencangnya, karena kini bel telah berbunyi dengan nyaringanya.

Sesampainya dikelas, jaemin kini ingin segera menceritakan semuannya!. Semua cerita tentang kunjungannya, kerumah boss dari ayahnya semalam pada haechan. Termasuk petaka yang akan dihadapi keduannya!.

Dan haechan-pun juga sama. Kini begitu gadis itu kembali ke kelasnya, setelah bergosip dengan biang gosip lainya. gadis itu segera ingin membagikan gosip terhangat yang baru saja didengarnya pada jaemin disana!.

Namun sayangnya, saat baru akan membagi cerita masing-masing, kini tiba-tiba saja radio sekolah berbunyi diatas sana. Membagikan pengumuman agar para siswa segera berkumpul di aula.
.

Di aula, kini jaemin dan haechan terlihat tengah duduk bersamping-sampingan. Dan saat keduannya kini tengah mendengarkan pengarahan dari kepala sekolah disana. Keduannya terlihat sembunyi-sembunyi membagi cerita mereka.

Dimulai dari jaemin yang menceritakan tentang tuan dan nyonya lee, rumah mereka, makanan yang di suguhkannya, putra-putranya, dan terakhir saat jaemin akan menceritakan tentang jeno,  kini tiba-tiba saja seluruh aula mendadak riuh. Keriuhan yang membuyarkan pembicaraan keduannya.

Jaemin dan haechan sama-sama melihat keatas panggung di depan sana. Dan begitu mata keduannya bertemu tatap dengan sosok anak laki-laki yang tengah berdiri disamping kepala sekolah diatas panggung aula di sana, keduannya menunjukkan reaksi yang berbeda.

Reaksi Haechan ikut riuh dan bersorak seperti siswa lainnya. sedang jaemin, kini gadis itu hanya terlihat mematung terlalu terkejut ditempatnya.

"jaemin-a, ini gosip yang tadi ingin ku bagikan padamu!" / "Haechan-a, dia adalah petaka yang ingin ku ceritakan padamu"

Tanpa sadar kini keduannya saling membicarakan hal yang sama, antara satu dengan yang lainnya. namun dengan sudut pandang yang berbeda!.

Anak Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang