"Kalian berdua, resume buku nomor 017.26/j9/11-f di perpustakaan sekarang. Saya tidak menerima murid yang tidak bisa diam mendengarkan."
Salsa mengucap itu dengan nada yang dibuat-buat, menirukan apa yang diucapkan guru bahasa inggris, alasan mengapa mereka berdua bisa di perpustakaan dengan buku tebal di depannya.
"Pokoknya sialan banget, ah. Gila. Ada ya, cuma karna kita berisik di kelas hukumannya ratusan lembar. Yang bener aja"
Feyara terkekeh pelan dan mengangguk setuju.
"Lagian nomor buku kayak gini bisa dihafal juga? Astaga, mana tebel banget ternyata nih buku"
Feyara mendengarkan ocehan sahabatnya sambil membolak-balikkan buku itu tanpa minat sedikitpun.
"Btw ra, lo punya mantan?" Salsa berucap dengan bisik-bisik setelah sebelumnya mendapat peringatan dari penjaga perpustakaan karena dirinya yang berisik.
Feyara bergumam pelan dan mengangkat bahunya. "Mantan ya"
Salsa mengangguk-angguk. "Cecan kek lo masa gaada si? Pasti ada lah"
Cecan.
Orang-orang biasanya menyebut kata itu, singkatan dari cewek cantik.
Feyara memegang dagunya dan melihat ke atas, berfikir. "Gak ada" ia kembali menatap buku yang sudah membuka halaman pertama di depannya.
Salsa menutup buku milik sahabatnya itu dengan sedikit kasar. "Jahat banget si lo gak nganggep mereka mantan"
"Gue emang gak pernah pacaran" Feyara menghembuskan nafas kesal. "Lo tau sendiri, kak Afka se posessive apa, se protective apa, gimana gue bisa pacaran. Toh gue ngerti gituan pas smp, dan smp itu masih kecil buat ngelaksanainnya."
Salsa menggeleng-gelengkan kepalanya takjub mendengar sahabatnya yang belum pernah pacaran.
"Tapi gue gak se-cupu itu ya! Atau kayak novel-novel yang sering gue baca, gak pernah pacaran terus polos banget. Gak. Gak gitu. Gue cukup paham kok, pacaran tuh gimana."
Feyara membenarkan kembali letak kacamatanya. Ia mengamati buku-buku yang berada di rak terdekat tempat ia duduk sekarang, membaca satu persatu judul buku dari sisi samping.
Salsa mengambil ponselnya dari saku rok, dan menunjukkan sebuah foto tepat di depan wajah yang feyara. "Ra, gue cantik ya"
Feyara berdecak malas ketika Salsa yang tiba-tiba mengatakan suatu hal ngaco dan terdengar suara aduhan dari Salsa setelah mendapat jitakan tepat di keningnya.
Feyara kembali duduk setelah beranjak sebentar mengambil sebuah novel tebal.
Belum sempat ia membuka cover novel itu, sebuah suara menginterupsinya.
"Eum, permisi. Boleh gue pinjem novelnya?" lelaki itu berbicara pelan dan sopan walaupun wajahnya berkeringat dan panik seperti dikejar sesuatu. Ia menunjuk sebuah buku yang berada di hadapan Feyara sekarang.
Gadis yang diajak bicara justru menyerngitkan dahi bingung. "Gue ada perlu penting sama novel itu, tentang tugas ditambah guru killer." Lanjut laki-laki itu.
"Novel itu cuma ada 1 di perpus, gue pinjem sekarang ya?"
Dan Feyara mengangguk singkat lalu memberikan apa yang diminta oleh seseorang di hadapannya. Ia kembali mengangguk ketika laki-laki itu mengucapkan terimakasih, dan terburu-buru lari meninggalkan perpustakan.
"Kayak pernah lihat" Feyara bergumam kecil dan kembali membuka buku cetaknya yang tadi—
Brak
—ditutup kembali oleh Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Complex
RomanceNamanya Feyara Lisa Devanno. Tapi gadis itu lebih suka dirinya dipanggil Ara. Anak bungsu dan perempuan satu-satunya yang sangat disayang oleh ayah dan bundanya, bahkan tak terkecuali kakaknya laki-laki, Alkhalifi Gafka Devanno. Dengan selisih umur...