Salam dari bekasi, anjai. —Chanu ganteng
-oOo-
Saat ini di kelas Sinb sedang kosong, tidak ada guru di dalamnya. Tentu saja para murid langsung melakukan aktivitas mereka semaunya, asalkan masih di dalam kelas.
Chanwoo, Moonbin, Vernon dan sebagian anak laki-laki di dalam kelas sedang mabar ML. Dahyun, Eunseo, Yein, dan Elkie sedang ngerumpi. Seungkwan sedang makan cireng isi yang ia beli sepulang dari toilet. Hyunjoo dan Umji sedang baca buku. Dan sebagian lainnya mengambil kesempatan untuk tidur.
Keadaan seperti inilah yang terjadi di kelas Sinb akhir-akhir ini, apabila mereka sedang ada jam kosong.
Ujian praktek dilakukan sesuai jam mata pelajarannya. Misalnya mereka akan melakukan ujian praktek biologi di jam pelajaran biologi, praktek olahraga di jam pelajaran olahraga. Dan begitu pun seterusnya.
Luckily, jadwal pelajaran Sinb hari ini adalah Matematika, IPS dan PKN. Tidak ada ujian praktek untuk ketiga pelajaran itu, makanya hari ini mereka free.
KRETEK!
Sinb melakukan peregangan kecil untuk mengurangi rasa pegal di tubuhnya. Sepertinya rasa lelah masih melekat di tubuhnya.
Gadis cantik itu segera mengeluarkan notebook-nya lalu memainkan game untuk membunuh rasa bosannya. The Sims 4.
-x-
Sinb terlihat membereskan buku-bukunya dan langsung memasukannya ke dalam tas ransel miliknya.
Ia ingin pulang sekarang karena bel sudah berbunyi dari tujuh belas menit yang lalu. Sekolahnya pun sudah mulai sepi—walaupun masih banyak murid di dalamnya.
"Heh, nyet. Jangan lupa bawa telor bebek buat praktek biologi besok." Chanwoo nyelonong tiba-tiba sambil berlalu keluar kelas.
"Lah? Bukannya itu bagian lo? Lo lah yang bawa, enak aja nyuruh-nyuruh. Gue bukan babu." Sewot Sinb lalu berlari kecil menyusul Chanwoo. Gadis itu menarik tas Chanwoo agar cowok itu melambatkan langkahnya.
"Nyadar diri dong. Gue kan bawa perlengkapan yang lain. Cuman bawa telor aja protes, tebir lo nyet." Omel Chanwoo sambil berjalan keluar sekolah bersama Sinb.
"Gue ga protes, lo aja yang sensitif kek pantat bayi."
"Yeh gambus. Sial banget gue sebangku sama lo. Kalo ada kerja kelompok satu kelompok terus sama lo. Mana mah nyusahin."
"Wah si babi, lo kira gue seneng gitu sebangku sama lo? Iyuh. Najis tujuh turunan!"
"Babi babi, gini-gini banyak yang naksir tau!"
"Dih, belom pada sadar aja mereka."
Chanwoo dan Sinb terus-terusan berdebat di sepanjang jalan menuju rumah mereka. Tanpa mereka sadari mereka sudah pulang bareng.
-x-
"Selamat pagi, anak-anak!" Sapa bu Sari, sang guru biologi. Dengan serempak pula murid-murid di dalam kelas itu membalas sapaannya.
Minus Sinb dan Chanwoo yang keki karena lagi-lagi satu kelompok. Masih menyalahkan undian sialan pada awal semester yang menyebabkan keduanya duduk semeja.
"Baiklah, hari ini kita akan melakukan praktek untuk membuat telur asin. Kalian bawa bahan-bahannya kan?" Tanya bu Sari dengan senyum lima jari.
"Bawa, bu!"
"Nah, silahkan bentuk kelompok!" Padahal tidak usah disuruh pun, kelompoknya sudah terbentuk. Karena anggota kelompoknya hanya dua, yaitu dengan teman sebangku.
"Nyet, bawa telornya kan?"
"Bawa!" Jawab Sinb ketus sambil mengeluarkan tiga butir telur dari dalam kantong plastiknya.
"Nah, kalau sudah silahkan lakukan langkah-langkah yang ibu sebutkan ya. Pertama, salah satu bahan adonan yang kalian bawa dicampur dengan garam dan salpeter sesuai takaran yang telah ditentukan." Terang bu Sari nyaring-nyaring dari depan kelas, dengan segera para murid langsung melakukannya.
"Heh, panu. Lo bawa campuran apa?"
"Abu gosok." Jawab Chanwoo singkat, jelas, dan padat. Segera ia taburkan abu gosok yang dibawanya ke dalam sebuah baskom kecil lalu mencampurnya dengan garam. Sesuai instruksi bu Sari.
"Kedua, aduk adonan tersebut hingga tercampur rata."
Chanwoo dengan sigap langsung melakukan yang dikatakan bu Sari barusan.
"Oy, gue dong yang ngaduk. Lu mulu dah." Sinb menarik baskom yang berisi baskom tersebut tiba-tiba.
"Jangan! Yang ada ancur ntar kalo sama lu, biar gue aja!" Chanwoo pun langsung menarik baskom tersebut dari tangan Sinb.
"Dih, si anjir! Maksud lu gue ngerecokin doang gitu? Udah sini gue aja!" Sinb langsung merebut baskom yang berisi adonan tersebut dan mengaduknya dengan kekuatan kuli.
"Jangan weh!" Dan akhirnya mereka beradu memperebutkan baskom tadi.
"Ketiga, tambahkan a—"
"SINIIN GAK?!" Teriakan Sinbi barusan mampu memotong penjelasan bu Sari.
Kelas menjadi hening.
Seluruh mata langsung terarah kepada sepasang pegulat kita yang masih berkutat memperebutkan baskom malang tersebut.
"SINBI! CHANWOO! JANGAN BERISIK ATAU KELUAR!"
-x-
"Hahh, selesai juga." Gumam Chanwoo sambil mengelap peluhnya dengan tangan yang kotor akan abu gosok. Tangannya mengotori wajahnya yang tampan, membuat Sinb yang melihat wajah Chanwoo langsung tertawa keras.
"Jelek banget!" Hina Sinb disela tawanya.
Chanwoo langsung memandangi Sinb dengan wajah sebal. Detik selanjutnya ia tersenyum creepy, seperti mendapat sebuah penerangan.
"HUWEEEE!"
Ternyata, Chanwoo langsung menggosokkan sisa abu gosok itu di wajah mulus Sinb dengan ganas.
"Waw, monyet ombre buruk rupa." Chanwoo tertawa terbahak-bahak.
"Kampret! Rasain nih!"
Sinb yang tidak terima langsung membalas perbuatan Chanwoo. Mereka terus-terusan mengotori wajah satu sama lain dengan abu gosok, sehingga wajah mereka terlihat dekil. Seperti upik abu.
Setelah capek, mereka langsung berpandangan. Detik berikutnya mereka langsung tertawa terpingkal-pingkal.
"Jelek banget njir!" Seru mereka bersamaan.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
ROUGH
RandomIni bukan ff bertema kerajaan. Just a rough girl with a cool guy. Sebenarnya, mereka sama-sama kasar. "Yun, kayanya bakal ada benci jadi cinta nih." Des 19, 2018 - Now ©Athenscore