"heii kau yang di supermarket waktu itu bukan?" tutur seorang pria dengan wajah datarnya, buku note pesanan yang akan ku serahkan ada seorang pira, di meja 15 ini, berhenti di udara, wajahnya ku teliti, tapi aku masih tidak ingat kalau aku mengenalnya.
Aku menengok seisi cafe, takut ada yang memperhatikan, pasalnya aku sekarang sedang bekerja, bisa dipastikan aku akan dapat masalah jika dikiranya aku ada macam-macam dengan pelanggan, maklum saja, sebagian orang pegawai menandang miring padaku, karena aku juga bekerja di bar.
Aku mengangkat alis, "benarkah?"
"Yah, kau yang memakai ransel ungu." ehh kenapa dia tahu aku ransel kesayangan ku. "ck.. Kau yang memberikan mie istan milikku yang tak sengaja terjatuh."
Oh yang itu.
Aku menggaruk tengkuku, ternyata ingatannya bagus, "Iya, kurasa itu aku."
"Bagus, kurasa, kau menjatuhkan sesuatu kali ini. " sekarang dahiku semakin mengkerut, buku note yang ingin berikan padanya, ku peluk lagi.
"menjatuhkan sesuatu?"
Dia mengangguk,
Tunggu, aku bahkan tidak tahu aku menjatuhkan belanjaan ku, pelik.
Aku menggaruk pelipis, dan tersenyum kikuk, "Aku rasa, aku tidak menjatuhkan apapun."
"Masih belum sadar?"
"yeah?"
"menjatuhkan hatiku."
Hah!
Aku memperhatikan wajahnya dengan serius, berharap ia tertawa terbahak, tapi. Yang kulihat hanya wajah super seriusnya
Aku mendengus kesal, "Mau pesan apa?" kataku datar, dia hanya tersenyum ketat."Satu Latte, dan satu wafel cokelat."
Aku mencatat, memintanya menunggu, dia kembali melemparkan senyum separuhnya.
***
"Oh, kau kenal Leo!." kata Hyeri. Padaku, saat dengan tak sengaja dia memperhatikan ku sewaktu pria tadi mencoba mengusikku.
"Kau mengenalnya?"
Hyeri mengeluh lalu mengangkat bahu, "Aku tidak kenal, hanya saja aku tahu siapa dia. Kau mengenal"
"Siapa dia?"
"dia seorang penyanyi, dulu dia sempat menjadi penyanyi tetap di Cafe ini saat aku baru bekerja, tapi sekarang, dia itu penyanyi sukses di korea."
Menakjubkan.
"yeah, aku bertemu dengannya saat di supermarket."
Aku membereskan beberapa piring di rak. Dan ku rasa hyeri mengangguk mengerti. "Kau tahu. Aku rasa dia tertarik kepadamu."
Aku menengok padanya dan memberi isyarat 'Jangan Bercanda padaku'. Dia hanya mengangkay bahu dan tersenyum simpul.
"Sudalah aku tidak tertatik soal pria. Banyak yang mengecewakan didunia ini. Jangan kau tambah dengan persoalan hati" kataku bersajak
"kau ini terdengar seperti pernah kecewa saja." kata hyeri dan mengambil sebuah lap, lalu membersihkan meja.
Aku merapihkan beberapa buku menu, dan menyusunnya di tempat semula.
Dari sudut mata, ku lihat leo masih membaca buku dan sesekali menyantap makanannya. Tanpa mengalihkan perhatian nya pada apapun. Selain benda yang ia pegang.
Menarik.
***
"dua anggur merah, dan satu piring kentang goreng." pria bernama kim myungsoo itu kembali memesan. Dan ini kesekian kalinya pria itu datang ke bar. Dia terlihat lebih ekspresif dari tang lalu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wishing On A Star
ChickLitKisahnya dimulai saat jiyeon harus pindah kerumah bibinya, setelah ayahnya meninggal. Menjalani pekerjaan paruh waktu membuat jiyeon bisa menyewa rumah, dan jauh dari sang kakak sepupunya yang mencoba menodainya. Tapi, ditempat barunya, ia merasa h...