Chapter Ten

1.3K 214 31
                                    

“Mata itu, senyuman itu dimana aku melihatnya. Siapa tadi namanya, Kim.. Kim Jaejin, Kim Jaejin, Kim Jaejin,” BoA menggumamkan nama itu terus menerus.

“Kim Jaejin, Kim…….. Jaejoong?!” BoA memekik terkejut dengan ucapannya barusan dan itu sukses membuahkan desisan karyawan yang lain. BoA merasa salah lantas sedikit membungkuk untuk meminta maaf dan segera melanjutkan pekerjaannya.

“Kim Jaejin, Kim Jaejoong,” bahkan sepulang kerja BoA berusaha menyatukan ingatannya tentang Kim Jaejoong yang sudah lama ia kubur dalam ingatannya. Ia membuka situs untuk mencari tau. Terutama gambar gambar Jennifer Kim itu.

BoA seolah teringat sesuatu lantas keluar dari kamarnya dan itu mengejutkan Yuri yang sedang lewat didepan kamar sepupunya tersebut. BoA mengabaikan Yuri dan berlari menuju gudang. Yuri melihat BoA yang berlari masuk kedalam gudang lantas mendadak cemas. BoA mungkin teringat sesuatu.

“Dimana aku meletakkan itu,” gumam BoA sambil mengacak acak buku dan beberapa barang yang beberapa hari lalu sudah Yuri rapikan.

“Ini dia,” BoA menemukan buku kuning dan tersenyum jahat seolah menemukan sesuatu yang akan meunjukkan kebenaran.

“Aku akan membongkar semuanya. Berani beraninya kau kembali dan menemui Yunho,” desisnya dengan wajah seperti seorang psikopat kejam.

Dibalik pintu Yuri nyaris menangis mendengar ocehan BoA tentang membongkar semuanya. “Sialan, kemana benda itu?!”

Yuri mendengar umpatan BoA langsung menjauh dan masuk ke kamarnya untuk menghindari BoA yang mungkin akan menyanyainya macam macam. Yuri yakin BoA mencari foto yang ia berikan pada Jaejin beberapa hari yang lalu.

Yuri menutup pintu bertepatan dengan BoA yang baru saja keluar dari gudang. “Yah Kwon Yuri, berhenti.”

BoA sudah memanggilnya namun Yuri tidak mendengar, atau sengaja tidak mendengarnya. “Yah, kau yang merapikan gudang?” tanya BoA.

‘Untung saja aku mengambil foto itu tepat sebelum BoA eonni mengingatnya.’ Batin Yuri.

Menetralkan nafasnya dan membuka pintu dengan wajah malas bercampur kesal untuk menutupi kegugupannya. “Apa? Aku sudah merapikan gudang itu dan sekarang kau mengacaukannya lagi?”

“Jawab saja,” BoA kini malah yang lebih kesal.

“Iya! Aku juga membuang sampah sampah mu itu,” jawab Yuri.

“Aish kau bodoh sialan,” umpat BoA.

“Mwo? Apa yang baru saja kau katakan padaku?” Yuri tidak terima.

BoA tidak mendengar lantas berlari keluar dan Yuri panik, sepertinya BoA akan menemui Yunho. “Yah eonni!” Yuri berlari menyusul BoA.

.
.
.

Jaejin berdiri didepan café Yunho yang sudah memasang tanda tutup dengan gugup, namun dari luar ia melihat Siwon yang tengah berbincang bersama Yunho, Yoona, Yoochun dan Junsu dengan santainya.

Membuka pintu café dan itu menarik perhatian orang orang disana. “Jaejin ah,” itu Yunho yang menyapa dengan senyum mengembang.

“Eonni,” kini Yoona menyapanya dengan riang.

“Kemarilah noona,” Junsu melambaikan tangannya.

Yoochun mengangguk sembari tersenyum menyapa Jaejin dan gesturnya memintanya bergabung. Siwon disana juga mengangguk memberikan semangat pada Jaejin. Ia sudah tau apa yang akan yeoja itu lakukan.

Jaejin kembali gugup melihat bagaimana hangatnya mereka padanya sekarang tanpa mengetahui kalau situasi ini mungkin akan berubah 180 derajat setelah mengetahui apa yang akan ia katakan.

Please, Give Me A ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang