PART 1 : PERJALANAN

3.9K 126 14
                                    

Sebelumnya, perkenalkan namaku Irga atau biasa dipanggil Ega, usiaku kini 19 tahun dan aku hanyalah seorang anak muda biasa yang memilih alam sebagai tempat untuk memahami apa makna hidup sebenarnya.

Seperti para penikmat alam lainnya, aku juga gemar mendaki gunung, dan sudah ada beberapa gunung yang t'lah kurasakan keindahan dan kenikmatannya berada diatas puncak yang tak bisa kutemui di kota.

Beberapa waktu yang lalu, aku melakukan pendakian di gunung Kaba, Bengkulu. Pendakian kulakukan berdua bersama sepupuku yang usianya 4 tahun lebih muda dariku, Habib namanya. Usianya memang terbilang sangat muda, namun pengalamannya dalam mendaki gunung tak bisa diragukan lagi, apalagi mendaki gunung Kaba, mungkin sudah tak terhitung lagi seberapa seringnya ia mendaki di sana.

Persiapan kami sediakan sejak malam hari, mulai dari; keril, tenda, kompor, nesting,
persediaan makanan dan sebagainya. Kami berencana untuk estafet agar tidak begitu memakan biaya untuk menggunakan travel, sebab dari kota Bengkulu menuju gunung Kaba memakan waktu 3 jam perjalanan normal. Setelah dirasa semua sudah lengkap, kami harus ber-istirahat, karna perjalanan akan dimulai esok pagi.

Pagi t'lah tiba, mentari sudah menampakan sinarnya dari ufuk timur, itu tandanya kami harus bergegas. Setelah mandi, sarapan, dan tidak lupa pula memohon izin dari kedua orang tua, kami pun memulai perjalanan yang pastinya akan terasa begitu berkesan.

Perjalanan dimulai dengan menumpangi truk yang kebetulan searah dengan perjalanan kami. Namun, tak begitu lama di perjalanan, truk yang kami tumpangi harus terhenti di sebuah daerah yang bernama Air hitam untuk membongkar muatan batu bara di sana.

Setelah turun, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, di tengah perjalanan kami juga menemui beberapa pendaki yang kebetulan juga estafet menuju gunung. Dari beberapa pendaki yang kami temui, ada sekelompok pendaki yang membuat kami tertarik, sebab mereka hanyalah 4 anak SMP yang sudah memiliki nyali untuk ber estafet. Kami bergegas untuk menyapa dan menghampiri mereka. Mereka ber-4 masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Masing-masing bernama Ryan, Aldi, Acil, dan Topik. Tak disangka-sangka ini adalah perjalanan perdana mereka mendaki gunung Kaba.

Setelah berbincang cukup lama dan rasa iba melihat mereka yang begitu kesulitan, kami akhirnya memutuskan untuk mendaki bersama. Tak butuh waktu lama menunggu tumpangan, ada sebuah pick up pengangkut sayur yang kebetulan bertujuan sama dengan kami, yaitu Kec. Curup. Tempat di mana gunung Kaba berdiri kokoh.
"Wah sebuah keberuntungan nih!" - Ucapku.

Di tengah perjalanan kami asyik bersenda gurau, ditambah lagi si Acil yang sangat mencolok dari mereka semua. Karena, Acil anak yang paling tidak bisa berhenti menjahili teman-temanya. Kami memberi mereka gelar "NARUTO" Karena mereka mewarnai rambut mereka dengan warna kuning mencolok, lucu sekali, sungguh perjalanan yang sangat seru.

Tawa demi tawa, canda demi canda, tak terasa kami sudah tiba ditujuan. Kami bergegas turun, dan tak lupa pula berterima kasih dengan supir yang baik hati menumpangi kami, "SEMANGAAAAT!!!" Ucap supir seraya menyemangati kami.

Dari gerbang wisata menuju pos pendakian berjarak 4KM dan kami harus berjalan kaki. Jauh memang, tetapi jarak tak terasa jauh sebab di perjalanan kami tak henti-hentinya bersenda gurau, ditambah lagi sikap Acil yang sangat lucu.

Di separuh perjalanan kami mampir di sebuah rumah makan yang bernama LESTARI. Rumah makan yang sangat terkenal di kalangan para pendaki di sana. Kami makan dengan lahap dan beristirahat disana sembari mengisi tenaga yang terkuras selama di perjalanan tadi.

Ketika sedang santainya beristirahat, sekelompok anak SMP itu memutuskan untuk berpisah dengan kami, karna mereka beranggapan jika mereka mendaki bersama kami, mereka tidak mendapatkan pengalaman yang hebat di pendakian perdana mereka ini, dan kami berjanjian untuk bertemu di area Camp 1 setelah dipuncak nanti.

PULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang