Hinata yang mulai muak dengan semua renkarnasi nya, memutuskan untuk mempercayakan kehidupannya yang ini dengan moon goddes.
Ia merasa sangat tertantang dengan kehidupannya ini, dan ia menjalaninya dengan penuh semangat.
Bagaimana tidak? Baru lahir...
Hinata kecil melangkah mendekati ayahnya yang kini tengah duduk di kursi kebanggaannya sambil membaca tumpukan kertas didepannya.
"Mau apa kau?" Tanya haishi dingin, Hinata hanya tersenyum sambil memeluk bonekanya
Hinata memeluk salah satu kaki ayahnya dengan salah satu tangannya yang tidak memeluk boneka itu. Dan seperti biasa, haishi akan menendang Hinata hingga terpental. Dan seperti biasanya juga, Hinata akan tertawa dengan bahagia sambil memandang ayahnya penuh cinta.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ayah!!... Uan un!.." Hinata kecil berseru dengan penuh semangat
"Kau sudah bisa bicara?"
Tanya haishi sambil melirik Hinata, Hinata kecil menggangguku semangat seolah-olah ia memahami ayahnya. Walau memang itu kenyataannya.
"Emb! Ayah! Uan un.." Hinata kecil kembali berseru
"Apa maksudmu?"
Tanya haishi, Hinata kembali mengulang seruannya tadi. Dan karena kesal, haishi memanggil Ima untuk menerjemahkannya.
"Ayah, uan un!"
Hinata kembali berseru, Ima menatap Hinata penuh kebanggaan. Ia sangat terharu karena kata pertama yang dapat Hinata ucapkan dengan benar adalah 'ayah'.
"Sepertinya ia berusaha mengucapkan 'selamat ulang tahun' untuk anda tuan" ucap Ima menjelaskan
"Kau tau hari ini aku ulang tahun?" Tanya haishi yang cukup terkejut. Ia melangkah dan berjongkok didepan Hinata kecil. Hinata tertawa senang dan bertepuk tangan
'akhirnya dia mengerti' batin Hinata yang sedari tadi sudah menahan kekesalan
"Uan un! A!"
"Chu~"
Seru Hinata kecil lagi sambil mengecup singkat pipi haishi. Sontak saja Ima menjadi takut, takut jika saja haishi akan menghukum Hinata atas kelancangannya.
Namun bukannya marah. Haishi tersenyum tipis dan mengusap kepala Hinata lembut.
"Berikan anak ini makan" perintah haishi pada Ima sambil melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.
"Anak pintar!! Kau sudah membuat ayahmu tersentuh.." ucap Ima bangga sambil mengangkat tubuh kecil Hinata dan mencium pipinya
'berhasil!' Mindlink Hinata pada L yang bersorak bahagia
"Dasar licik, menggunakan topeng anak lugu lagi..." Ejek L
'biar saja, yang penting rencanaku berhasil!! ...Setidaknya ayah mulai tertarik padaku' mindlink Hinata
Sebenarnya L masih ingin menggoda Hinata. Namun ia tahu, kebahagiaan yang saat ini Hinata dapat tidaklah mudah. jadi dia akan membiarkan Hinata menikmati kebahagian ini.
"Tertarik pada kita, b*doh! Aku dan kamu kan satu.."
'ishh.. '
"Berikutnya siapa yang ingin kau buat luluh?" Tanya L penasaran