Kagura menggembungkan pipinya sambil bertopang dagu, dia tampak imut melakukannya walaupun usianya sudah memasuki 25 tahun. Dia sedang berada di ruang privat sebuah restoran keluarga. Rencananya dia akan makan siang bersama seseorang 15 menit yang lalu, namun orang yang ditunggu belum muncul juga.
Pintu berderit, seseorang memasuki ruangannya. Seorang pria yang mengenakan setelan jaz rancangan desaigner ternama, dengan postur dan wajah yang menawan. Pria itu tersenyum tipis walaupun menerima tatapan tajam dari gadisnya.
"Seharusnya kau tidak membuat seorang bintang papan atas menunggu," rengut Kagura. "jika tidak bisa datang kau bisa menghubungiku." pria itu tampak gemas, menangkup wajah kecil dan memberikan ciuman pada bibir merah yang tampak ranum itu.
"Mana mungkin aku tidak datang." jawab sang Pria. Dia adalah Okita Sougo, seorang CEO muda yang memiliki bisnis Start Up dan Properti. Wajahnya sering terpampang di majalah bisnis, menjadi salah satu deretan pria idaman wanita Jepang. Setelah konferensi bisnis yang dia lakukan di USA, akhir-akhir ini dia masuk sebagai deretan pria idaman wanita dunia. Sungguh menggelikan. Pikir Kagura.
"Kau sudah memesan makanan?" Kagura mengangguk. Dia memperhatikan Sougo yang duduk didepannya dengan pandangan menerawang.
"Kenapa waktu itu aku setuju menikahimu yah? Kau tidak terlalu tinggi, kau juga tidak terlalu tampan. Aah.. mungkin karena hormonku yang tinggi, sedikit rangsangan membuatku lupa diri?" ucapnya santai. Pria didepannya tersenyum namun didahinya tercetak jelas perempatan imajiner.
"Sebaiknya kau jaga mulutmu, babiku yang cantik." ucapnya menahan kesal.
Pesanan makanan mereka telah tiba, pelayan wanita yang membawa makanan tampak sesekali mencuri pandang pada Sougo dan tampak kaget karena mengenali pria itu. Dia juga mengenal wanita yang duduk dihadapannya. Bukankah ini skandal yang bagus, seorang artis yang tidak punya skandal dekat dengan pria makan bersama dengan CEO muda impian para wanita.
"Hm," Sougo berdehem dan tersenyum manis pada pelayan. "Kau pelayan baru?" wanita itu mengangguk. "Managermu sudah memberitahumu?" wanita itu menggangguk lagi. "Anggap saja kau tidak mengenal kami, oke?" Pelayan itu pergi dan pintu kembali tertutup. Kagura sudah mulai makan dengan lahap tanpa menunggu atau mengajak Sougo untuk makan. Tidak merasa terganggu jika Sougo tersenyum pada wanita lain.
"Kau tidak cemburu melihat aku tersenyum pada wanita lain?" pancing Sougo sambil memotong daging steak dihadapannya.
"Tidak." jawab Kagura cepat. Perempatan imajiner bertambah di dahi Sougo, dia menelan daging yang baru masuk mulutnya dengan berat. Mulai meragukan tentang pilihannya menikahi gadis yang tidak punya hati ini. "Aku tau kau cinta mati padaku. Jika tidak kau tidak akan mengajaku menikah saat pertama kali bertemu setelah sekian lama lulus sekolah."
Sougo yang sedang meminum wine terbatuk karena tersedak dengan liurnya sendiri. Memang benar. Sudah berapa kali dia dikalahkan oleh gadis ini? Dia harus membalasnya!
"Oke, kau yang menang jika menyangkut hal ini."
"Senangnya melihat Pangeran Sadis sekolah kalah.. Kau tau, mendengar ini.. Nobume pasti akan tertawa mendengarnya. Hahaha.."
"Kalian masih saling menghubungi?!" tanya Sougo sedikit kaget, dengan polosnya dia mengangguk tidak tau jika sang suami menahan kesal mendengar kenyataan itu. Sepupu sialan.. Kau bilang tidak bisa menghubungi Kagura setelah dia pindah ke China. Kau akan lihat apa akibatnya nanti.
Ponsel Sougo berbunyi, sudah dipastikan sekertarisnya mencari keberadaannya. "Alarm sudah berbunyi." ujar Sougo sambil menunjukan ponselnya. Dia beranjak dari kursi dan menghampiri Kagura memberikan kecupan didahinya. "aku selalu merasa rindu padamu." gumamnya. Kagura terkekeh pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Okikagu Oneshot
FanfictionHi! This is new area of Okikagu. Yeay! . . . Terimakasih sudah mampir!!