2 Januari 2019, Jakarta Selatan
28° celsius.___
Hangat nya sinar matahari, malah membuat lelaki berdarah USA-Indonesia itu ingin kembali ke alam mimpi nya. Pintu kamar terbuka. Terlihat seorang wanita muda, berkisaran umur 21 tahun nampak lelah menghadapi sikap adik semata wayangnya.
"WOY BANGUN DONG!" Teriakannya mampu membuat sang empu pemilik kamar jatuh dari ranjang kesayangannya.
"Ah bangsat Lo kak, sakit nih punggung gue," ucap si lelaki seraya mengelus punggungnya yang sakit.
"Ya, suruh siapa Lo belum bangun? Liat nih, dah jam berapa mandi Lo sana, njing. Gue mau kuliah nih! Gue tunggu 10 menit di bawah. Lo harus udah siap, yes?."
"Hmm."
Kevan Marcello Raditya, atau panggil saja Kemal. Lelaki yang sering pulang-pergi USA-Indonesia hanya untuk membeli sepasang sepatu.
Dia sangat lelah, maka nya dia ingin kembali ke alam mimpinya. Namun sejuta sayang, sang kakak yang paling ia segani. Menyuruh oh memaksanya untuk segera pergi ke sekolah.
Dan, dengan langkah gontai. Kemal berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap pergi kesekolah.
___
"Selamat belajar adikku yang aku sayangi." Ujar sang kakak pada Kemal yang tengah membuka seat belt. "Hidih, najis kak. Sumpah deh," ujar Kemal menatap sinis sang kakak.
"Heleh,, Udeh gih Sono sekolah. Atau mau gue kiss dulu hmm?" Goda sang kakak membuat Kemal bergidik ngeri.
Cup.
"Bye sis, jangan lupa ye. Pulang nya jemput gue." Ujar Kemal seraya membuka pintu mobil.
Mobil BMW itu melesat pergi dari hadapan Kemal, Kemal berbalik menatap gerbang berwana hitam dari sekolah lamanya. Kaki nya perlahan menuntunnya memasuki area sekolah.
Mata nya menatap sekeliling. Memperhatikan dengan seksama bangunan sekolah nya. Namun terhenti, ketika menangkap sosok gadis yang mungkin tak asing bagi nya?.
Perlahan, dia mendekat ke arah si gadis. Dan, dengan sejuta kejahilan nya. Dia menarik tas si gadis hingga gadis itu tertarik kebelakang.
"e-EH. APAAN DAH TARIK-TAR.."
Kalimat si gadis terpotong kala melihat wajah Kemal yang tengah menampakan senyum cerahnya. "ASTAGA KEMAL!" Teriak si gadis seraya memeluk Kemal.
Kemal membalas pelukan tersebut, hingga si gadis melepaskan pelukannya. "Hey baby. How are you dear?" Tanya Kemal pada gadis didepannya.
"I'm not fine sweetie. Lo sih, betah amat di USA." Jawab si gadis, Kemal terkekeh. "Yaelah, di sana tuh enak. Banyak cewek cantik, semok. Gak kayak di sini."
"Yeeeu. Dasar meshoom." Jawab nya.
Kemal tertawa puas. "Fara.. Fara.. gak berubah ye Lo." Ujar Kemal, ya gadis itu adalah Fara. Si bad girl, yang telah diceritakan di chapter sebelumnya.
"I Miss you so much, by." Kemal memeluk Fara dan menggoyangkan tubuh Fara ke kanan dan ke kiri.
"I Miss you too sweetie," ujar Fara. Pelukan kembali terlepas, Kemal dan Fara saling berpandangan. Lalu tertawa seolah ada lelucon konyol. Hingga Nana tiba di antara mereka.
Membuat kedua orang yang tengah melepas rindu itu mengalihkan atensi nya pada Nana.
"Najis ih manggil nya baby-sweetie an.
" Ujar Nana, "sirik kan Lo kan, Na??" Goda Fara. Nana tertawa lepas namun cantik, "ya gak lah, b aja gue." Jawabnya."Hey boy, nambah ganteng ye lo." Nana menyenggol bahu Kemal. "Sure, gue gitu loh, putra seorang Marcello gak ada yang gak ganteng." Sombong Kemal.
Nana mengangkat kedua tangannya, "Iye iye, anak sultan mah bebas." Kemal tersenyum bangga. "Kuy lah, ke kelas. Kangen kelas nih gue." Kemal pergi melengos dari hadapan ke duanya.
Nana juga Fara yang di belakangnya ikut menyusul Kemal. "Halah so banget kangen kelas. Biasanya juga mbolos kerjaannya." Dumel Fara disertai anggukan oleh Nana.
"Btw Far, gue udah dapet cowok yang bagus buat di jadiin status palsu." Ujar Nana membuat Fara menaikan sebelah alisnya. "Who?."
Nana tersenyum. Namun ketika ia hendak mengucapkan dialog nya, Kemal memanggil mereka dari jauh. "HEH BABU BABU KU. BURUAN NAPA LAMA AMAT!"
___
[Chapter Kemal: done]
___TBC.
"Katakan Hai pada putra Marcello."
Kevan Marcello Raditya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Status
Teen FictionDimanfaatkan oleh sahabat sendiri? Rasanya pasti sangat sakit. Apalagi ditambah diri mu menyimpan perasaan lebih pada sahaat mu. Itu yang dirasa oleh Kemal. Namun, lelaki blasteran itu memutuskan untuk bertahan dengan perasaan nya. Berharap, suatu s...