Fake Status; Three

14 4 8
                                    

Disekolah..

"Nah Far! Mampu kau mampus. Truth or dare????"

Fara diam berfikir. Kalau ia memilih truth teman-temannya akan memberi pertanyaan yang super duper memalukan. Jika ia memilih dare maka tantangan yang diberikan akan sangat tak masuk akal.

Ah yeah. Kini mereka sedang jamkos. Dan untuk mengisi kekosongan, mereka memilih untuk bermain truth or dare. Dan untuk pertama kalinya, Fara diam di kelas saat jamkos. Luar biasa.

"Gueee... Pilih dare ae dah. Tapi jangan yang macem-macem ya bangsat!" Ujar Fara seraya menunjuk teman-temannya yang sedang duduk melingkar.

"Kagak Far, Sans. Kalau gue yang kasih dare palingan Lo gue suruh guling-guling nih di lapang." Ujar lelaki yang berkacamata.

"Heh, gelo sia. Itu mainstream banget dare nya. Gimana kalau jatuhin diri dari lantai 3??" Tanya cewek dengan rambut yang dicepol ke atas.

"Setuju gue njing. Siapa tau kan, udah jatuhin diri gitu gue bisa ketemu my lovely dark angel!." Jawab Fara.

Pletak..

"SAKIT NAA!!!" Fara memegangi dahi nya yang disentil dengan begitu sadisnya oleh Nana. "Lo tuh ya kalau ngomong gak pernah di filter, gimana kalau misalnya Lo mati beneran??"

"AAMIIN...." Semua tertawa kala mendengar, Kemal mengucapkan kalimat itu. Padahal tidak ada yang lucu???.

"Udah ah. Buru, mana dare buat gue?!"

Andre, Ketua Kelas terhormat mereka. Tiba-tiba tersenyum mengerikan. "Anjir, gosah senyum kea gitu nyet!" Ujar Fara.

"Hahaha..."

Semua diam. Tawa Andre terdengar seperti psikopat.

"Gue tau. Dare yang cocok buat Lo Far," Fara merasa tak enak hati. "Dare nyaaa..."

"Lo harus, bertingkah imut di depan Raja, Far.."

"WHAT?!" Pupil mata Fara melebar. Semua temannya, tersenyum penuh arti. Bahkan Nana sekalipun. Fara panik! Bertingkah imut di depan seseorang yang sedang kau hindari adalah suatu hal paling membahayakan..

Rasanya. Fara ingin mati sekarang juga.

'Ya Tuhan, bawa aja Fara menemui kak Devan:(' innernya.

"Yang lain dong, bisa kan? Misal traktir kalian gitu," Fara mengajukan penawaran.

"Big No!!!" Dan ya, ditolak mentah-mentah.

Fara menghembuskan nafas, "oke dah oke!"

"Kapan mau dilakuin tuh dare?" Tanya Kemal. "Besok aja," ujar Fara.

"Enak aja Lo nyed!," Ujar Andre. "Jadi sekarang gitu njing?!?!" Tanya Fara,dengan nada terkejut yang dibuat-buat.

"Gue rasa mending sekarang aja sih, soalnya. Besok belom tentu jamkos! Ye gak seh?" Tanya Elena, cewek dengan rambut yang dicepol.

"Iiiih. Gak siap!!!" Ujar Fara dengan nada sedikit tinggi. "Siap gak siap harus siap Far. Eh, tadi gue liat ada yang bawa sweater pink." Ujar Nana. "Ya, gue itu yang bawa." Ujar Dea, cewek yang duduk sebelah Andre.

"Emang buat ap--OOOOHHH.. Kayaknya gue ngerti!," Lea, yang duduk sebelah Nana tersenyum penuh arti.

"Lo tau kan apa yang gue bayangkan sekarang?" Tanya Nana seraya melihat Fara. "Gue gak begitu yakin. Tapi gue tau apa yang Lo pikirin," ujar Dea.

Satu persatu murid, mengangguk tanda paham dengan isi pikiran Nana yang belum disampaikan sama sekali.

"Apa apa apa???!?!?!" Tanya Fara panik, kala teman-temannya menatap nya disertai senyum aneh.

___

TBC.

:) Biar penasaran ehe.

Fake StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang