Siwon menghentikan mobil tepat di area parkir kampusnya. Suasana masih cukup lengang mengingat hari memang masih pagi. Siwon membuka sabuk pengamannya, lalu keluar. Memutari body mobil, kemudian membukakan pintu untu seseorang di kursi penumpang.
"Aku antar dulu ke fakultasmu ya." Seperti biasa, kalimat itu terucap begitu lembut. Hyukjae yang baru keluar dari mobil menatap Siwon sambil tersenyum.
"Tidak perlu. Aku bisa sendiri siwonnie."
"Tapi Hyuk, kau_" Ucapan Siwon terputus saat telunjuk Hyukjae menempel di bibirnya.
"Ini masih terlalu pagi. Kau tak perlu khawatir padaku. Aku tak apa-apa." Satu senyuman menenangkan Hyukjae tunjukkan pada Siwon. Siwon mendekat, memeluk Hyukjae lembut kemudian menanamkan satu kecupan di puncak kepala Hyukjae.
"Hati-hati ya. Aku mencintaimu."
"Hm..."
Dan setelahnya Hyukjae mulai beranjak menuju kelasnya. Meninggalkan Siwon yang masih setia menatap punggungnya yang menjauh, dengan sorot kecewa. Kecewa karena lagi-lagi Hyukjae tak menjawab pernyatannya. Tapi kemudian, kekecewaan itu berubah menjadi kekhawatiran saat satu fikiran melintas di otaknya.
Fakultas? Kalian bertanya kenapa mereka berada di universitas? Ya. Mereka sudah masuk universitas sekarang. Hyukjae dan Siwon memang masuk di universitas yang sama namun dengan fakultas yang berbeda. Hyukjae di fakultas seni, sedang Siwon di fakultas managemen bisnis. Siwon khawatir pada Hyukjae? Tentu saja. Siwon selalu mengkhawatirkan keadaan pemuda yang sampai sekarang ini masih begitu dicintainya. Siwon mengkhawatirkan Hyukjae hanya karena satu orang. Satu orang yang sampai sekarang tak pernah membuatnya tenang, satu orang yang begitu Siwon benci, dan satu orang yang juga begitu dicintai Hyukjae. Lee Donghae. Nama itu seolah menjadi nama keramat baginya.
Siwon mencintai Hyukjae, sangat. Bahkan sampai sekarangpun perasaannya semakin besar untuk pemuda itu. Tapi Hyukjae tak pernah mau membuka hatinya. Siwon tahu jika itu karena satu orang. Lee Donghae. Ya.. Lagi-lagi nama itu.
Memaksa Hyukjae? Tidak. Siwon bukan orang seperti itu. Dia mencintai Hyukjae setulus hatinya. Apa yang membuat Hyukjae bahagia, maka ia akan merelakannya. Cheesy?? Tapi memang begitulah kenyataannya. Siwon akan tetap menunggu, menunggu sampai Hyukjae benar-benar membuka hati untuknya walau ia tak tahu kapan waktu itu akan datang. Yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah menjaga Hyukjae. Menjaga sosok rapuh itu agar ia tak selalu terjatuh.
Setelah sosok Hyukjae tak lagi terlihat dalam pandangannya, Siwon menghela nafas panjang. Kembali masuk ke mobilnya, kemudian melaju meninggalkan area parkir. Hari ini ia memang tak ada jadwal kuliah. Ia hanya mengantar Hyukjae.
.
..:: [LoveSick] ::..
.
Hyukjae melangkah pelan di lorong menuju kelasnya. Menikmati pemandangan kampusnya yang begitu tenang di pagi hari. Hyukjae berangkat pagi-pagi bukan tanpa alasan, sejujurnya ia ingin menghindari seseorang. Hyukjae menghela nafas, lagi lagi orang itu memenuhi fikirannya. Hyukjae menggeleng sekilas, berusaha menghilangkan bayangan yang berkutat di fikirannya, kemudian kembali melanjutkan langkah menuju kelasnya.
Tinggal beberapa langkah Hyukjae sampai di kelasnya, namun tiba-tiba ia berhenti. Matanya menatap lurus seseorang yang berdiri tak jauh darinya, bersandar pada dinding tepat di depan kelasnya. Seseorang yang mati-matian ia hindari justru ada di depannya sekarang, dan kini melangkah mendekat padanya. Jangan lupakan senyum liciknya yang entah kenapa selalu membuat Hyukjae berdebar.
"Sedang apa kau di sini? Donghae?" Hyukjae mencoba bertanya walau dengan suara pelan. Suasana lorong yang sepi membuat Donghae bisa mendengar ucapan Hyukjae dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sick
FanfictionKeegoisan itu mengalahkan segalanya. Jika keegoisan itu membuatmu tetap ada untukku, maka selamanya aku akan bersikap egois. Kau milikku, hanya milikku.