.
.
"Kau tidak apa-apa Hyuk?"
Hyukjae menoleh ke samping, melihat Siwon yang menatapnya dengan cemas. Hyukjae memberikan senyum lembut seolah menenangkan pada pemuda di depannya. Sejenak keduanya berpandangan penuh arti sampai kemudian Hyukjae mengalihkan tatapan, kembali memandang matahari yang mulai tenggelam di peraduannya.
Hari sudah sore, dan kini mereka tengah berada di tepi sungai Han. Hyukjae meminta Siwon mengantarkannya ke sana, yah setidaknya suasana tenang itu membuat perasaan Hyukjae lebih baik. Entah kenapa Hyukjae merasa jika hidupnya tak pernah lagi merasakan ketenangan, dia selalu dan selalu gelisah setiap harinya. Keheningan itu menyelimuti keduanya, hanya semilir angin dan suara kecil riak sungai yang mengisi.
Hyukjae menoleh lagi pada Siwon yang saat ini tengah menatap lurus ke depan. Hyukjae mengamati lelaki di sampingnya itu. Choi Siwon. Ah... Hyukjae bahkan bingung bagaimana mengungkapkan perasaannya untuk orang ini. Siwon lelaki yang sangat baik, bahkan baik mungkin tak cukup untuk mendiskripsikan sosok ini, lebih tepatnya dia sempurna.
Tiba-tiba pandangan Hyukjae meredup, hatinya mengernyit saat fikirannya berkelana tentang sosok di depannya ini. Siwon menyimpan perasaan untuknya, dan Hyukjae tahu pasti. Ah, tidak, Siwon tak menyimpan perasaannya. Sosok tampan itu bahkan sudah berkali-kali mengungkapkan perasaannya. Sudah tak terhitung berapa banyak ungkapan cinta yang diberikan Siwon untuknya. Hyukjae tahu, perasaan Siwon tulus. Begitu tulus sampai membuat Hyukjae merasa sesak jika memikirkannya.
Hyukjae tahu jika penolakannya selama ini mungkin menyakiti Siwon, tapi lelaki itu tetap di sampingnya. Melindunginya dari apapun, menjadi sandaranya saat ia dalam keterpurukan, memberikan begitu banyak cinta dan ketulusan. 'Aku akan menunggumu Hyuk, kapanpun.' Kalimat yang sering sekali Siwon ucapkan padanya saat Hyukjae mengatakan penolakan untuk pemuda itu.
Siwon bukanlah sosok yang pesonanya bisa ditolak dengan mudah, dan Hyukjae sadar itu karena begitu banyak yang mengagumi sosoknya. Tapi entah kenapa itu tak berlaku baginya. Hatinya, perasannya, sepenuhnya masih milik Donghae. Hyukjae masih sangat mencintai sosok itu. Sosok yang selalu dan selalu menyakitinya. Katakan Hyukjae bodoh, tapi perasaan siapa yang bisa mengaturnya?
Air mata Hyukjae menetes tepat saat Siwon menatapnya, dan lagi-lagi pandangan itu, pandangan cemas yang sarat akan kelembutan dan kasih sayang itu yang Siwon tunjukkan. Hyukjae tak tahan lagi, dijatuhkannya tubuhnya pada Siwon, memeluk sosok itu begitu erat dan mulai terisak di dadanya. Hati Siwon berdenyit, selalu saat melihat Hyukjae begitu rapuh. Dipeluknya tubuh Hyukjae, sesekali mengelus punggung dan kepalanya lembut untuk menenangkan.
"Maaf.. Hiks... Maafkan aku... Maafkan aku... Hiks..Hiks.." Siwon mengeratkan pelukannya saat Hyukjae mengucapkan kata maaf begitu lirih.
"Maafkan aku Siwonnie.. Hiks... Maaf..."
Siwon tak tahan lagi, dijauhkannya tubuh Hyukjae darinya agar ia bisa melihat wajah Hyukjae. Wajah manis itu sudah basah sepenuhnya sekarang, dengan isakan yang tertahan keluar dari bibirnya. Tangan Siwon terulur, bergerak lembut menghapus lelehan air mata di pipi Hyukjae.
"Untuk apa kau minta maaf hm?" Siwon bertanya begitu lembut. Hyukjae akan berucap saat Siwon justru menyela.
"Aku mengerti Hyukkie... Aku sangat mengerti.." Jemari Siwon kembali mengusap setetes air di sudut mata Hyukjae.
"Hyukkie-ah.." Nada itu begitu serius. Siwon menatap intens onix kelam Hyukjae dengan kedua tangan menangkup jemarinya lembut.
"Aku tahu bagaimana perasannmu. Aku sangat mengerti. Tapi kali ini aku benar-benar tak tahan lagi." Siwon menarik nafas dalam-dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sick
FanfictionKeegoisan itu mengalahkan segalanya. Jika keegoisan itu membuatmu tetap ada untukku, maka selamanya aku akan bersikap egois. Kau milikku, hanya milikku.