"Hoon sebenarnya..
Kata dokter kamu masih bisa melihat lagi. Tapi.. Sampai saat ini, belum ada donor mata yang sesuai denganmu. Tapi jangan patah semangat!! Aku yakin, suatu saat pasti kamu bisa melihat lagi hoon"
Ucapan guanlin barusan membuat jihoon mulai bisa menerima keadaan; walau sulit sebenarnya.
Tapi ia amat sangat bersyukur karena mempunyai orang-orang yang peduli serta menyayanginya meski dalam keadaannya saat ini.
Jihoon pun memberikan senyuman manisnya sebagai balasan ucapan guanlin; Ia semakin jatuh hati dengan lelaki berdarah taipei tersebut― sumpah.
;
"Udahan eomma, Jihoon kenyang..." rengek Jihoon saat merasa sebuah sendok menyentuh permukaan bibirnya.
"baiklah, minum airnya dulu ya. Sebentar, Eomma ambilkan." ucap sang eomma sambil menaruh piring bekas jihoon makan di nakas yang ada disebelahnya, lalu beranjak ke meja yang berada disebelah pintu kamar untuk mengambil segelas air dan obat.
“Nah sekarang minum obat biar hoonie cepat sembuh.” sahut eomma saat jihoon sudah menghabiskan segelas airnya sambil mengelus lembut surai si bungsu.
“eomma.. maafkan jihoon karena sudah merepotkan eomma seperti ini... k-kalau saja saat itu jihoon mendengarkan eomma agar tidak pergi, pasti- pasti jihoon―”
“stt, jangan bicara seperti itu. Semua ini bukan salahmu sayang.. jangan mengatakan hal itu lagi, eomma tak ingin hoonie menjadi pesimis begini. Kemana jihoon-nya eomma yang ceria itu hmm??” ucap eomma Park sambil memeluk erat si bungsu sambil mengecup jidatnya.
“Um!! Hoonie sayang eomma!!!” ucap jihoon sembari balas memeluk sang eomma tak kalah erat.
“Wah wah, jadi jihoon cuma sayang dengan eomma saja? Terus siapa yang menyayangi hyungmu yang ganteng ini?” rengek Jimin dengan nada yang dibuat semanja mungkin.
Jihoon yang mendengar rengekan Jimin yang memiliki tingkat percaya diri sangat tinggi— bahkan melebihi tinggi badannya itu langsung terkekeh, dan menghadap ke arah si sulung; berkat kemampuan mendengarnya yang mendadak menjadi lebih tajam dibanding sebelumnya.
“hehehe, kau kan punya yoongi hyung, hyung.” ucapan Jihoon telak membuat si sulung merona, Jimin pun segera berdehem guna mengurangi rasa gugup yang tiba-tiba melanda.
Eomma Park ikut tertawa melihat putera sulungnya yang gugup setengah mati itu, gemas sekali.
“A-apasih hoon”
“Emm, hyung..”
“ya?”
“Kau kesini sendiri?”
“em.. Memangnya kenapa hoon?” jimin agak bingung dengan pertanyaan si bungsu.
“soalnya hoonie mendengar suara yang cukup berisik didepan pintu, hyung.. ” jawabannya jelas membuat eomma park dan jimin terkejut.
Pasalnya, mereka tidak mendengar suara keributan dari luar, karena kamar rawat jihoon kedap suara.
Jadi, jimin segera menuju pintu dan membukanya.
Benar saja, teman-temannya ada diluar
—tapi tidak terlalu berisik.
Ada namjoon, seokjin, taehyung, dan hoseok yang sedang menggoda yoongi-nya.
Terlihat dari wajah yoongi yang kini terlihat bak kepiting rebus— kontras dengan kulit putihnya, duh jimin gemas.
;
“jihoon, bagaimana keadaanmu?” tanya hoseok.Mereka ber 5 sudah berada didalam kamar jihoon, omong-omong.
“baik hyung” jawab jihoon sambil tersenyum manis, menghadap ke arah hoseok.
Lalu mereka berbincang-bincang. Entah apa yang mereka bicarakan. Yang jelas kehadiran mereka dapat membuat jihoon terhibur.
Tanpa mereka sadari, taehyung yang duduk di salah satu sofa itu tampak tersenyum tipis sambil membatin dengan pandangan menerawang ke arah jihoon.
‘kookie, sepertinya aku mengerti ucapanmu saat itu..’
Tbc.
Setelah sekian lama, akhirnya up juga hehew :")
Vomment?
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind •panwink•
FanfictionJihoon menjadi tunanetra?? --- YAOI AREA! Homophobic? Stay away! ⚠!! BxB! Au, ooc, gaje, dll. Don't like? Don't read! Bahasa acak! Kadang baku kadang nonbaku. ©SherTea, 2018. --- Highest rank! #1 in taehoon #5 in panwink