4

224 19 5
                                    

Vomment juseyo~

Enjoy!

"Tapi—" belum sempat Guanlin menjawab, Luhan sudah memotong ucapannya.

"Tidak ada penolakan. Kekasihmu menjadi buta sekarang. Mau ditaruh dimana keluarga kita apabila orang banyak mengetahui calon menantu Lai tidak bisa melihat?!" Ucap Luhan.

Guanlin mengepalkan kedua tangannya dengan kuat dan mengeraskan ekspresi wajahnya— tanda Ia sedang menahan amarah yang kapan saja bisa meluap.

"Apakah yang ada di fikiran Anda hanyalah status semata? Cih, Ibu macam apa dirimu." Sahut Guanlin dengan suara dalamnya.

Ucapan dan ekspresi Guanlin telak membuat sang ibu tersentak dan agak ketakutan, karena ekspresi tersebut mirip— bahkan lebih menyeramkan dibandingkan raut suaminya, Sehun jika marah.

"Baiklah, Mama memberimu dua pilihan. Pilihan pertama kau menikah dengan Seonho atau Jieqiong. Pilihan kedua terserah mau kau lanjut dengan Jihoon atau putus, asal kau Mama pindahkan ke Taipei. Yah.. Pilihan ditanganmu, Son."

Tentu kedua pilihan tersebut sama-sama berat. Seonho adalah laki-laki manis tetangga Guanlin saat di Taipei dulu— sebelum keluarga Guanlin pindah ke Seoul. Sedangkan Jieqiong adalah anak dari teman arisan Ibunya saat di Taipei, yang kebetulan kakak kelas Guanlin.

Dan kesimpulannya, Ia tetap disuruh untuk pergi ke Taipei dan meninggalkan Jihoonnya.

🙈


Hari sudah malam, namun Guanlin masih berada di dalam kamarnya, duduk di ranjang dengan tatapan kosong menatap ke arah dinding kamarnya yang berisi foto-foto dirinya dengan sang kekasih.

"Hoonie, sebentar lagi aku akan melanggar janjiku untuk terus berada didekatmu.." Ucap Guanlin lirih sambil tersenyum getir dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya tanpa ada niatan untuk menghapus air matanya.

"Maafkan aku yang lemah dan pengecut ini Hoon.. Bahkan aku belum bisa memperjuangkanmu dan pada akhirnya aku akan menyakiti dirimu.." Sahut Guanlin lirih.

Selanjutnya hanya terdengar tangisan pilu Guanlin dan diiringi suara benda-benda yang jatuh di dalam sana.

Tanpa Ia sadari, Luhan dibalik pintu kamar Guanlin sudah menutup mulutnya menahan isakan tangisnya. Niat awal Luhan untuk masuk dan menyuruh Guanlin untuk makan malam terhenti akibat pernyataan anaknya yang membuat dirinya merasa sebagai Ibu yang paling jahat karena berusaha memisahkan anaknya dengan kekasih manisnya.

Setelah itu Luhan langsung bergegas ke kamar utama; kamarnya dan Sehun, dan menangis meluapkan perasaannya yang ditahan sejak tadi.

🙈

Esoknya Guanlin tidak berangkat ke sekolah. Ibunya pun tidak membangunkan Guanlin, bahkan sekedar mengetuk pintu kamarnya pun tidak. Fikir Guanlin, Ibunya pasti sibuk dengan geng sosialitanya atau belanja kesana kemari meskipun jam menunjukkan pukul 9.

Setelah mandi dan memakai pakaian yang dirasa pas, Guanlin pun turun ke lantai bawah. Cukup terkejut karena tidak biasanya Ayah dan Ibunya berada di ruang makan dan makanan di atas meja belum tersentuh sama sekali. Bahkan sangat jarang Ayahnya masih berada di rumah jam segini.

"Pagi papa, mama." Sapa Guanlin lalu segera duduk di tempatnya.

Sehun hanya mengangguk dan memulai memakan sarapannya. Luhan terlihat agak pucat dengan mata yang sembab, Ia hanya tersenyum tipis. Membuat Guanlin heran.

"Mama kenapa? Sakit?" Tanya Guanlin khawatir. Gimanapun, Ia sangat menyayangi Ibunya dan menyesal telah berkata agak kasar dan marah pada Ibunya kemarin.

Luhan menggeleng lalu berkata tidak apa-apa sambil tersenyum tipis. Ia juga mengusap lembut surai anaknya. Sehun yang melihat interaksi istri dan anaknya pun tersenyum samar.

Setelah makan, mereka bertiga beranjak ke ruang keluarga.

"Untuk perkataan Mama kemarin.." Ucap Luhan mengawali pembicaraan.

"Aku akan pergi ke Taipei Ma, tapi tidak memutuskan Jihoon." Ucap Guanlin lantang.

"Yah, sebenarnya Mama sudah menduganya.. Hanya saja Mama ingin mengetesmu sedikit hehe.. Yah untunglah kamu serius dengan anak kesayangan mama itu. Kalau cuma main-main, lihat saja nanti mama potong habis juniormu!" Guanlin langsung mengernyit ngilu.

"Tapi.. Apakah Guan harus pergi? Jihoon bagaimana Ma?"

"Mau ga mau harus mau Lin. Biar sambil belajar tentang perusahaanmu juga. Biar perusahaan ga jatuh ke tangan yang salah, jadi kamu harus turun tangan mulai dari sekarang. Yah anggap saja bekal untuk melamar Jihoon kelak~" Ucap Luhan disertai godaan pada kalimat akhir nya.

Guanlin yang mendengar godaan Ibunya langsung membuang muka dan menatap ayahnya seolah meminta bantuan.

"Apa liat-liat papa?" Tanya Sehun tidak mengerti.

"Ish, dasar pak tua muka datar tidak peka. Bagaimana bisa Mama betah dengan papa"

"YAK! PAPA SENDIRI DIKATAIN, ANAK DURHAKA KAMU" teriak Sehun membuat Guanlin segera kabur ke kamar agar tidak terkena amukan Sehun yang bisa mengalahkan Rap dari OSH, member EKSO.

"Sudah jangan teriak di rumah, pengang kupingku. Mana suaramu menggelegar begitu. Nanti sakit tenggorokan baru tau rasa." Omel Luhan sambil berdiri menatap suaminya sejenak lalu segera pergi menuju dapur.

Belum sempat Luhan berjalan, Sehun sudah berada dielakangnya sambil menahan lengannya lembut dan memeluk istrinya dari belakang.

"Kamu juga jangan mengomel terus sayang, mending suara indahmu dikeluarkan untuk memuji suami tampanmu ini, baby deer." Luhan pastikan pipinya sudah memanas dan merona hebat karena ucapan Sehun.

Alasan Luhan tahan dengan Sehun? Tentu saja selain karena tampan dan tajir, Sehun memiliki sejuta pesona dan juga sikap lembutnya yang dapat membuat Luhan telak jatuh hati pada Sehun berkali-kali. Guanlin ga perlu tau, anggap aja ini rahasia orangtuanya 🤫.


Tbc.

Jihoonnya istirahat dulu, chapter selanjutnya baru muncul 🤣.

Mungkin beberapa chapter lagi bakal end? 👀

See you next chapter! ✨

Blind •panwink• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang