BAB 2

151 5 8
                                    

Ujin menatap kesal Ong. "Hyung behenti menghabiskan ice blended-ku!" pekiknya kesal.

"Kita tukaran saja. Kau bisa ambil espresso-ku," sahut Ong ringan.

"Ya hyung! Kembalikan punyaku."

Jaesung yang sedang melakukan melatih vokalnya merasa kesal. "Aish, ya! Ujin-na, Seonwu-ya berhentilah bermain-main dan taruhlah minuman itu. Sebentar lagi kita akan tampil. Jika tumpah mengenai pakaian itu bisa berbahaya." Jaesung memperingatkan.

Tetapi yang diperingatkan tidak mendengarkan. Mereka berdua justru sibuk kejar-kejaran. Dan saat ini ong sedang berlindung di balik tubuh kekar Daniel.

"Ya hyung! Kenapa kau pesan espresso jika sekarang kau malah merebut ice blended-ku," cetus Ujin yang mencoba merebut kembali minumannya.

Ong masih tak mau mengalah. "Bukankah sudahku katakan kita tukaran. Kau bisa ambil espresso milikku," ujarnya dari balik tubuh kekar Daniel.

Daniel yang sedari tadi diam saat menjadi tameng, perlahan mulai kesal. Terutama dengan Ong yang hari ini sangat kekanakan. Ia pun membalikkan tubuhnya dan "Bruk!" Ice blended yang ada di tangan Ong sukses mendarat sempurna di dada bidang Daniel.

Semua orang yang melihat kejadian itu langsung syok, termasuk Rena yang baru saja ke belakang panggung.

"Ya! Yeadeula!" Jaesung menaikan suaranya. "Mulutku bahkan belum kering memperingatkan. Dan sekarang itu benar-benar terjadi."

Rena yang tadinya membeku langsung sadar saat HT-nya berbunyi di waktu yang tidak tepat. "Halo? Halo? Rena-ya, apa semuanya sudah siap?" tanya Ma Ri dari balik HT. "Sebentar lagi kita akan melakukan pre-recording. Bersiaplah!" Rena terdiam dan kembali membeku.

Timing yang luar biasa, sebentar lagi mereka harus tampil ke atas panggung dan tidak ada waktu Daniel untuk berganti pakaian. Itu yang sedang ia ratapi.

"Halo? Halo? Rena-ya? Ma Ri sedikit gelisah karena Rena tak menjawab, terlebih suasana di belakang panggung sangat riuh. Apa terjadi sesuatu?" Firasat Ma Ri tidak enak, ia pun bertanya lagi. "Rena-ya, apa semuanya baik-baik saja? Kau mendengarku?" Sayangnya Rena masih terdiam. "Ya! Im Rena! Kau mendengarku tidak!!" bentak Ma Ri kesal.

"Ne, sunbae?" sahut Rena yang tersadar.

Ma Ri menghela napas karena Rena akhirnya menjawab. "Aku harap tidak terjadi sesuatu, karena tinggal 5 menit lagi kita akan pre-recording."

"O! Semuanya... baik-baik saja," terang Rena ragu.

"Syukurlah, cepatlah bersiap di tempat."

"Ne," jawab Rena sebelum Ma Ri memutuskan komunikasi.

Rena menarik napas dalam, mencoba kembali fokus pada pekerjaannya. Setelah itu ia bergegas menuju Daniel. Ia memperhatikan pakaian Daniel yang terkena tumpahan ice blended milik Ujin. Untungnya tidak sampai mengenai jas Daniel, hanya sebatas kemeja bagian dalamnya saja. Meski begitu noda di kemeja itu terlihat jelas dan sudah tidak ada waktu lagi untuk berganti pakaian. Otak Rena mulai berputar cepat, mencari solusi.

"Jaesung hyung," panggil Rena.
"Hyung dan yang lain bisa bersiap di posisi. Waktu kita sudah tidak banyak, kalian bersiap-siaplah. Masalah Daniel biar aku yang mencari solusinya, dia akan segera menyusul.

"Oh, ne araseo. Aku serahkan padamu."

Rena mengangguk.

"Nunna, coba telepon Yerim nunna. Siapa tahu ia masih di dekat sini. Sepertinya tadi ia membawa beberapa aksesoris. Aku rasa itu dapat menutupi noda ini."

WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang