BAB 5

20 3 0
                                    

"Apa kau sudah gila?" teriakan Somin sukses menggema di kamar Rena. Matanya memasati penampilan Rena dari atas sampai bawah, dari bawah sampai atas beberapa kali. Kemeja kotak-kotak norak berwarna merah dipadu dengan jaket dan celana levis hitam. Tak lupa wig pendek yang sedang dipakai. Somin menggeleng pelan sambil berdecak beberapa kali.

"Mau sampai kapan kau berdandan layaknya ahjussi?" tanyanya tak habis pikir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau sampai kapan kau berdandan layaknya ahjussi?" tanyanya tak habis pikir.

Sejak Somin tahu temannya itu akan bertemu Kyungsoo ILO. Ia terus-terusan menyarankan Rena untuk berpenampilan semenarik mungkin. Ia sangat semangat memilihkan baju ini itu bahkan sempat menawarkan akan membuka jasa make over khusus untuk temannya yang satu ini.

Rena mengerutkan dahi. Padahal sudah puluhan kali ia menjelaskan tempat macam apa yang akan dirinya datangi.

"Tempat yang kudatangi itu lebih berbahaya dari medan perang. Jadi jangan harap aku memakai dress cantik dan semacamnya," Rena mendelik. "Simpan saja imajinasimu itu!" ujar Rena memperingatkan.

Somin memiringkan kepalanya. "Bagaimana bisa kau mengatakan dorm ILO medan peran?" tanya Somin yang tak mengerti dengan logika temannya yang satu ini.

"Temanmu ini datang untuk membayar kesalahannya. Bukan untuk menggemparkan dunia," terang Rena seraya membenahi wignya yg sedikit miring. "Kau tahukan seberapa besar popularitas ILO?"

"Tentu saja!"

"Justru karena itu, aku memproteksi diri. Dengan jumlah fans yang sebesar itu, sudah jelas banyak paparazzi yang membuntuti mereka."

Rena menghela napas sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.

"Belum lagi para sasaeng fans yang gila itu," Rena mengusap kedua lengannya yang mendadak merinding. "Mereka sudah pasti ada di mana-mana. Jadi berhentilah mengeluh. Do'akan saja temanmu agar tidak terlibat masalah."

"Tapikan dorm mereka di kawasan elit. Aku rasa penjagaannya sangat ketat. Bahkan tikus got tidak bisa masuk," seru Somin membela diri.

"Sudah kubilang kurangilah hobimu menonton drama dan membaca webtoon. Lama-lama otakmu bisa dicuci oleh tayangan dan bacaan itu. Dunia nyata itu rasanya pahit."

Giliran Rena menatap Somin dari kepala sampai ke ujung kaki.

"Ck-ck-ck." Rena menggeleng sambil menggoyangkan telunjuknya. Meledek pola pikir temannya yang kekanakan. Anak-anak yang terjebak dalam tubuh wanita 25 tahun.

Somin dengan wajah tak terima akhirnya terus mengikuti kemana Rena berjalan. Ia juga terus mengajukan berbagai pembelaan. Tak terima logikanya di remehkan begitu saja.

"Jadi sampai kapan kau menjadi budak tulis?"

Rena mengangkat sebelah alisnya meletakkan kembali cangkir tehnya. Mereka memang sedang duduk di meja makan dan Somin duduk di seberangnya. Memasati kegiatan sarapan Rena sembari memicingkan mata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang