"ada banyak hal yang berlawanan di dunia ini. Salah satunya adalah mengenang dan melupakan. Namun, tanpa kenangan bagaimana seseorang bisa lupa?"
--Divo Pramdana--
Hari ini, Kaylan harus hidup tanpa Erlan. Ia berjanji akan bersikeras menghindari Erlan, si cowok PHP itu. Gadis berambut panjang itu pun berikrar pada selembar kertas yang niatnya akan Kaylan bawa kemana pun.
"Ikrar seorang korban PHP, Kaylan Syaile," teriaknya memplagiasi gerakan Bung Karno saat membaca teks proklamasi.
"Satu, saya berjanji akan jaga jarak dengan lelaki yang bernama Erlan Kavindra."
"Dua, saya akan tagih semua uang yang dipinjam sama Erlan."
"Ketiga, kalau saya tidak berhasil," Kaylan menaiki kursi meja makannya, "saya berjanji akan traktir bakso abang-abang jualan bakso di depan kampus."
Suara deheman mengagetkan Kaylan. Ia berbalik dan melihat Divo sedang berdiri di depannya.
"Eh, bapak. Sejak kapan ada di situ?" Tanya Kaylan malu dan turun dari kursi.
"Kalau mau bikin misi, bilang-bilang dong," ujar Divo, pria dewasa berusia dua puluh tahun.
Kaylan mempersilahkan Divo duduk dan Divo pun menyampaikan maksud kedatangannya pada Kaylan.
"Kakak paham, perasaan kamu gimana sekarang. Jadi, deal kan?" Tanya Divo menyunggingkan senyum eloknya.
"Deal."
"Mau saya anterin ke kampus?"
"Makasih pak. Tapi, Kaylan bareng Firman."
"It's oke, no problem. But,"
Kaylan menoleh pada Divo yang kini memberikannya tatapan misterius.
"Don't call me 'Pak'. Call me brother."
"Yes, Mr. Brother."
-------
"Kayler, gue gak tau harus gimana. Mama kamu, Kaylan. Udah terlanjur marah sama papa," ucap Erlan memandang langit luas.
"Stres lu ya?" Tegur Andy, teman perkuliahan Erlan.
"Asal ngomong lu."
Andy menatap Erlan datar. Pasalnya, ia juga ikut kesal dengan kebodohan Erlan yang baru saja diceritakan kepadanya.
"Mungkin Kaylan terlalu baik buat lu," ucap Andy.
"Maksud lu apa?" Tanya Erlan menatap tajam Andy.
"Lihat, lu tanpa Kaylan. Rambut acak-acakan, baju kedut-kedutan. Anehnya, tetep aja ganteng."
"Su'e lu."
"Eh, ada Kaylan tuh."
"Mana? Mana?" Erlan celingukan.
"Di hatimu."
Andy tertawa terbahak-bahak. Erlan yang dikerjai tak terima dan menoyor kepala Andy.
"Erlan," seru Kaylan yang tiba-tiba saja sudah duduk di samping Erlan.
Erlan salah tingkah, "iya Kayl."
"Bayar utang lo."
Erlan menelan ludah.
"Besok," ucapnya mencoba bersikap jaim.
"Oke. Kalo lo ga bayar besok, gue empetin kepala lo ke keteknya Andy, mau?"
"Najis," ujar Erlan
"Yang ada ketek gue kali yang najis diempetin sama lo."
Kini, Kaylan berlalu dari hadapan Erlan dan Andy.
"Itu Kaylan, Er? Kok, penampilannya kayak preman ya?" Tanya Andy
"Dia itu frustasi abis pisah sama gue," ucapnya sombong sambil merebahkan badannya di kursi taman.
"Bodo amet. Tambah gila gue ngomong sama lo."
Andy lalu pergi meninggalkan Erlan seorang diri. Beberapa menit kemudian Erlan pun pergi menuju ruang kuliahnya.
-------
"Kaylan, kamu mau nodong saya apa mau ikut kuliah saya?" Tanya pak Hartono.
"Mau ikut kuliah pak," jawab Kaylan menundukkan kepalanya sedangkan Erlan tertawa melihat kelakuannya.
"ERLAN!" Teriak Pak Hartono.
"Maaf pak," seru Erlan.
"Kalian berdua, keluar dari kelas saya sekarang."
"Keluarnya gak bisa setelah kuliah bapak, pak?" Tanya Kaylan.
"KAYLAN!"
mereka berdua pun keluar dari ruang kuliah dengan wajah masam. Kaylan menatap kesal ke arah Erlan. Sedangkan Erlan, hanya menyumpal earphone ke telinganya.
"Bolos ya?" Tanya Firman yang baru saja keluar dari toilet.
"Diusir," jawab Kaylan.
"Kantin yuk?" Ajak Firman tersenyum.
Wajah Kaylan langsung sumringah. Firman seperti dapat membaca pikiran Kaylan. Keduanya pun hendak pergi sebelum sebuah suara menahan mereka berdua.
"Mau ngapain lo disini?" Kaylan geram, Pricilla di depannya saat ini sedang membelai rambut Erlan.
"Gue? Kuliah lah, ngapain lagi?" Wajah Pricilla sangat dekat dengan wajah Erlan.
"Eh! itu tangan bisa dikontrol ga sih? Erlan. Lo udah kayak slime tau, mau aja diremas-remas," ujar Kaylan mengacungkan jari telunjuknya.
"Kayl, udah. Ke kantin aja yok." Firman menarik tangan Kaylan.
"Sabar dulu napa, gue la-," Kaylan terkejut dengan apa yang dilihatnya, "Firman, seret gue ke kantin."
"Kaylan!" Teriak Erlan, entah apa yang merasukinya sehingga ia diam saja dikecup oleh Pricilla.
Ia terus berlari mengejar Kaylan, ia benar-benar menyesal.
"Kayl, mata gue ternoda. Oh, apa bener yang barusan gue liat itu?" Tanya Firman cemas.
"Ya," ucap Kaylan malas.
"Cubit gue, Kayl. Cubit gue."
Kaylan menggeplak kepala Firman.
"Daripada gue smackdown. Mau, lo?" Tanya Kaylan dengan wajah bengis.
Sejabis mengancam Firman, Kaylan dikejutkan dengan sebuah pesan misterius.
[0822 ×××× ××××]
Dia cuma berpura-pura, waspadalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaylan dan Raja PHP
Ficção AdolescenteTentang konflik lima hati Tentang rasa yang tak sampai Tentang harmoni yang belum usai Setelah didera berbagai konflik persahabatan, kini ia dihadapkan dengan konflik percintaan. Siapa yang menang dan siapa yang kalah belum sempat ia ketahui. Siapa...