"Kurasa sekarang saatnya aku membawa wanita itu, sebelum orang yang ku curigai membawanya." Jungkook bersuara pada orang yang tengah menatapnya.
"Jadi sekarang tuan ?. Saya sudah menyiapkan apa yang tadi pagi anda perintahkan."
"Ya. Sore. Kita akan menjemput wanitaku sore ini lian. Persiapkan semuanya dan.. awasi terus hyung-hyung ku, jangan sampai mereka tau."
"Baik tuan. Tapi sebelumnya. Bukan kah kakak-kakak anda berada di kubu kita?."
Jungkook hanya menyeringai lantas menatap sebuah pigura yang terletak di beja kerjanya.
"Kadang kita hanya harus waspada."
"Ah. Maaf. baik tuan."
.
.
"Ahjuma apa kau sangat lelah ?."
"Yahh hanya sedikit sayang.."
"Ingin ku pijat bahu mu ?."
"Memang Kau tak lelah hmm ?."
"Tentu tidakk. Aku kan masih muda."
"Haha. Baik lah nona mudaaa."
Merekapun lantas tertawa.
"Ahjuma. Aku benar-benar berterima kasih padamu." Lirih rosè
"Berhenti mengucapkan kalimat itu. Kau sudah aku anggap anakku sendiri sayang." Saut lembut wanita itu lantas mengusap ramput rosè.
"Jangan berpikir kau sendirian chaeng. Bukan kah aku sudah terlalu sering mengucapakan bahwa kau sekarang adalah anak ku ??."
"Ahjuma kenapa kau begitu baik padaku?. Kau bahkan bukan sanak sodara ku." Rosè terisak.
"Ahjuma tua ini harus bersikap seperti itu sayang. Bukan kah memgumpulkan amal pada masa tua itu wajib. Lagi pula aku pun bersukur telah mempertemukan ku dengan orang yang begitu cantik."
"Gumawo." Rosè menunduk.
"Shhh sudah lah. Kau akan terlihat sangat jelek jiga menangis!."
"Aku akan.. aku akan membalas jasa mu ahjuma." Lirih Rosè.
"Selama kau disini kau telah membalasnya sayang."
"Sudahlahh jangan terus bersedih sayangg."
Ahjuma lalu memeluk Rosè sampai suara telpon berdering.
"Tunggu sebentar. Aku akan mengangkat telpon ini." Rosè hanya mengangguk.
Lalu melanjutkan apa yang tengah tadi ia kerjakan.
" rosè. Ahjuma akan pergi sebentar tadi yang menelpon teman ahjuma."
"Memang ada apa ahjuma ? Kenapa kau terliat sedang khawatir?."
"Teman ahjuma tadi bilang bahwa istri dari teman saat kita di sekolah menengah meninggal."
"Ya tuhan. Baik ahjuma pergilah. Aku yang akan menutup restoran ahjuma nanti."
"Maafkan aku rosè. Kalo begitu aku pergi dulu. Jaga dirimu."
"Hati hati di jalan." Saut rosè. Ahjuma itu yang mendengarnya hanya tersenyum dibalik pintu restorannya.
Rosè kembali melakukan apa yang tengah iya kerjakan tadi.
'Kling 🔔' dering lonceng lestoran.
Rosè yang tengah merapihkan bangku langsung membungkuk dan menyambut si pengunjung.
"Ayeong.. sialahkan tuan." Sapa rosè.
"Anda park roseanne?." Tanya pria bertubuh besar.
"N-ne?." Kaget karna 4 orang asing itu mengetahui namanya,seingatnya ia tak pernah memakai name tag.
"Nona. Anda harus ikut dengan kami." Perintahnya lagi.
"Maaf tuan. Tapi saya sama sekali tidak mengenal anda semua. Jika kalian ingin memesan pesanlah. Tapi jika kalian memiliki urusan lain silahkan tuan keluar." Sebenarnya rosè memiliki rasa takut.
"Nona. Maaf sebelumnya-" pria itu lantas bergerak langsung ke arah rosè.
"Apa yang kau lakukan." Tanya sinis rosè dan langsung mundur.
"Ya-" ucapan rosè terputus saat sebuah saputangan membekap mulutnya.
"-Karna Tuan muda ingin bertemu dengan anda." Hanya kalimat itu yang rosè tangkap sebelum matanya tertutup.
.
."Mr.Jeon. miss rosè telah kami bawa."
"Kau dengar jim.. karna rosè yang kau jabarkan tidak seperti rosè yang ku incar." Jungkook berlalu setelah mengucapkan kalimat sindiran pada temannya.
"Sial !!!!." Geram seseorang.
🖤🖤🖤🖤
Bonus untuk kalian para human rosèkook.
Salam hangat dari daddy ☻☻☻☻
Hangat. Hangat tuh Jidad ☻☻
Maaf lama huhuhu 👌👌👌😍
💜aybaek
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mr.Jeon Jungkook ?
Random'Lari lahh chaeyoung !!!!' -mr.park 'Kau akan ku gunakan sebagai pengganti wanita sialan itu sayang' -mr.jeon 'Appa. Tolong aku.. kumohon siapa saja tolong aku..' - miss.park 'Sialan kau brengsek!!!' -miss.park