8. Wings (Part 1)

51 13 11
                                    

Maaf buat typo. Happy reading. And welcome 2019.

*

Banyak hal yang telah gue lalui ketika menjadi bagian keluarga Kenaito. Termasuk melewati hari dengan mempunyai adik perempuan. Ya, yang gue maksud adalah Alex. Hari ini tepat satu bulan Alex berada dirumah. Gue sebagai orang yang umurnya gak jauh beda denganya, cukup bersyukur karena dia bisa beradaptasi dengan saudaranya yang gila. Kecuali gue dan bang Sarfin karena kami berdua masih waras. Mengingat pertemuan diawal ketika Alex berada di rumah, dan gue serta yang lain nyaris telanjangin adik perempuan membuat gue sadar betapa absurdnya keluarga ini.

Tapi gue gak bisa memungkiri bahwa gue sangat menyayangi keluarga ini dan senang menyandang nama Kenaito. Walaupun kami semua bukan terlahir dari ibu yang sama, dan watak berbeda, justru itu membuat gue merasa nyaman.

"Please gantiin gue dong, gue mau ketemu senior gue nih. Gila kali, dia tuh satu-satunya dewi penolong gue, kalau deadline  webtoon udah deket. Walaupun dia menyeramkan tapi dia baik. Tolongin gue yaaa? Please!" gue mengunyah nasi goreng buatan Bang Vino sambil memandangi sepasang kembar gila yang memulai drama di rabu pagi.

Gue yakin, kalau ada Bang Sarfin dan Bang Vino, drama ini pasti gak ada. Karena mendengar saja, Bang Sarfin bakalan bete berat, karena drama kembar bakalan terlihat alay daripada sinetron azab. Tapi berhubung Bang Vino sedang menemani ayah ke Pontianak dan berangkat pagi sebelum kami bangun, dan Bang Sarfin sibuk dengan kasus pembunuhan bersama gebetan baru anak magang, jadi kami berempat bisa bisa hidup bebas dan gue beserta alex menonton drama si kembar gila.

Arka sedang memohon pada Arvel yang sibuk memainkan ponselnya. Dilihat dari kantung mata yang tebal, gue yakin Arvel belum tidur.

"Memangnya mau gantiin apa bang? " Tanya Alex yang menarik kursi di samping gue. Alex menempelkan telapak tanganya di pipi gue lalu tersenyum. Gue hanya mendengus membiarkan dia melakukan tersebut. Gue gak tau sejak kapan, gue membiarkan dia melakukan hal aneh. Kata Alex dia menyukai lesung pipit gue, jadi dia bakalan nempelin telapak tangannya di pipi gue supaya dia punya lesung pipit juga.

Dan gue paham, kenapa dia bisa beradaptasi dengan cepat.

Karena dia aneh, dan termasuk dalam golongan spesies kembar gila dihadapan gue.

Thanks gue masih normal di keluarga ini Tuhan.

"Gantiin gue buat masuk kelas. Hari ini dosen gue masuk, cuman bentrok dengan pertemuan gue dengan senior." Jelas Arka lalu kembali merengek pada Arvel. "Vel, please tolongin gue, kitakan sering gantiin posisi gini pas SMA . Lo tinggal dateng aja, gak ada yang tau kok kalau yang masuk itu bukan gue. Cukup gaya lo aja dirubah."

Arvel meletakan ponselnya lalu menghadap Arka. "Oke, tapi setelah itu lo harus beliin gue pizza tiga kotak. Gimana?" usul Arvel .

Arka cemberut sambil menimbang menyetujui atau tidak permitaan Arvel. "Lo mau apa kagak?" tanya Arvel.

"Lex, menurut lo tiga kotak itu dikit apa banyak?" kini Arvel menghadap Alex untuk meminta pendapat. Gue mendapati sebuah kode dari kedipan mata yang diberikan Arvel ke Alex.

Gue melirik Alex dan melihat senyum penuh rencana. Gue hanya menggelengkan kepala mengetahui isi kepala cewek di samping gue.

"Kalau bagi Alex sih itu dikit." Jawab Alex dengan nada provokasi.

"Seharusnya, untuk bang Arka yang sering dapet duit dari ngewebtoon, traktir sbux, pizza dan eskrim itu bukan masalah." Lanjut Alex.

"Eehh. Kok makin banyak?!" teriak Arka panik.

"Iya dah, iya, tiga kotak. Awas aja tapi lo gak masuk ke kelas gantiin gue." Ancam Arka cemberut, Arvel tersenyum lebar mengangkat jempolnya sebagai tanda setuju. Lalu menaikan alis pada Alex sebagai tanda rencana mereka berhasil.

KenaitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang