2- Princess Kacang Ijo

2.5K 126 5
                                    

Patah hati terbesarku
adalah kehilangan

-----o(O)o-----


Bagaimana perasaanmu ketika 0, 009% kemungkinan yang bahkan tak berani kamu harapkan sebelumnya dengan sangat kebetulan tiba tiba saja terjadi ?

Kaget dan penasaran? Pasti. Dan itulah yang terus aku rasakan, sejak hari itu bahkan sampai detik ini.

Aku mengubah posisiku ketika seorang Arsyi dengan santainya duduk di depanku. Disini tak begitu ramai memang, mengingat saat ini sudah masuk jam istirahat kedua.

"Jadi, waktu itu lo.. hm?" tanya Arsyi menyelidik dengan kedua tangan terlipat diatas meja. Dua hari kemarin dia memang tidak berangkat sekolah, ada acara keluarga katanya. Maka dari itu aku baru sempat akan menceritakan detailnya sekarang.

"Iya, cuma difollback kok. Lumayanlah nambah followers." jawabku santai yang kemudian dihadiahkan sebuah jitakan oleh Arsyi. "Aduh sakit syi!" rintihku seraya memegangi kepala yang tertutup oleh jilbab instan ala anak SMA.

"Perasaan jitaknya gak kenceng deh. Lebay ah lo. Eh jadi si taruna itu dalam rangka apa ngefollback? Waktu itu gue langsung ngefollow dia pas lo ngechat bilang kalo dia ngefollback. Tapi guenya gak difollback. Anjir sih,"

"Bisa jadi karena," aku memotong ucapanku lalu menatap serius ke arah Arsyi, "cuma kepencet!" sanggahku santai kemudian terkikik geli ketika mendapati ekspresi Arsyi yang berubah masam. Ah ya Tuhan aku kenapa suka sekali menggodanya.

"Astaga padahal udah gue dengerin serius serius, ah yaudah gue mau pesen es jeruk dulu." Arsyi-pun meninggalkanku untuk memesan es jeruk, mungkin tadi dia lupa memesan.

Aku hanya mengedikkan bahu, kemudian memfokuskan pandangan kepada benda berbentuk balok yang masih menampakkan sinar radiasi yang sebenarnya tak bagus untuk kesehatan mata. Apalagi kalau bukan handphone.

Menyelami aplikasi instagram, aku mengetikkan username dari akun seseorang yang sedari tadi tak hilang barang sepersekian detikpun dari pikiranku setiap kali aku sendirian. Seorang Adhyastha Erlang yang saat ini hanya mampu kulihat wajahnya dari layar handphone.

"Woi!" teriak seseorang bersuara bariton tepat di belakangku.

Aku melirik kearahnya, mengabaikannya ketika mendapati lelaki itu menggeser kursi plastik di sebelahku untuk menjadi singgasananya. Kemudian dia beralih mengamati diriku yang kembali sibuk dengan sebuah telephone pintar berwarna gold.

"Apa liat liat? Terpesona lo?" kataku asal. Percayalah, aku hanya akan mengatakan hal konyol semacam ini kepadanya.

"Iya, sudah puas Princess? dasar Princess Kacang Ijo!" dan begitulah dia memberikan sebuah julukan untukku, Princess Kacang Ijo. Mungkin karena dia tau aku sering kagum kepada manusia berseragam loreng, terlebih karena ayahku adalah seorang TNI AD.

Ah biar kukenalkan dulu kepadamu siapa lelaki yang menurutku menyebalkan. Dia adalah Farrel Adinata Rahenggara sebut saja mawar, aku hanya bercanda haha.

Dia temanku, sebentar teman? Anggap saja begitu karena kami satu kelas. Dua kali berturut-turut ditempatkan di kelas yang sama dengan manusia absurd yang satu ini.

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang