SORRY ANYA

18 7 5
                                    


💎 Sorry Anya 💎

"Ayolah, Pa. Aku janji akan menuruti apa yang Papa mau." Gadis berambut hitam lurus sebahu itu terus merayu sang ayah agar mau menuruti permintaannya.

"Kamu seperti anak kecil, Anya," cibir wanita berusia dua puluh empat tahun yang duduk di hadapan gadis bernama Anya tersebut.

"Kak Elsa gak ngerti. Dari dulu aku pengen banget ke tempat wisata itu, lagian sekarang 'kan lagi liburan. Aku gak mau cuma diem di rumah aja."

"Yaudah. Besok kita ke sana, kebetulan Papa besok libur," ujar sang ayah yang langsung membuat Anya berteriak bahagia.

"Yeee!!! Akhirnya ...." Anya tak berhenti melompat dan berteriak karena senang. Dia juga berulang kali berterima kasih kepada ayahnya.

"Aku akan siap-siap sekarang." Anya berlari menuju kamarnya dengan semangat.

"Kalau kamu mau ikut, tidak apa-apa. Jangan cemberut seperti itu, Elsa," ucap seorang wanita yang baru tiba dari dapur.

"Tidak, Ma. Aku besok harus bekerja." Elsa meletakkan majalah yang tadi ia baca ke meja di hadapannya.

"Aku tidur dulu," lanjut Elsa kemudian melangkah menuju kamarnya.

******

"Ayo berangkat! Kak Elsa kita tinggal, selamat menikmati pekerjaan, Kak. Kita mau liburan dulu," ejek Anya melalui jendela mobil.

"Dasar, udah SMA tapi kelakuan seperti anak TK." Elsa tersenyum tipis melihat tingkah adiknya itu.

"Biarin." Anya menjulurkan lidahnya tanda mengejek, sedangkan Elsa hanya menggeleng pelan.

Tak lama mobil yang ditumpangi Anya dan orang tuanya mulai melaju meninggalkan rumah mereka. Setelah mobil itu tak terlihat oleh Elsa, dia pun mengunci pintu lalu pergi menuju tempat kerjanya.

💎💎💎

"Kamu gak boleh gitu sama kak Elsa. Dia kakak kamu, Anya. Kamu harus nurut sama dia," titah mama Anya di sela-sela perjalanan menuju tempat wisata yang akan mereka kunjungi.

"Tapi kak Elsa kadang nyebelin. Anya gak suka." Anya sedikit memajukan bibirnya, dan itu membuat dia sangat menggemaskan.

"Senyebelinnya kak Elsa, dia pasti sayang sama kamu. Lagi pula, kamu 'kan yang sering buat kak Elsa marah?"

"Mama bela kak Elsa terus, Anya marah nih," ancam Anya yang justru membuat orang tuanya tertawa.

"Yaudah. Biar Anya gak marah lagi, nanti Mama beliin es krim deh."

"Beneran? Kalau gitu Anya gak jadi marah."

Orang tuanya hanya bisa menggeleng dan tertawa kecil, mereka tak mengerti kenapa putrinya bisa semanja itu.

Perjalanan berlangsung sangat menyenangkan. Hingga, sebuah peristiwa singkat mengubah tawa mereka menjadi air mata. Kecelakaan yang tak diinginkan terjadi. Sebuah truk yang melaju kencang dari arah berlawanan menabrak mobil mereka.

Banyak orang yang berkumpul di lokasi setelah kecelakaan itu terjadi. Polisi juga segera datang untuk memeriksa dan mengamankan keadaan di sana.

Anya, orang tuanya, dan sopir truk yang menabrak mereka, langsung di larikan ke rumah sakit terdekat. Mereka semua dalam kondisi tak sadarkan diri, dan ada beberapa luka di bagian tubuhnya.

Polisi tak lupa menghubungi nomor Elsa, mereka mendapatkan nomor itu dari ponsel Anya yang masih aktif. Awalnya Elsa tak mengangkat telepon itu, tapi di panggilan kelima telepon itu akhirnya diangkat.

#CERBUNG - #Challenge1week200wordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang