SEE YOU

28 3 1
                                    


💎 See You 💎


Maura Priscilla Ananda adalah cewek _most wanted_ di sekolahnya, tak salah jika banyak cowok menyukai dirinya. Sifat yang dapat berbaur dengan siapa saja membawa dia dikenal oleh banyak orang. Dengan tergesa-gesa Maura melangkah menuju kerumunan yang sedari tadi meneriaki namanya.

"Ayo, terima terima!" Para siswa dan siswi mendukung aksi Aksel yang sedang menyatakan perasaannya.

Maura sendiri bingung, pasalnya ia baru mengenal Aksel sebulan lalu. Namun, sekarang ia sudah menembaknya. Memang tidak butuh waktu untuk mencintai. Aksel menatap Maura penuh harap dengan ekspresi memohon.

"Kamu mau kan jadi pacarku?" tanya Aksel sekali lagi, disambut dengan meriah oleh penonton yang menyaksikan mereka.

"Maaf, aku nggak bisa." Hanya itu dapat terucap di bibir Maura. Setelah itu ia berlalu meninggalkan Aksel tengah tersenyum pedih. Bahkan, semua kecewa dengan keputusan Maura. Mereka bubar seketika dengan menyisakan Aksel yang sedang dilanda patah hati.

"Kak Maura, nggak nolak Kak Aksel kok. Ia cuma perlu mengenal Kakak lebih jauh lagi," ucap Nara. Adik Maura tiba-tiba datang.

"Jika itu benar, semoga saja tak terlambat, karena penyesalan, bisa datang kapanpun," jawab Aksel seraya menatap ke arah Nara.

"Waktu itu mungkin akan terjadi, tapi Kakak bukan Tuhan yang menentukannya." Nara mencoba memberi penjelasan untuk Aksel.

Sedangkan Aksel seakan tak peduli, ia sangat sakit hati dengan apa yang terjadi tadi.

"Jangan benci Kak Maura," pinta Nara.

"Saya tidak pernah berpikir seperti itu, tetapi saya butuh waktu untuk menerima semua ini. Saya pergi."

Langkah Aksel terhenti, ketika mendengar ucapan Nara.

"Kak Aksel, Maafin Kak Maura. Kakak yang selalu menghiburnya, buat dia senyum dan cuma Kakak yang tau kalau dia punya penyakit kanker, selain aku."

Aksel menatap Nara seraya menunjukkan senyum miring.

"Saya tidak bisa berjanji. Oh ya, bilang sama kakak kamu. Saya sungguh sayang, tetapi belum saatnya memiliki dirinya. _See you_." Aksel lalu melangkahkan kaki menjauh dari hadapan Nara.


  💎💎💎

_Tin Tin_

Mungkin terlalu cepat saya mengatakan ini, tetapi mau diapa jika hati ingin, tak bisa menahan untuk menunggu lagi
Saya janji, akan menjaga cinta ini untukmu.
Jangan lupa minum obat, see you.

Maura membaca pesan dengan gelisah seraya menatap foto Aksel yang ia pegang. Pikirnya, Aksel akan marah karena telah menolak cintanya. Namun, ternyata tidak Aksel kembali seperti yang ia kenal.

"Hai! Kamu lupa ya?" Tiba-tiba David datang menghampiri Maura.

"Maaf, ayo kita pergi." Maura agak kaget, ia segera menyimpan foto Aksel ke saku bajunya.

David tersenyum lebar, lalu mengacak puncak kepala Maura, gemes.

"Nggak ah, kamu bau," ejek David.

"Nggak kok," jawab Maura sembari mencium di area sekitar bajunya.

David tertawa, lalu berujar.

"Di mata kamu juga ada belek." David semakin senang mengerjai Maura.

Lagi dan lagi Maura memeriksa area matanya. Tapi, ia tak mendapatkan apa-apa.

"Huuu, mau aja dibohongin, wleee." Maura berlari mengejar David yang berani mempermainkannya.

Mereka jadi bahan pertontonan seakan melihat adegan film India, kejar-kejaran di bawah hujan, terlihat sangat bahagia, bahkan Maura tak sadar jika foto Aksel telah terjatuh, ia terlalu asyik bermain hujan, hingga ia tak sengaja sudah menginjak foto Aksel. Sedangkan David ia memegang kedua tangan Maura, mereka berputar seperti anak kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

#CERBUNG - #Challenge1week200wordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang