| Chicago, 22:42
Rasanya seperti tersambar petir, tiba-tiba tubuh ini tak bisa bergerak dan kepalaku terasa begitu pusing.
Sungguh aku tak menyukai ini. Aku menatap gelas yang pecah karena terhempas di lantai, betapa mengenaskannya. Sepertinya, begitulah perasaanku saat ini.
Kini aku ingin langsung terbang ke Indonesia, tapi ayah mencegahku, sialan! Aku merasa seperti orang yang tidak berguna, tak bisakah aku membantu adikku yang sedang sekarat?!
Beberapa menit yang lalu ayah menelepon, rasanya senang sekali karena hanya dengan ini kami bisa melepas rindu. Ku kira kami akan bercanda satu sama lain lewat telepon, tapi nyatanya bukan candaan dan kabar baik yang kudengar, melainkan sebaliknya.
Adikku melompat dari lantai 4 di gedung sekolahnya, dan sekarang ia tengah koma dirumah sakit.
Dadaku terasa sakit, ponsel yang kugenggam meluruh ke lantai. Ini terlalu tiba-tiba, aku berusaha mencerna perkataan ayah.
Tante Anna, adik dari ayahku membuka pintu kamarku keras, wajahnya terlihat panik dengan air mata memenuhinya. Dengan cepat ia berlari kearahku yang terduduk di lantai, ia memelukku erat.
Aku terdiam, seketika pandanganku mengabur. Air mata yang sedari tadi tertahan langsung terjun dengan deras.
Tante Anna mengusap punggungku menenangkan "It's okay, everything will be alright" bisiknya di telingaku.
Aku meremas baju tante Anna, menumpahkan tangisku dipelukannya.
Sekarang aku mengerti, yang bisa ku lakukan saat ini ialah berdoa, semoga adikku baik-baik saja disana.
Satu semester telah berlalu...
Kini aku telah menyiapkan segalanya, kepindahanku akan dilangsungkan besok. Besok adalah waktu untuk memulai kembali semuanya, aku tidak akan pergi lagi.
Walaupun akhir yang harus diterima sama, tapi selagi aku bisa bernapas, akan ku habiskan masa itu bersama dengan orang-orang berhargaku.
Good bye, Chicago, aku pergi.
_________________
______________
CAUTIONCerita ini adalah sebuah karya fiksi. Nama, karakter, tempat, dan kejadian ialah murni dari imajinasi penulis. Setiap kemiripan yang ada tidak mempunyai unsur menyinggung dan merupakan sebuah kebetulan.
Didalam cerita ini terdapat cukup banyak kata-kata kasar serta memuat beberapa tindakan ekstrem antar remaja seperti perkelahian, narkotika, dan pembunuhan. Jadi berhati-hatilah dalam membaca.
* * *
- notes :
- I don't accept any plagiarism of this story
- Maaf kalau typo bertebaranHappy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET LIES
Teen FictionDia yang menjadi alasannya pergi, ternyata juga menjadi alasannya untuk pulang. Hal mengerikan yang menimpa saudaranya membuat Sasya mau tak mau harus kembali untuk mencari dan menghukum para pelaku dari semua kejadian itu. Satu demi satu teka-teki...