SWEET LIES
" HARI PERTAMA "____________ ____________
"Gila gila gila" setelah turun dari bus, Sasya berlari kencang menuju sekolahnya yang berada sekitar 100 meter dari halte.
"Tunggu" Sasya mempercepat langkahnya lalu masuk kedalam sekolah. Karena terlalu terburu-buru, Sasya tak melihat seorang pria beralmamater hitam berdiri didepannya.
brukk
Pria itu terduduk ditanah.
"Aw sialan, hidung gue kempes" ujar Sasya meringis, untung saja ia hanya terhuyung saja.
"shit! " umpat pria itu, Arkan Adhitama si ketua osis.
"Eh sorry sorry, gue ga sengaja" Sasya menjulurkan tangannya "Lo gapapa?"
Pria itu tak menggubrisnya, hanya menatap Sasya kesal. Ia pun berdiri sendiri tanpa memegang tangan Sasya.
Sasya yang melihat itu menarik tangannya kembali dan bergedik bodo amat. "Mau dibantu oke, kalo gamau yaudah" gumamnya.
"Usahain kedepannya jalan pake mata" ketus Arkan.
"Dimana-mana jalan ya pake kaki, but issoke, make sense sih. By the way ruang guru dimana ya? Gue belum dapat peta sekolah"
Akhirnya Arkan mengetahui siapa anak baru yang dimaksud wali kelasnya. Siswi yang dua minggu lalu mendaftarkan dirinya di Galaxy High School melalui jalur beasiswa.
"Cari sendiri" Arkan memberikan peta sekolah kepada Sasya "15 menit lagi upacara bendera, jangan sampai telat" setelah mengatakan itu, Arkan langsung berbalik dan meninggalkan Sasya.
"Wah cowo dingin, menyaingi Peaky Blinders"
Tanpa membuang waktu lagi, Sasya langsung menuju ruang guru dengan menggunakan peta.
"Wah gak heran jalur reguler disini biaya perbulan nembus dua digit, fasilitasnya ngeri ngeri njir" gumamnya sambil berjalan dengan melihat sekeliling.
Fasilitas GHS memang patut diacungi jempol. Seperti ruang UKS yang bersih, lalu lapangan indoor dan outdoor, ruang olahraga yang lengkap, kolam berenang untuk melatih para atlet renang, ruang musik dengan berbagai macam alat musik disana, aula yang luas, kantin yang bersih, dan sebagainya.
"Gak salah pilih sekolah sih gue" ujar Sasya, ia sudah tiba didepan ruang guru, tanpa aba-aba lagi ia masuk kedalamnya dan mencari wali kelasnya.
* * * * *
"Wah gila, Pak kepsek kalo sekali ceramah gapernah bentar, mana cuaca lagi panas-panasnya" ujar Reyhan yang duduk di meja dengan mengipasi dirinya dengan topi.
"Berisik, enyah sana" ujar Raven melihat datar Reyhan yang duduk dimejanya. Setelah Reyhan turun, ia langsung meletakkan ranselnya diatas meja lalu memasukkan kepalanya kedalamnya dan tertidur.
"Hiks, tega banget kakanda ngusir adinda, aku kan-"
Arkan yang baru masuk kelas langsung menjewer telinga Reyhan "Mending duduk di kursi lo, Buk Yani udah datang"
Buru-buru Reyhan turun dari meja lalu kembali ke kursinya, kelas itu kembali kondusif.
Ibu Yani, wali kelas 11 MIPA 1 itu berdiri didepan kelas dengan seorang gadis disampingnya.
"Selamat pagi semuanya, kali ini kita kedatangan murid baru" ucap Ibu Yani, lalu ia menatap gadis di sebelahnya "Silahkan perkenalkan diri kamu, asal sekolah, dan kenapa pindah kesini"
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET LIES
Teen FictionDia yang menjadi alasannya pergi, ternyata juga menjadi alasannya untuk pulang. Hal mengerikan yang menimpa saudaranya membuat Sasya mau tak mau harus kembali untuk mencari dan menghukum para pelaku dari semua kejadian itu. Satu demi satu teka-teki...