Hatiku lagi lagi jatuh dan patah untuk kesekian kalinya,ketika kudapati senyummu masih saja meluluhkan. Sebab,apa yang kulihat diwajahmu bukan untukku,sementara didalam dadaku masih tersimpan namamu.
Malam itu,kantuk tak juga datang,aku putuskan berselancar di media sosial. Entah apa yang mendorongku mengetik namamu dilayar pencarian,seketika layar dipenuhi oleh foto foto yang kau unggah. Disana,kau tampak bahagia. Benar,kau tak banyak berubah sejak pertama kita berjumpa. Tapi,ada yang membuatku tersentak,seseorang berhasil menarik lengkung senyummu. Dan mungkin mampu membuatmu tertawa lepas,merasa damai,dan nyaman. Tentu saja bukan aku. Tiba tiba semua seolah memukul mukul kepalaku,membuatnya mendadak pening.
Aku menegaskan sekali lagi,tentang apa yang aku selami selama ini. Aku harus terima bahwa kau tak lagi sendiri. Aku segera memukul dadaku kuat kuat. Kiranya dengan ini aku benar benar bisa melihat bahwa kau menyandarkan kepalamu dibahu kekasihmu. Benar,tak ada yang berubah sama sekali bahwa melihatmu dari jauh saja membuat hatiku makin rapuh,jatuh,patah,lagi dan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTUISI
De TodoSedikit kata kata mengenai perasaan yang ada,yang tak terbalaskan.