BAGIAN TIGA

10 1 0
                                    

Sampai saat Giselle pulang Ananta tak kunjung keluar dari kamarnya, bahkan makan pun tak mau. Ia benar-benar kesal setengah mati pada adik kesayangannya itu, ia tak rela jika adiknya dijadikan bahan fantasi liar para lelaki hidung belang di luaran sana.

Sampai pada jam 10 malam ia turun mengenakan pakaian kasualnya dan menemukan keluarganya telah berkumpul di ruang tengah. Mereka hanya melihatnya, tapi Ananta tak membuka suara sama sekali ia hanya mengambil kunci mobil dan menuju pintu utama.

"Mau kemana lo?" Tanya Rafael

"Diskotik."

"Gausah aneh-aneh Ananta!" Ucap Alfarisi.

"Assalamualaikum." Ucap Ananta tanpa menggubris peringatan daddy nya itu. Belum sampai Ananta berhasil memegang gagang pintu, Ananta kembali mendengar bentakan kali ini dari adik kesayangannya Giselle.

"Sapa yang suruh mas Nanta pergi ke tempat kayak gitu!"

Ananta langsung menoleh ke arah Giselle.

"Oh bagus kamu tadi siang berani ngomong kasar ke mas, sekarang nge bentak mas. Mas gamain-main ya Giselle! Mas bisa bikin kamu kehilangan pekerjaan yang kamu sayangi itu! Daritadi mas tunggu kata maaf keluar dari mulut kamu tapi sekarang apa? Yang mas dapetin cuma bentakan kamu? Kamu gamau liat mas lagi?"

Anak gue lebih serem daripada gue pas marah. Malah lebih serem dari istri gue, ngeri.

"Nanta! Udah ah kasian Elle, gue temenin deh. Lo jangan sendirian kalo ke tempat kayak gitu."

"Anak ini bener-bener gapengen gue perhatiin Raf, gapapa gamasalah gue gabakal perhatiin dia lagi."

deg.

Detik itu juga dunia Giselle serasa berhenti berputar. Apa ia tak salah dengar tadi? Mas Ananta benar-benar marah padanya. Ia sudah tak bisa menahan air mata lagi, Giselle langsung lari ke arah Ananta lalu berlutut di depan Ananta.

"Maafin Elle mas Nanta, Elle ga berani minta maaf sama mas tadi siang. Soalnya Elle masih takut dibentak mas Nanta. Mulai sekarang Tamara bakal Elle suruh laporan ke mas Nanta tentang pekerjaan Elle. Cuma mas Nanta sama mas Rafael yang boleh nyetujuin atau enggak. Tapi Elle mohon mas Nanta jangan tinggalin Elle." Kata Giselle sambil sesenggukan.

"Berdiri."

"Maafin Elle mas.."

"Berdiri." Lalu Giselle berdiri dan menatap Ananta.

"Hapus air matanya." Sekali lagi Giselle hanya menuruti perkataan Ananta. Setelah Giselle sudah menghapus air mata nya Ananta langsung menggendongnya seperti sedang memikul beras.

"Raf kita eksekusi anak ini di kamar lo apa kamar gue?"

"Hahaha, kamar gue aja Nan. Kita habisin sampe subuh."

"Siap." Lalu Ananta menggendong Giselle dan menuju kamar Rafael, tak lupa Rafael mengikuti dari belakang.

"Daddy! Tolongin Elle! Elle gamau bobok sama mas Nanta sama mas Rafael! Mommy!" Teriak Elle, orangtua mereka hanya tertawa geli. Mereka bersyukur anak-anak mereka saling menyayangi satu sama lain.

Setelah melempar adik mereka ke atas kasur, Ananta memerintah Rafael agar menutup pintu kamar.

"Mas Nanta, mas Rafael jangan macem-macem ya?!"

"Kamu sendiri yang mau wawancara majalah dewasa, biar mas kasih tau apa konsekuensi nya." Lalu Rafael dan Ananta membuka kaosnya, sebenarnya para kakak Giselle ini memang terbiasa tidur tak memakai atasan. Hanya saja adik kesayangan mereka paling tak suka jika mereka melakukan itu saat tidur bersama Giselle.

AlataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang