BAGIAN ENAM

5 0 0
                                    

Sesampainya di Alata's corp. Giselle bertanya pada Rafael.

“Ini ada dimana mas?”

“Gabisa baca nama perusahaannya? Itu gede banget loh font nya dek.”

“Ya bisa Alata’s corp. Terus kenapa?”

“Adek mas satu ini kasian, cantik-cantik bego.”

“Ih kok mas Rafael ngejek Elle bego sih.”

“Ya dari nama perusahaannya harusnya kamu udah tau dong kita mau ketemu sapa dek.”

“…”

Rafael masih setia menunggu adiknya memproses informasi yang didapat darinya, saat detik ke lima Rafael mendapatkan respon yang telah ia antisipasi sebelumnya.

“ALATA?! SERIOUSLY
MAS? ROMEO ALATA?”

“Anak gadis gaboleh gitu ah.”

“Bodo amat! Mau anak gadis kek, janda kek.”

“Hus. Astaghfirullah.”

“Biasanya ga inget Tuhan juga.”

“Ngawur. Jangan jujur-jujur gitu mas jadi malu.”

“Pokoknya Elle gamau ikut masuk ke dalem!”

“Ya terserah, pokoknya mesin mobil mas matiin terus mas kunci dari luar.”

“Jahat banget!”

“Mana ada jahat sayang.. Mas aja ga maksa kamu buat ikut ke dalem.”

“Sama aja.”

Brak.

“Jangan di banting kenapa sih? Mobil mas ini dek.”

“Mas Rafael aja sini yang Elle banting, mau?”

“Udah ah jaga sikap, udah di luar ini.”

“Ya.. Ya. Terserah.”

Sesampainya di resepsionis Rafael menanyakan dimana ruangan Romeo.

“Permisi saya ingin bertemu dengan Romeo Alata, bisa?”

“Maaf tidak bisa, anda harus membuat janji terlebih dahulu.” Jawab perempuan itu ketus.

“Ah, maaf bisa anda telfon bos anda itu sekarang? Dan bilang Giselle Kirana Putri Pamungkas serta Rafael Putra Pamungkas tidak mempunyai banyak waktu.” Ucap Giselle tak kalah ketus, sedang Rafael hanya menahan tawanya.

Harga dirinya terlalu tinggi untuk bisa dijatuhkan oleh pegawai biasa sepertimu nona. Batin Rafael.

Dengan enggan pegawai perempuan itu segera melakukan apa yang Giselle katakan, betapa terkejutnya ia saat sekretaris bos besarnya itu berbicara jangan lakukan hal yang membuat gadis di depanmu marah atau kau akan kena amukan pak Romeo.

Pak Fernando telat banget meringatinnya, mampus. Batin pegawai itu.

“Jadi gimana? Apa Romeo itu masih tak bisa bertemu dengan saya dan kakak saya? Lebih baik jika seperti itu sih.”

“Maaf tuan dan nona telah ditunggu di ruangan pak Romeo di lantai 12.”
Sebelum adiknya mengumpat, Rafael lebih dulu menjawab pegawai itu.

“Terima kasih.” Rafael langsung menarik adik kesayangannya itu ke dalam lift.

“Ih apa sih tarik-tarik?”

“Mas tau tadi kamu mau ngumpat kan gara-gara kita jadi ketemu Romeo.”

“Ya ga salah juga sih.” Dan Rafael hanya bisa menggeleng mendengar penuturan adiknya itu.

Ting..

AlataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang