t w o

42 5 4
                                    

02 – Penyesalan Allen

Tidak ada yang bisa Allen lakukan selain berdiam diri di tempat, duduk di atas ranjang seperti yang terakhir kali dirinya lakukan saat mendengar Mom berteriak histeris dan berakhir dibius oleh dokter. Dan sekarang, Momnya terbaring di ranjang yang berada di ruangan yang sama sepertinya. Mom tertidur karena dibius Dokter. Dad—yang baru datang—yang meminta Dokter agar membius Mom.

Sekarang Allen merasa bersalah. Dad tidak menangis, yah, ia memang tidak menunjukkannya secara nyata. Tapi siapa yang tahu tentang apa yang ada di dalam hatinya? Mungkin saat ini Dad sedang terpuruk karena tidak ada lagi Mom yang ceria dan bersahaja seperti dulu, saat keluarga mereka masih normal.

Mom yang didiagnosa mengidap suatu syndrome—yang Allen tidak tahu apa nama syndrome-nya, yang jelas, Mom didiagnosa depresi akibat anak bungsunya mendapat kecelakaan mobil yang parah saat sedang balap liar dan kini sedang terbaring koma. Tepatnya, anaknya merupakan penumpang dari si penyetir yang merupakan pacarnya dalam balap liar.

Miris.

Dad kehilangan 2 wanita berharga dalam hidupnya. Tepatnya bukan kehilangan, Dad rindu mereka berdua. Tawa mereka berdua. Ocehan mereka berdua. Serta omelan mereka berdua. Dad rindu dengan kedua malaikat yang biasa mewarnai hari-harinya. Meskipun Allen termasuk anak bandel yang sembrono dan seringkali melanggar, Dad tetap menyayangi Allen.

Allen beranjak dari ranjang tempat tubuhnya tertidur. Tanpa sadar air matanya sudah meleleh. Ia berjalan menghampiri Dad, dan tanpa pikir panjang ia memeluk Dadnya seerat yang dirinya bisa. Mungkin Dad tidak bisa merasakan pelukan yang Allen berikan, tapi Allen memeluk Dad dengan penuh kasih sayang dan penyesalan. "Maafkan aku, Dad. Aku berjanji, setelah aku bangun nanti, aku akan lebih menurut padamu."

Allen benar-benar bersyukur pernah menemani sepupunya menonton drama tentang orang yang ruhnya berpisah dengan tubuhnya saat koma. Meski ia belum kembali ke dalam tubuhnya, setidaknya ia jadi lebih mudah memahami dan menerima kenyataan bahwa dirinya saat ini adalah semi-hantu. Kenapa disebut semi-hantu? Karena wujud Allen sekarang seperti hantu, meski masih dengan wajah dan anggota tubuh yang lengkap, tapi saat ini Allen belum benar-benar mati. Tepatnya, dirinya berada di antara hidup dan mati.

Allen belum mau mati, ia masih kepengin menikmati hidupnya lagi. Ia ingin membahagiakan Orang Tua dan Abangnya. Mungkin apa yang orang katakan itu benar, kita belum sadar kalau belum menerima teguran. Ada yang ditegur dengan cobaan kecil langsung sadar. Dan tampaknya Allen adalah tipe yang ditegur dengan cobaan lumayan berat baru bisa sadar.

Dalam hati, Allen bahkan sudah bersumpah ia tidak akan lagi mengikuti pergaulan seperti itu lagi. Ia akan menuruti apa kata Mom dan Dad. Persetan jika teman-temannya nanti akan mengatainya pengecut atau apapun. Ia tidak akan menyentuh minuman beralkohol itu lagi. Meski sampai sekarang saat kondisinya sedang begini ia masih kepengin meneguk minuman itu, sih. Allen kecanduan.

Allen melepas pelukannya dari Dad. Kalau saja saat ini Dad bisa melihat dan merasakan keberadaannya, mungkin Dad akan membalas pelukannya dan menyadari kalau bagian belakang kaosnya sudah basah karena air mata Allen.

Allen buru-buru menyeka air matanya. Ia tidak kepengin menjadi wujud semi-hantu dengan mata bengkak. It'll looks so creepy. Allen berjalan keluar kamar VVIP yang menjadi tempatnya dirawat inap. Ia bahkan keluar dari kamar tersebut tanpa membuka pintu. Dan ia merasa agak janggal karena rasanya aneh saat menembus pintu kamar setelah ia biasanya harus membukanya untuk masuk atau keluar.

Allen berjalan di koridor rumah sakit, tempat dimana banyak orang berlalu lalang dan beberapa—sebenarnya terlalu banyak—menembusnya seakan-akan tidak tahu kalau di sana ada Allen. Yah, memang tidak tahu sih. Karenanya, untuk saat ini, untuk pertama kalinya dirinya kepengin dilihat secara aneh.

Lagipula, siapa yang tidak menatap secara aneh ketika ada orang dengan balutan piyama putih-putih yang kebesaran dan sedang berjalan seperti orang depresi dengan mata sembab? Semuanya pasti akan melihatnya dengan aneh. Tapi kali ini, untuk pertama kalinya Allen tidak menemukan satu pun manusia yang menyadari keberadaannya.

Allen tidak tahu harus bagaimana dan minta tolong pada siapa.

SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang