0.1

1.3K 106 5
                                    

Petra dengan cepat melangkahkan kakinya menuju ke taman belakang sekolah untuk mencari seseorang yang kini sudah menjadi kekasihnya.

Pria tampan berambut hitam dan dingin itu kini adalah kekasihnya, dia Levi Ackerman. Kira kira sudah tiga bulan yang lalu hubungan mereka di mulai, di mana pada saat itu Levi menyatakan perasaannya di taman belakang sekolah.

Dia tersenyum bahagia sambil memandangi kotak bekal yang ia bawa.
"Levi pasti akan menyukainya " gumam Petra pelan hingga sebuah suara membuatnya terdiam.

Petra berjalan kembali untuk melihat siapa orang yang tadi berbicara tapi ternyata dia sudah mengenali suara itu, itu suara Levi dan sahabatnya Hanji Zoe.
Sudah hampir enam bulan yang lalu Petra berada di sekolah barunya, di sekolah lamanya bahkan dia di juluki 'the flawles girl' selain punya paras yang cantik, Petra juga cerdas baik dalam bidang akademik dan nonakademik. Selain itu Petra adalah pribadi yang ramah, baik dan juga penyabar.

Gadis itu masih ingat jelas saat pertama kali bertemu dengan pria itu di bus dengan tatapan tajam bagai elangnya , pada saat pria itu menolongnya dan terutama saat Levi menyatakan perasaannya.

Ia terkekeh pelan saat membayangkan wajah Levi yang saat itu memerah, itu membuatnya tertawa ketika membayangkannya.

Petra tidak pernah melarang Levi untuk tetap dekat dengan teman teman wanitanya hanya saja dia tau situasi untuk bergabung dengan mereka atau justru mengalah dan pergi.

Dan sekarang yang di lakukannya adalah pergi.

"dia dan Hanji hanya teman Petra jangan berprasangka buruk pada Hanji, dia temanmu " gumam Petra pada dirinya sendiri.

Dia berjalan ke arah kelasnya dengan raut wajah seperti biasa, ceria.

"kak Petra" panggil seseorang membuat Petra menoleh.

"ada apa Mikasa? " tanya Petra lembut.

"hmm itu..." jawab Mikasa ragu sambil memperhatikan kotak makan yang ia bawa, Petra yang mengerti maksus Mikasa langsung memberikannya pada gadis berambut hitam yang berstatus adiknya Levi.

"wah terima kasih" ucap Mikasa senang.

"mau aku temani makan? Kebetulan aku juga belum makan apa apa " tawar Petra.

"ayo, kita makan di roftooft" ajak Mikasa.

Mikasa melangkahkan kakinya dengan semangat diikuti Petra yang berada di belakangnya. Hingga sebuah suara membuat langkahnya terhenti.

"kalian mau ke mana? " tanya Levi.

"mau makan ke roftooft " jawab Mikasa senang sambil memeluk erat bekal pemberian Petra seolah olah benda itu sangat berharga baginya.

"kau tidak memberikan makan siangku Petra? " tanya Levi sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

Ini yang Petra suka dari Levi meskipun dia terlihat dingin tapi sebenarnya dia baik, dia tidak pernah membentak Petra sekali pun.

"maaf, tadi aku mencarimu tapi aku tak menemukanmu. Dan aku melihat Mikasa lewat jadi aku memberikannya" jawab Petra sedikit berbohong.

"ya sudah aku marah " ucap Levi kesal.

"kak kau menjijikkan " ejek Mikasa.

"diam kau singa brutal " ejek Levi balik.

"ya sudah nanti pulang sekolah datang saja ke rumahku aku akan membuatkan makan siangmu " ucap Petra.

"ya sudah tapi aku masih marah padamu" balas Levi lalu pergi.

"si kakak cebol itu benar benar " geram Mikasa.

Petra yang melihatnya tersenyum manis pasangan adik dan kakak yang lucu.
"ayo cepat, sebelum waktu istirahat berakhir " ajak Petra.

💔💔💔

Levi melangkahkan kakinya ke arah kelasnya, dia melirik ke arah arloji yang ada di pergelangan tangan kirinya.

Dia bingung sekaligus merasa bersalah, pria itu merasa sangat bersalah pada Petra karena sudah membohonginya. Kalian bisa menyebutnya bajingan karena memang seperti itulah dia.

Karena dengan beraninya Levi bermain di belakang Petra apalagi itu dengan sahabat dari kekasihnya sendiri, ya dia Hanji Zoe orang yang tadi dia temui di taman belakang sekolah.

Levi merasa ada sesuatu dalam diri Hanji yang menarik perhatiannya jadi dia menyatakan perasaannya pada gadis itu dan ya mereka kini mulai berpacaran.

Kira kira sudah sebulan yang lalu hubungan gelap mereka mulai terjalin.
Levi mengusap wajahnya kasar.

"ada apa Levi? " tanya Erwin.

"tidak" jawabnya singkat.

"kau mengambil keputusan yang salah Levi" ucap Erwin.

"aku tau " balas Levi.

Ya hanya Erwin, orang yang dia percaya untuk menyimpan rahasia ini. Karena sudah beberapa kali Erwin memergoki Hanji dan Levi dan pria itu memegang janjinya sampai sekarang untuk tidak memberitahu Petra.

Tiba tiba saja bel masuk berbunyi dan ia mulai proses pembelajaran. Ia dan Hanji berada di kelas yang sama sedangkan Petra berada di kelas sebelah bersama Nifa dan yang lainnya.

Levi tak bisa fokus pikirannya masih berputar kembali pada saat Petra tersenyum ke arahnya, pada orang yang sudah membohonginya, orang yang sudah membagi cintanya pada orang lain.

Hingga tak terasa bel pulang berbunyi membuat Levi tersadar dari lamunannya. Dia segera membereskan buku bukunya dan pergi keluar menemui kekasih pertamanya.

Dan dia melihat Petra yang baru saja keluar dari kelas dan sedang mengunci pintunya. Levi mendekat dengan gaya sok coolnya.

"maaf membuatmu menunggu" ucap Petra.

"tak apa, ayo " ajak Levi sambil menarik tangan Petra.

Sudah menjadi keseharian mereka berdua pulang sekolah bersama dengan berjalan kaki. Tangan mereka saling berpautan membuat beberapa pasang mata menatapnya iri.

Terutama si gadis berambut coklat yang diikat dengan kacamatanya. Dia merasa kesal melihat hal tadi, tapi ia sadar ia tak boleh egois dia sadar bahwa dia hanyalah seorang yang dinilai PHO dalam hubungan mereka.

Tapi bolehkah kali ini dia egois? Dia mencintai Levi dan tidak ingin kehilangannya. Dia akan melakukan apa saja agar Levi menjadi miliknya, meski dari Petra sahabatnya sekalipun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa votmennya ya

Hurt✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang