0.2

670 87 6
                                    

Tak ada yang seindah hari libur, Petra yang sudah bangun sejak pagi kini sedang membersihkan rumahnya yang sudah sepi di sabtu pagi.

Dia menemukan sebuah catatan bahwa orang tuanya sudah berangkat bekerja dan akan pulang malam.

"meow "

Petra berjongkok untuk menyamakan tubuhnya dengan kucing yang sudah ia pelihara satu tahun yang lalu.

"ada apa Yui? Apa kau lapar? " tanya Petra.

"meow" kucing itu bersuara seolah olah mengerti dengan apa yang di katakan petra. Dia mengambil satu bungkus makanan dan memasukannya ke dalam mangkuk makanan Yui.

"akh iya aku belum menyiram tanaman"
ucap Petra sambil berlari ke arah teras rumah.

Sejuk, Petra bersenandung kecil sambil menyirami tanamannya satu persatu terutama bunga anggrek kesayangannya yang berwarna putih. Bunga itu adalah pemberian Levi.

"selamat pagi Petra" sapa seseorang.

"selamat pagi juga bibi Hime " balas Petra tak kalah ramah.

Setelah selesai dia kembali masuk ke dalam rumah dan membuat roti bakar untuk menghilangi rasa laparnya.

Dan berakhir duduk di depan televisi bersama kucingnya Yui. Tubuhnya memang di sana tapi pikirannya berkelana ke arah lain.

Harusnya iya yang menonton benda persegi panjang itu bukan justru malah sebaliknya. Dia bingung, ada urusan apa kekasihnya itu sering mengunjungi sahabatnya.

Kira kira sudah hampir seminggu dan Petra selalu saja melihat mereka bersama baik itu di sekolah maupun di luar sekolah.

"sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan? " gumamnya sambil mengusap lembut kepala Yui.

Tiba tiba saja ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Nifa di sana.

"halo, ada apa Nifa? "

"ya baiklah aku akan segera ke sana " ucap Petra sambil memutuskan panggilan teleponnya.

Dia beranjak ke arah kamarnya untuk berganti pakaian, dia memakai hotpants hitam dengan kaus pendek putih lengkap dengan sneakers yang sama dengan warna kausnya.

Dia mengusap lembut tubuh Yui sambil tersenyum, "untung saja aku akan pergi ke cafe hewan jadi aku bisa mengajakmu" ucap Petra.

Dia segera turun ke bawah dan membuka pintu garasi hingga terlihatlah sebuah mobil berwarna putih miliknya sendiri, beruntung dia sudah berusia tujuh belas tahun dan sudah memiliki SIM.

Petra mengendarai mobil itu dengan kecepatan standar, rumah sudah dia kunci. Semua pekerjaannya selesai jadi dia bisa bersenang senang.

Ting.

Mikasa
Kak Petra aku bosan

Petra melihat pesan dari Mikasa dan memberhentikan mobilnya sebentar untuk menelpon gadis itu.

"Mikasa, ayo ikut saja denganku ke animal cafe. Aku tunggu di sana " ucap Petra.

"benarkah? Wah baiklah aku akan segera ke sana bersama Eren " balas Mikasa dari seberang sana.

"baiklah, aku tunggu " ucap Petra mengakhiri teleponnya.

Gadis itu kembali menjalankan mobilnya tapi sebelum itu ia melihat sesuatu yang membuat di dalam sana terasa sakit.

"positif thinking Petra mungkin mereka tak sengaja bertemu " gumam Petra sambil mencengkeram stir mobilnya.

Yui pindah ke pangkuannya dan duduk di sana seolah olah berusaha untuk menenangkan pemiliknya. Petra yang kini sudah mulai tenang mulai membawa mobilnya pergi dari sana.

"kak Petra!" teriak seseorang ketika Petra baru saja sampai di sana.

Dia tersenyum ke arah gadis berambut hitam itu dan berjalan keluar bersama dengan kucing kesayangannya.

"maaf aku terlambat " ucap Petra.

"tidak kok, kami juga baru saja datang" balas Nanaba.

"wah siapa ini? " tanya Historia.

"dia Yui kucing kesayanganku " jawab Petra sambil menurunkan kucing itu.

"wah lucunya " ucap Annie bersama dengan teman temannya yang merupakan adik kelas Petra, mereka semua tampak sedang bersenang senang dengan kucingnya.

"kau tampak lelah " ucap Nanaba saat melihatnya duduk.

"benarkah? Sepertinya aku kurang tidur semalam " balas Petra.

"apa kau masih bisa bertahan dengannya? " tanya Nifa.

Petra yang mengerti ke mana maksud Nifa hanya bisa menghela nafas berat.
"aku percaya dia tidak akan mengkhianatiku " jawab Petra mantap.

"kau selalu saja begitu " ucap Nanaba.

"dia tidak pantas mendapatkan wanita sebaik dirimu " tambah Nifa.

"aku percaya padanya dan akan selalu begitu, setidaknya sampai....." balas Petra serasa bimbang, dia merasa ucapan kedua temannya itu ada benarnya juga.

"baiklah, semua keputusan ada di tanganmu kami hanya mengingatkan " ucap Nanaba pasrah.

'aku hanya ingin mendengarnya dari mulut Levi sendiri ' batin Petra sedih.

"kak Petra kucingmu lucu sekali, ingin ku bawa pulang " seru Historia.

"kau bisa mengajaknya bermain di rumahmu jika kau mau. Aku akan menjemputnya nanti " balas Petra.

"benarkah?! " tanya Historia senang.

"tentu, kenapa tidak. Yui sepertinya menyukaimu " jawab Petra.

Mereka akhirnya memutuskan untuk memesan makanan terlebih dahulu , semua temannya tampak memesan makanan sedangkan dia hanya ingin teh hitam.

"kau jadi seperti Levi " ucap Nifa.

"iya " balas Petra sambil tersenyum manis.

'si cebol itu akan menyesal telah menyia nyiakannya ' batin Mikasa sedih.

Gadis yang berstasus sebagai adiknya Levi itu sudah tau tentang hubungan gelap kakaknya dengan sahabat Petra sendiri. Dia bahkan sempat memukul Levi hingga membuat kedua orang tuanya, Kenny dan Kuchel Ackerman marah pada anak mereka.

Dia sebenarnya ingin memberitahu Petra tentang ini tapi ia sadar Petra harus mencari tahu sendiri. Dan Levi sempat mengancam akan membuat ayah dan ibunya melarang hubungan Mikasa dengan Eren, karena perbedaan kasta.

Hurt✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang