5.Nyakitin

228 19 6
                                    

happy reading.....

Setelah melihat tubuh marsha yang tiba tiba ambruk dalam dekapannya. devin sadar dengan apa yang ia lakukan kemudian dia membopong tubuh marsha ke R.UKS.

Dipikiran devin tiba tiba terlintas masa lalu yang membuatnya seperti ini

Jam pelajaran sudah berjalan sedari tadi. Namun itu tak penting bagi devin yang terpenting adalah wanita yang terbaring di kasur uks ini. Devin panik tak tahu apa yang harus ia lakukan kemudian dia menelpon bastian.

Tak lama setelah itu datanglah bastian dan malvin juga vanya Yang di jemput oleh malvin.

Vanya berlari kearah marsha. Ia segera menggenggam tangan marsha yang terasa sangat dingin untuk suhu tubuh yang normal.

"Marsha kenapa?" tanya vanya menatap devin dengan sayu.

"Gue- gue nggak tau-tadi gue sama dia terus dia gini dia nggak- gue nggak tahu kenapa bisa kayak gini" Devin tiba tiba histeris, bastian yang melihat devin penuh ketakutan pun mencoba menenangkannya.

"Lo tenangin devin diluar ya bas" ucap malvin lalu bastian membawa devin keluar.

"Malvin lo bisa ambilin teh anget buat marsha" pinta vanya yang diangguki oleh malvin.

Setelah malvin pergi vanya mencari minyak kayu putih dan mencoba menuangkannya ketangan marsha lalu menggosok gosoknya dengan pelan. Sekali kali ia mendekatkan tangan marsha kemulutnya, ia meniup tangan marsha agar lebih sedikit terasa hangat.

*

Marsha POV

Kepalaku terasa pusing. Kesadaranku masih mengawang awang. Kemudian aku mendengar suara seseorang.

"Marsha-marsha lo udah sadar"

Sedikit demi sedikit aku membuka mataku dan Mencoba mengumpulkan kesadaranku. Orang pertama yang aku lihat adalah vanya. Ia sedang memberi kehangatan pada tanganku.

"Dingin van" ucapku.

Ia mengerti setelah itu vanya mengambilkan satu selimut lagi untukku di lemari pakaian padahal selimut yang aku pakai sudah dua sepertinya.

Aku menatap sekitaran tempatku. Ternyata aku sudah berada Dirumah. Tak lama setelah itu Dr.Dian, Dokter keluargaku datang dengan..... Malvin.

"Silahkan masuk dok" ucap vanya yang sudah menyelimutiku lagi.

Dr.Dian masuk lalu mulai memeriksa tubuhku. Aku hanya memejamkan mata karna masih sangat lemas untuk segala hal ini.

Beberapa menit kemudian Dr.Dian mulai bersuara. "Nak marsha, ada keluhan lain selain yang biasanya?"

Aku menggeleng lalu Dr. Tersenyum kearahku.

"Nak marsha nggak papa, Cuma jangan terlalu tertekan ya sayang jangan banyak pikiran juga"ucap dokter dian.

"Ini obatnya jangan sampai telat diminum, kalau ada keluhan dikepala minum obat ini. Buat staminanya minum vitamin ini ya sayang"

Aku mengangguk setelah itu dokter keluar diantar oleh malvin dan vanya.

Author pov

Sebelum dokter itu pulang ia memperingatkan sesuatu dulu pada vanya.

"Kondisi mental marsha semakin lama semakin menurun mohon dijaga emosional dan beban pikiran marsha ya. Karna itu semua bisa berakibat fatal buat marsha"

"Kita usahain dok" ucap vanya setelah itu dokter dian pergi.

*

Vanya dan Malvin kembali melangkah kekamar marsha mungkin untuk hari ini vanya akan tetap dirumah marsha begitu juga dengan malvin.

Bad Girl Love Posessive BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang