"Kalo berani sini lawan gua." ucap Delila.
Delila dan preman itu pun berkelahi.
"Gitu doang payah." ucap Delila saat preman itu terjatuh.
"Lo gak apa-apa?" tanya Delila pada cewek itu lalu berbalik menatap preman, dengan cepat preman itu segera mengeluarkan pisau dari Sakunnya lalu menusukkannya keperut Delila.
"DELILA." teriak Sean, Felila dan Rafi lalu segera menghampiri cewek itu.
"WOI, BANGSAT." teriak Sean lalu segera mengejar preman itu, tapi ditahan oleh Felila.
"Biarin mereka yang ngejar, ayo bawa Deli dulu." ucap Felila sambil menangis.
"Deli, lo harus kuat bentar lagi nyampe." Felila tidak berhenti mengeluarkan Air mata begitupun Sean.
"Feli, telfon mama." suruh Sean.
"Halo ma, Deli ma."
"Kamu kenapa nangis? Delila kenapa?"
"Delila ditikam preman ma."
"Sekarang kita menuju ke rumah sakit."
"Iya, mama segera kesana."
____
Akhirnya mereka pun sampai dirumah sakit.
"Deli jangan tutup mata lo." ucap Sean sambil memegang erat tangan Delila
"Sumpah wajah kalian jelek amat." ucap Delila pelan lalu sedikit tersenyum.
"Jangan tutup mata lo." teriak Sean.
Perlahan penglihatan Delila mulai memburam dan akhirnya mata Cewek itu tertutup sempurna.
"DELI, DELILA." teriak Sean dan Felila.
"Maaf kalian tidak boleh masuk." ucap Suster itu.
Felila menatap jendela ruangan, Delila sedang dikejutkan oleh kedua alat yang mirip setrika itu.
"Sean, Delila mana?" tanya Yana.
"Delila." panggil Yana lalu menatap jendela bersama Felila.
Tak lama dokter pun kelur.
"Anak saya gimana dok?" tanya Yana.
"Maaf Ibu, anak ibus sudah meninggal."
"Gak mungkin." ucap Yana lalu segera masuk kedalam.
"Dok jangan becanda, kita bakalan bayar berapa pun tapi tolong dok." Ucap Sean sambil mengangkat kerah dokter itu, membuat Rafi segera menarik Sean.
"Dok tolong dok." Ucap Sean saat dokter itu melangkah.
"Sean udah." Rafi menarik cowok itu.
____
"Delila, bangun Nak." ucap Yana sambil mengguncang-guncang tubuh Delila.
"Delila, lo anak yang kuat bangun woy, Deli." ucap Sean.
"Lo gak boleh ninggalin gue sendirian." ucap Felila.
"Pliss bangun." ucap Felila.
Rafi segera memeluk Felila untuk menguatkan cewek itu.
"Hiks, hiks Delila Fi, Delila." isak tangis Felila.
"Iya, lo harus sabar hadapin ini." ucap Rafi.
"Deli gue gak nyangka lo ninggalin kita." sambung Rafi.
"Delila, ayolah bangun jangan becanda Gue tau lo suka becanda tapi ini gak lucu tau gak?" ucap Sean.
"Ma Delila, Ma." tangis Sean sambil memeluk mamanya.
______
Semenjak kepergian Delila kini rumah menjadi sangat sepi, sekarang tidak Ada lagi yang mengganggu Felila, tidak Ada lagi yang Akan Sean usili. Kini ia Sudah pergi meninggalkan orang-orang yang sangat menyayanginya.
"Kenapa Del? Kenapa lo ninggalin gue?" Tangis Felila sambil memegang foto dirinya, Sean dan Delila yang sedang tertawa didalam kamar.
"Feli ini makananya." Ucap Sean lalu meletakkan makanan Felila di atas nakas.
"Bang." Panggil Felila.
"Apa?"
"Kok jadi gini ya Bang?" Tanya Felila.
"Udahlah, Delila udah tenang disana. Walaupun dia udah gak ada tapi dia tetap disini ngeliat kita." Ucap Sean lalu memeluk Felila
......
Dear Delila
Maksih tuhan, engkau telah memberikan kakak yang begitu baik untukku. Delila gue merasa orang yang paling beruntung punya kembar kek lo dalam, gue janji gak akan pernah ngelupain lo sedetikpun. Makasin udah nemenin hari-hari gueJakarta, 01 Januari
🌹FELILA🌹___
Gimana end nya?
Receh yaaMakasih ya udah baca cerita ini
Lauv you all 😘😘
FatiaLatief🐨
KAMU SEDANG MEMBACA
Delila&Felila [COMPLETED]✔
Short Story"Tidak ada cinta seperti cinta untuk saudara dan tidak ada cinta seperti cinta dari saudara." -Deli&Feli-