Kau menyakitiku..
Aku tahu pasti itu, tapi entah mengapa aku selalu bertahan dengan egomu mu yang besar itu.
Aku mencintai mu, tapi entah lah.. Kurasa kau tak pernah merasakan hal yang sama. Entah apa yang membuat kita bertahan dengan posisi ini.
Tapi, apapun yang akan terjadi, ku harap kita bisa bertahan. Dan ku harap kau menerima ku.Somewhere,Thalia Avery Jamson
Thalia pov
"babe, call my name.. "Dia menggigit pelan telinga ku.
"Diell...Arghh.."Tangan pria itu sudah menyelip tanpa izin ke bagian atas ku.
Dia datang tengah malam dengan bau alcohol,mungkin dia habis pesta dengan teman temannya atau apalah itu.Entahlah,aku mulai tak peduli dengan apa yang dilakukannya.Aku lebih peduli tentang bagaimana lepas dari pria ini.Otak dan tubuh ku tidak sinkron ketika bersamanya.Entah bagaimana pun dia memperlakukanku,aku tetap dengannya dan dia tetap kembali. Aku benci hal ini, aku benci ketika aku tak berdaya.Tadi pagi kami baru saja bertengkar,tadi pagi sepertinya aku baru minta untuk mengakhiri hubungan ini dan sialnya kenapa aku cepat luluh begini.
Sekarang dia ada diatas ku dan aku membiarkan tangannya menjelajahi tubuh ku. Aku benci dengan ketidakberayaanku ini. Lagi lagi harga diri ku terinjak.
"I want you babe".Diell menatap dalam mata ku. Mata itu sudah berkabut, dia tidak sepenuhnya di sana. Aku tau di setengah sadar sekarang ini. Entah hal apa yang membuatnya mabuk berat malam ini.
But, wait. Di kemeja nya ada bekas lipstik?what,apa dia selingkuh di belakang ku?. Hei ada apa denganku, Airmata ku tanpa izin keluar begitu saja. Hah, bukannya aku sudah tak peduli lagi dengan dia.Bukannya ini bagus.
"Aku jadi yang ke dua untuk malam ini?, "Aku miris dengan diri ku sendiri. Kenapa aku kecewa? Aku bingung.
Dia menghentikan aktivitas nya bingung dengan aku yang menangis tiba tiba.Aku membenarkan posisi duduk ku di sofa. Dan yahh, aku terlihat seperti wanita yang murahan seperti ini. Dengan kancing baju piama yang sudah hampir terbuka semua, plus tampilan dua aset ku yang berharga tanpa bra. Aku membenarkan bajuku juga. Terlalu banyak yang di koreksi malam ini. Shit..Aku benci menjadi seperti ini.Aku terus melihat ke noda lipstik yang ada di kerah kemejanya,sepertinya dia sadar.
"Sorry Thalia..."Diel berlulut memeluk erat perutku dan pahaku menjadi penopang kepalanya sekarang. Terlalu erat, dia terlalu erat memelukku sehingga aku sedikit susah bernafas.
"Aku tau kau tidak pernah bisa menerimaku Diell,Aku tau pasti tentang hal itu. Dan...Yahh.. Kau bebas sekarang. Aku tidak menahanmu lagi,dan aku tidak akan mencoba bertahan lagi, pergilah"Ya tuhan, suara ku tersendak sekarang menahan tangisanku, tapi aku tidak bisa. Aku tak tahan lagi. Ini puncaknya.Lihat apa yang dilakukannya padaku.
"I try.. Aku mencoba untuk melupakan mu tadi nya.Aku tidak ingin jatuh pada mu Thalia. But, I can't babe. I still need you. Percayalah, aku tidak melakukannya tadi.Dan jangan pernah mencoba untuk pergi Thalia, karena kau tak akan bisa. You're Mine. "Dia mengusap air mata ku. Aku terdiam di pelukannya.Entah sudah jam berapa ini. Mata ku terasa berat,aku tidak sanggup lagi. Ini terasa nyaman.Kesadaran ku mulai hilang, Aku tertidur.Entahlah,hari ini terasa cukup panjang dan melelahkan.
I'm Yours, but You never be mine. Diell Aldric Michael, Pria angkuh dengan wajah dingin dengan egoisme yang tinggi.Semoga saja aku punya anak tampan seperti dia.Tapi dia tidak pernah mau serius Make a baby dengan ku.Pertemuan kami adalah sebuah kesalahan. Hah, kesalahan yang indah yang membuat kami saling mengenal.Aku aneh,aku tetap bahagia dengan posisi ini walau dalam kondisi yang merugikanku.Yah,setidaknya kami masih bisa bersama ku rasa tak apalah.
______________
---------------------hhhmmmm..
Kurasa Diell mengangkatku menuju tempat tidur tadi malam.Aku ingin meregangkan badan ku kemudian mencari posisi nyaman. Tapi seperti nya tangan yang melingkar di perut ku ini sedikit menggangu rutinitas pagi ku.Seperti nya aku tertidur dengan nyenyak malam ini. Tidak seperti biasa nya. Aku perlahan membuka kedua kelopak mata ku.Dia ada di sana,wah wajah nya yang tidur pulas seperti bayi yang tidak bersalah. Aku memperhatikan lekuk wajahnya.Rahang tegas, hidung mancung alis tebal dan sepertinya anak ini tidak pernah bermasalah dengan jerawat. Shit,dia membuatku iri sebagai wanita.
Aku memelukkanya membenamkan diri ke dada bidangnya.Kira-kira sudah jam berapa ini?, tapi aku pikir mentari belum terlalu jauh ke atas. Entahlah, yang ku ingat ini hari minggu dan aku tidak punya rencana.
Dia bergerak,Diell mengeratkan pelukannya.Nyaman sekali pada posisi ini.But wait, dia bergerak lagi.Saat ini posisi kami saling menatap, aku yakin mata ku bengkak pagi ini. Syukurlah dia punya wajah tampan, setidaknya mata ku jadi tercerahkan pagi ini.
"Morning Love.. "Diell mengecup dahi ku kemudian kedua mata ku dan bibirku.Wah,ada apa dengannya pagi ini. Tidak seperti biasanya.
" Morning.."Aku heran dia bersikap manis pagi ini, sampai aku merasakan tangannya menelusuri dan melepas braku.Dia tersenyum seperti tidak punya salah apa-apa.Ada maunya ternyata.
"Honey, aku minta jatah ku yang tertunda tadi malam.. "Diell mengecup leher ku,aku yakin dia meninggal kan tanda di leherku.Tangannya sudah bermain dengan dua aset ku.
" But, nafas ku masih seperti walking death Dii.. Arghhh.. "dia memainkan puting ku di sana.
" I don't care..Aku menuntut hakku wife.."Diell berpindah posisi di atas ku sekarang.Wah,kenapa aku merasa deg degkan, wife?.kurasa selama ini dia memperlakukanku seperti slut.Apa boleh aku merasa bahagia?
"Of course, Husband .. "Aku tersenyum bahagia sebelum bibirnya mencium ku dalam.Kecupan yang awalnya lembut kemudian memanas..
Kami menyatukan diri,dia menjadi pria yang lembut pagi ini.Tidak seperti biasanya, biasanya permainannya kasar dan cenderung menyakitkan bagiku. Aku sepertinya bahagia sekali pagi ini.Bolehkah aku berharap untuk membuat hubungan ini bertahan?.
Diell mengecup kembali bibir ku, nafas kami teputus-putus mengihirup udara. Kurasa badan ku basah karena keringat. Dan wah, dia juga begitu. Shit, aku baru menyadari selama ini dia sexy,aku baru sadar jika dia punya roti sobek di perutnya.Deabakk,aku takjub dan merasa semakin beruntung.
"Istri ku terus melihat kebawah,Ingin lagi ternyata? "Dia tersenyum mesum menampilkan deretan gigi putihnya dan rambut acak-acakannya.
" Tawaran yang menarik, tapi kita sudah melakukannya berkali-kali dan aku tidak mau terlihat aneh berjalan hari ini Diell, "
" Ok Love, Thank you."Dia beranjak dan mengecup ringan pipiku.
"Ayo Thalia, come here... "
Aku kebingungan dengan maksudnya.Tapi sepertinya dia tidak sabaran menunggu aku untuk mengerti. Diell menggendongku menuju kamar mandi.Sifatnya yang pemaksa dan tidak sabaran kembali lagi.Diell tetap lah Diell.Tapi apapun bentuknya dia adalah suamiku,dan aku adalah istrinya walau dengan seribu kekurangan. Ya aku, menerimanya.Dan semoga dia dalam tahapan untuk menerimaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE HEART (side)
Science Fiction"Aku tidak bersalah. Aku hanya mempertahankan apa yang aku miliki. Kalian tidak berhak mengadiliku." ~Kayla Alana.