Jam sudah memasuki waktu makan siang. Marcus menyimpan laporan pembukuan dari Bayu ke filenya setelahnya pria itu merentangkan otot tangannya sambil menunggu file tersimpan sepenuhnya. Kemudian membereskan berkas-berkas di meja. Gerakan Marcus terhenti saat matanya melihat secarik foto lama bergambar anak laki-laki berusia sembilan tahun, dengan rambut nyaris plontos dan ekspresi wajah bosan. Ini bukan foto dirinya saat kecil, melainkan foto anak yang diminta Ayah Marcus untuk menemukannya. Asal usul anak ini pun Marcus tidak tahu, siapa orangtuanya dan apa hubungan anak ini dengan Ayahnya.
Tok tok tok.
"Masuk."
Pintu ruangan terbuka, muncul sosok Rian, sahabat Marcus sejak masa SMA. Rian melenggang dengan senyum puasnya mendatangi Marcus dan langsung duduk di sebrang meja tanpa dipersilahkan.
"Gimana? Lo udah nemuin dia?" Tanya Marcus tanpa basa-basi.
"Tenang, ditangan Rian Ardianto, semuanya pasti beres." Ucap Rian congkak.
"Bagus kalau begitu." Marcus tersenyum puas. "Mana hasilnya?"
Rian merogoh kantung dibalik jas nya lalu mengeluarkan sebeket foto ukuran sedang.
"Nih." Rian menaruh selembar foto di hadapan Marcus.
"Namanya Kevin Sukamuljo. Dia spesies terakhir dari klan Sukamuljo."
Marcus menyernyit mendengar penjelasan absurd Rian. Klan? Ada-ada saja, memangnya ini dunia fiksi fantasi. Kebiasaan nonton anime Naruto sih jadi otaknya dipenuhi fiksi fantasi.
"Jadi gue harus melestarikannya gitu?"
Rian mengangguk mantap. "Mungkin itu yang dimaksud Daddy lo Nyo. Kali aja keluarga Sukamuljo memiliki gen yang bagus jadi bisa mendapatkan keturunan kelas premium."
"Ngawur. Nggak mungkin alasan Daddy kayak gitu. Ini nggak ada foto yang lebih cerah lagi apa? Gelap amat." Komentar Marcus, padahal mengamati fotonya saja belum.
"Tenang masih banyak." Rian menyodorkan selembar foto lagi. Marcus mengambilnya lalu mengamatinya, matanya memicing, rasanya ada yang salah. Kenapa ada badut di foto ini serta anak-anak yang membawa balon.
"Ini mana anaknya?" Marcus menunjukan foto tak jelas yang diberikan Rian.
"Sorry bos, bukan yang itu." Rian langsung mencabut foto dari tangan Marcus. "Maksud gue yang ini."
Marcus mengambil foto di tangan Rian dengan wajah sebal. "Kalau itu bukan fotonya ngapain lo nunjukin ke gue."
"Ini kebetulan kemaren gue lewat di pesta kebun ulangtahun anak, bos, gue tertarik terus gue foto deh. Bagus kan hasilnya?"
Marcus memutar mata. Sahabatnya yang satu ini memang suka aneh, ngapain motoin badut segala, buat koleksi. Lain kali Marcus beliin deh boneka Pennywaise yang original dari amerika, biar dia puas.
"Lo dapet informasi apa aja?" Marcus membalik foto lalu mengamatinya lamat-lamat. Rupanya wajah Kevin tak jauh beda dengan foto dulu yang diberikan Ayahnya. Hanya saja sekarang lebih tampan dan menarik. Penampilannya juga cukup baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOND
Teen FictionMarcus mendapat wasiat dari Ayahnya untuk mencari seorang pemuda bernama Kevin Sukamuljo sebelum Ayahnya menghembuskan napas terakhirnya. Ayahnya meminta Marcus untuk menjaga pemuda yang bahkan tidak Marcus kenal. Namun sebagai anak yang berbakti pa...