34 - Rencana dan Keputusan Terbaik

6K 481 21
                                    

"Ini gak lucu, sumpah "

Jessica turun dari wastafel dan langsung berjalan menuju kamarnya. Dika menghela napas berat nya sejenak.
Dan kemudian menyusul Jessica ke kamar.

"Jess, ini keputusan terbaik menurut ku " ujar Dika, menghampiri Jessica yang berdiri di depan meja rias.

"Keputusan apa? Berpisah?! " Jerit Jessica tertahan.

Ia menatap pria itu dengan penuh kemarahan. Sedang kan Dika, masih menatap nya dengan sabar. Dika menarik lengan Jess agar berbalik menghadap nya. Mau menatap nya langsung dan memberikan nya kesempatan untuk menjelaskan semuanya.

"Dengerin aku dulu,setelah itu baru boleh kamu marah " ujar Dika dengan nada suara lembut.

Jessica menggeleng lemah, menatap sedih dan juga tidak rela dengan keputusan apapun yang di ambil pria itu, jika itu harus berpisah. Karena, demi apapun ia tidak akan sanggup jika harus kembali ke masa kehancuran nya lagi. Bahkan, mungkin kali ini akan lebih parah.

"Jess, aku mencintai mu. Dan ku sadar. Kalau aku mau bersama mu untuk selamanya. Aku harus punya modal besar "

"Dik, aku gak butuh uang! Kamu tau itu! Aku gak-"

"Aku tau " sela Dika mengerti. Ia mengusap pipi kekasih nya. Kemudian mengulum senyum manis nya. " Tapi buat ku itu penting, aku seorang laki-laki yang akan menjadi kepala rumah tangga. Dan, sebagai seorang laki-laki harga diri ku sangat lah tinggi. Aku gak mau di remehkan oleh siapapun. Terlebih oleh Papa kamu " jelas Dika dengan perlahan. Dan berharap kalau Jessica akan mengerti.

Namun, Jessica mulai merasa curiga pada kekasihnya. Ia memicingkan mata pada Dika. Mencoba mencari tau apa penyebab Dika tiba-tiba saja membicarakan ini semua.

"Kamu ketemu Papa ?" Tebak Jess tepat sasaran.

"Eh !" Dan Dika juga cukup terkejut mendengar nya. "Kamu,- Jess "

"Papa bilang apa ke kamu ? Jawab aku dengan jujur Dik, Papa minta apa sama kamu ?" Ujar Jessica dengan nada marah.

Dika menggeleng kan kepalanya. "Jess ini gak ada hubungan nya dengan pertemuan ku dengan Pak Rian "

"Bohong !"
"Jess, dengerin aku dulu " ujar Dika, menahan Jess yang hendak meraih hp di atas nakas. Bermaksud untuk menelfon Papanya.

"Jess, coba berfikir dewasa sedikit. Oke!" Ujar Dika memohon pengertian kini. " Selama ini aku gak pernah serius menjalani hidup aku. Aku selalu saja bermain-main menikmati hidup bebas ku. Tanpa berfikir untuk masa depan. Makanya aku hanya seperti ini terus, tidak pernah maju "

"Tapi sekarang beda Jess, aku cinta sama kamu. Dan mau menikah sama kamu. Jelas, aku sekarang akan punya tanggung jawab besar. Aku gak bisa terus berada di bawah kamu "

"Jadi, ini soal tahta ? " Tanya Jess kecewa.

"Bukan begitu. Bisa gak sih, kamu tenang dulu dan coba mengerti dengan semua penjelasan ku. " Ujar Dika, masih mencoba bersabar.

"Dik, aku gak bisa pisah sama kamu "
"Kamu fikir aku bisa? " Tanya Dika. "Aku juga. Aku gak minta kita putus. Aku hanya bilang,kalau aku mau balik ke Jakarta. Karena,di sana adalah tempat yang tepat untuk memulai semua nya dari awal, Jess !"

"Maksud kamu ?" Tanya Jess dengan bingung kini.

"Makanya dengerin dulu sampai habis, baru ngamuk " ucap Dika pelan, tapi tentu bisa di dengar oleh Jessica.

"Dikaa!" Geram Jessica memukul lengan kekasih nya. Dika hanya tertawa pelan. Namun, kemudian ia menarik Jessica untuk duduk di tepi ranjang.

"Jujur, aku memang ketemu sama Pak Rian tadi. Kita membicara kan tentang pekerjaan, awal nya. ..." Dan kemudian mengalirlah semua cerita Dika tentang pertemuan nya tadi dengan Papa nya Jessica.

You're The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang