Kehidupanku amat sangat berwarna, karna sosok dia yg mengajarkanku bahwa hubungan akan selalu berjalan karena rasa yg terjaga.
Jujur aku sangatlah kaku dalam urusan cinta, bahkan aku tidak tahu apakah aku mencintai ka tian atau tidak.
Yang kutahu aku tiba-tiba menyukainya saat pandangan pertama, lalu aku terkagum oleh semua kelebihannya, dan kini pilihanku adalah menerimanya.
Seperti yang kukatakan di awal, ka tian adalah sosok yang teramat cuek dan susah ditebak. Tingkahnya selalu memunculkan teka teki dalam duniaku ini.
Terkadang sering sekali aku tak bertegur sapa dengannya, aku merasa bukan seperti pacarnya, bahkan kuragu apakah dia benar menganggapku ada dalam kehidupannya, apakah aku salah dengan pilihanku menerimanya?
Waktu
Terasa begitu cepat dan hubunganku sudah meranjak ke 2 bulan bersama ka tian.Saat bulan pertama, semua masih terasa sama, masih biasa saja. Ka tian tentu tak lupa mengucapkan hari jadi yang selalu ku nanti.
Tapi untuk bulan kedua ini, tiba-tiba ka tian tidak memberikan kabar padaku selama beberapa hari, kita tidak bertegur sapa sama sekali.
Selalu terbesit tanya dalam benakku, Apakah ka tian sudah bosan?
Hari terus berganti
Tiba saat dimana hari ini adalah hari jadi yang ke 2 bulan, hari yang selalu ku nanti, tapi saat ini menyayat hati. Seminggu sudah berlalu tanpa ada penjelasan dan kepastian.Aku terus berharap di hari ini, semoga aku mendapatkan hal yang pasti.
Di pagi hari aku bertemu dengan ka tian di lapangan tetapi dia membuang tatapan.
Saat jam istirahat aku melihat ka tian di kantin tetapi dia langsung pergi ninggalin.
Hingga saat bel pulang berbunyi, aku sama sekali tak mendapatkan hal yang pasti. Teman-teman banyak yang bertanya tentang kelanjutan hubunganku dan ka tian, kalian tahu? Aku hanya bisa diam membisu.
Aku memutuskan untuk pulang, seperti biasa aku pulang bersama Nia dan Ayu. Sebelum keluar gerbang aku benar" masih berharap bertemu dengan ka tian. Langkahku terasa amat berat seperti ada sesuatu yang harus kutunggu.
"Lia, jalannya cepetan dong" ucap Nia
"Iya" jawabku
"Nanti pasti ka tian ngabarin kok" kata Ayu
"Iya" jawabkuEntah apa yang diucapkan Nia dan Ayu kala itu, aku hanya bisa menjawab singkat satu kata "Iya"
Kita bertiga sudah sampai setengah jalan jauh dari sekolah, sepanjang jalan Nia dan Ayu mengobrol sesuatu dan berusaha mengajakku.
Hingga akhirnya Nia mengagetkanku
"Liaaa,liaa!!!"
"Hmmmm"
"Itu bukannya ka Tian?"
"Ahh kamu boong, becanda kamu galucu."Ayu ikut meyakinkan
"Iya lia, itu ka tian"
"Gak aku gakpercaya"
"Nengok dulu sii"
"Udah deh yu, jangan ikutan kaya nia yang suka iseng."
"Aku gaboong,cpet nengok"Akhirnya aku membalikkan pandangan ke arah belakang, dan boom benar ka tian sedamg mengejar.
Aku hanya bisa terdiam ketika Nia dan Ayu berisik berkata cie" ga galau lg ni, dan ledekan lainnya. Tetapi kalian tahu? Pandanganku hanya tertuju ke ka tian, menisyaratkan dari hati untuk dia sampai dititik aku berdiri.
Akhirnya ka tian sampai ditempat aku,Nia,dan Ayu berdiri. Kalian tahu? Dia tidak mengatakan apapun, ia hanya memandangiku, terus memandangiku.
Setelah ia puas mentapku, ia berjalan memutariku. Aku tak tahu apa maksud dari semua itu?
Hingga ia berkata."Lia, kamu galiat sesuatu?"
"Engga, cuma liat kaka muter"
"Ishhh"
"Kaka ngapain si muterin aku?"
"Bneran galiat?"Aku menggelengkan kepala merasa bingung dengan semuanya, hingga akhirnya suara Nia mengagetkan
"Ihhh coklat, liaa itu di belakang ka tian ad coklat."
"Hah mana??" Jawabku
"Huuhh, Nia aj liat msa kamu engga?" Ucap ka tian
"Hehe, yaterus kalo ad coklat kenapa?"
"Ini buat kamu liaaaku, ambil!"
"Hah buat aku? Ini sogokan ya?"
"Kok nyogok si? Engga lah"
"Terus dalam rangka apa?"
"Kamu lupa hari ini hari apa?"
"Masih berlaku?"Ka tian hanya tersenyum untuk menjawab pertanyaanku itu lalu ia berkata.
"Terimakasih untuk 60 hari yang telah kau isi"
Kalian tahu, kata-kata itu membiusku. Nia dan Ayu yang menyaksikan hanya bisa tersenyum" melihat kejadian itu.
Setelah itu ka tian pergi meninggalkanku, ia langsung mengambil jalan pulang kerumahnya yang tak searah denganku.
Aku benar" tak menyangka dengan semua tingkah ka tian, dia rela mengejarku untuk mmeberikan cokelat itu.
Diperjalanan Nia dan Ayu terus meledekku dan meminta cokelat yang kubawa. Berhubung aku takut membawa cokelat itu sampai dirumahku, kuhabiskan cokelat itu di jalan bersama Nia dan Ayu. Saat itu cokelat yang ka tian berikan lumayan besar hingga kota bertiga kesulitan untuk menghabiskan.
Kalian tahu? Seminggu tanpa kejelasan dalam sebuah hubungan tentu menyakitkan bukan? Semua selalu terpecahkan oleh kelakuan sederhana dari ka tian.
Sangat Istimewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Couple
RomanceKetika kesederhanaan dapat menemukan sebuah pasangan, ketika suatu harapan dapat diwujudkan, dan ketika keajaiban terjadi dalam kehidupan. Inilah kisah cinta unik yang tak pernah terduga akan mempertemukan dua raga.