Kopi Rindu Susu (KRS) Part 3 -END-

25 4 0
                                    

(masa sekarang)

“Nak bantuin Ummah masak ya, temen-temen Abati mau makan malam disini juga nanti”

“iyaaa.. Ummah"

Makan malam bersama ah lama sekali aku tidak makan malam bersama Sasetya dan keluarganya. Rinduku pada Sasetya kian hari kian menumpuk. Sudah enam bulan lebih aku tak bisa sama sekali berhubungan dengan Sasetya, Bunda, juga Ayah.

Mereka menghilang tanpa jejak setelah kejadian yang memukul batin kami terjadi. Delapan bulan lalu kak Satria Adi Raga Laksana Putra yang menjadi pelindungku dan Sasetya, yang sudah aku anggap sebagai kakak kandungku, yang menjadi saudara satu-satunya dari sahabatku Sasetya, seorang laki-laki yang menjadi kebanggaan keluarga Sasetya, meninggalkan kami dan meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.

Kak Satria adalah seorang dokter militer yang bertugas pada perbatasan Indonesia-Papua. Ia meninggal lantaran pemberontakan yang terjadi di tanah konflik tersebut.

Kesedihan mendalam bagi keluargaku dan juga keluarga Sasetya atas meninggalnya  kak Satria. Berat sekali menerima kenyataan itu, butuh waktu berhari-hari untuk menyadarkan diriku jika sang pelindungku telah pergi kehadapan Sang Maha Kuasa bukan pergi untuk bertugas lagi. Hal ini juga menjadi sesuatu yang sulit diterima oleh Bunda Rara, beliau mengalami goncangan jiwa yang begitu hebat hingga depresi berat menghampirinya. Setiap hari ia menangis dan memanggil kak Satria. Terkadang beliau menelfon nomor kak Satria dan seolah berdialog dengan kak Satria padahal ia hanya bermonolog. Dengan berat hati Ayah dan juga Sasetya membawa Bunda ke rumah sakit jiwa.

Awalnya pengobatan itu rutin dan lancar dilakukan dan terkadang aku menemani Sasetya ke RSJ, puncaknya dua bulan setelah wafatnya kak Satria. Sasetya dan keluarganya menghilang tanpa jejak. Telfon dan sosial media semuanya tak bisa kuhubungi. Bahkan aku meminta kenalan hacker-ku untuk melacak posisi GPS mereka melalui nomor telephone tetapi hasilnya nihil. Setahuku ayah dan bunda adalah anak tunggal jadi mereka tak memiliki saudara sama sekali.

Aku kelabakan mencari jejak mereka, hingga lambat laun aku menyadari bahwa mereka memang telah pergi meninggalkan segala kenangan yang pernah kami buat bersama. Sasetya, Bunda, Ayah aku rindu. Dimanapun kalian berada saat ini hanya satu yang ingin kusampaikan aku akan tetap menjadi keluarga kalian, jadi tolong jangan tinggalkan aku sendiri disini tanpa kabarmu. Pulanglah, jika memang itu sudah waktunya kalian pulang. Aku selalu menunggu dengan hati terbuka. Ayah, Bunda, Sasetya pulanglah.

**

Satu tahun kemudian

Aku sudah berada disemester dua dan beranjak kesemester tiga tingkat Universitas. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia adalah pilihanku. Tak terasa sudah satu tahun ini aku tinggal sendiri di Depok. Terkadang Ummah dan Abati mengunjungiku. Sebenarnya aku ingin merasakan bagaimana menjadi anak kost. Tapi aku harus masuk asrama untuk tahun pertama sebagai Medical Student. Tak apalah, seru juga hidup merantau dan jauh dari orang tua karena rasa rindu itu yang terkadang menjadikan kita semakin sayang dan dekat kepada orang yang kita rindukan. Hari ini aku akan melakukan praktikum fisiologi hewan di Laboratarium Jurusan, menyelesaikan ujian akhir praktikum untuk semester dua ini. ‘Semoga lancar Ya Tuhan apa yang akan aku kerjakan hari ini’ batinku memohon.

“Syifa Amanda Alafasy, tolong kamu informasikan kawan-kawanmu untuk mengumpulkan softcopy hasil praktikum hari ini ke e-mail saya ya ?” ah ini kak Hanif, beliau adalah kakak asisten dosen praktikum fisiologi hewan beliau adalah seorang most wanted karena ketampanan dan kecerdasannya, selain itu beliau juga seorang aktivis BEM. ‘Keren’ satu kata itu menggambarkan beliau.

“oh iya kak, mana email kakak. Nanti saya kirimkan”

“hanifarasyid121@gmail.com besok malam terakhir pengumpulan, kakak tunggu sampai jam sembilan ya”

“okee siap. Terimakasih kak” aku tersenyum dan ia hanya menganggukakan kepalanya ‘waah cool seperti biasa tampan tanpa senyum’ batinku berseru. Aku berlalu meninggalkannya karena praktikum akhir sudah selesai, yeayy dan welcome laporan akhir praktikum. Begadang lagi malam ini.

***

“yesss !!! yuhuuuu” seruku kegirangan saat melihat kata ‘ACC.Oke’ dari email kak Hanif. Pertanda laporanku sudah siap diserahkan ke Dosen, ah akhirnya tidurku semalam yang hilang tak sia-sia. Dengan semangat menggebu aku klik tombol reply “terimakasih banyak kak”. Senyumku terus mengembang, ahhh akhirnya bisa tidur tanpa laporan malam ini. Aku buka inbox di e-mailku, banyak sekali e-mail dari kawan-kawanku yang belum aku baca, tak sedikit pula e-mail dari para marketing perusahaan yang sedang mempromosikan barang dagangannya. ‘Pengganggu’ itulah yang aku pikirkan mengenai mereka.

Lalu saat men-scrooll down inbox aku menemukan satu nama email yang tak asing bagiku, bahkan aku mengenalinya dengan sangat dalam. E-mail dari sasetyamustikapucam@gmail.com “Sasetya....” gumamku lirih, entah kalimat apa yang dapat mengungkapkan perasaanku kali ini, bahagia dan sangat bahagia itu yang aku rasakan. Langsung aku arahkan kursorku dan mengeklik pesannya, kulihat tanggalnya dan astaga sudah satu bulan yang lalu ia mengirimkan e-mailnya dan baru aku baca. Padahal hampir setiap hari aku membuka e-mail mengapa notice-nya tidak masuk dipemberitahuanku. Atau masuk tetapi tertimbun oleh e-mail promosi produk-produk. Ah entahlah.

From: sasetyamustikapucam@gmail.com

To: my dearest Syifa Amanda Alafasy

Syifa apakabar ? bagaimana kabar Ummah dan Abati ? semoga semua sehat selalu dan dalam lindungan Tuhan. Faa maafin kami yang pergi tanpa pamit. Banyak hal yang terjadi pada keluargaku faa. Aku tak mungkin bercerita disinikan ya ? pasti akan begitu panjang dan membosankan. Faa kondisi bunda sekarang sudah membaik dan bisa dikatakan sembuh total makanya aku bisa mengirimimu e-mail ini. Pernah keadaan bunda begitu memburuk Faa hingga kami memutuskan untuk pergi dari Indonesia menemui satu-satunya keluarga Bunda yang tersisa yaitu Paman Wildan, di Australia. Nanti aku ceritakan lengkapnya. Intinya aku akan pulang ke Indonesia semester depan. Aku tau kamu kuliah di UI kan ? selamat yaa cita-citamu masuk FK UI terkabul. Aku juga sudah diterima faa di sekolah bisnis Institut Pertanian Bogor . Jadi sebentar lagi aku bakalan ketemu kamu dan kuliah di Bogor. aku enggak sabar banget faaa. Kangen banget aku sama kamu. Kangen sekangen-kangennya.. telfon aku kalo kamu udah baca e-mailku ini yaa, 082186937935. See you dear. I’m waiting for you...

Sasetyaku kembali oh Tuhan terimakasih telah mengembalikan apa yang pernah hilang dari genggamanku. Aku tau genggamanku kurang erat hingga Engkau memberikan kesempatan untuk menyadari dan memperbaiki genggamanku.

-END-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kopi Rindu Susu (KRS) (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang