Hiduplah denganku walau aku tak sabar seperti Sumayyah. Hiduplah bersamaku walau diriku tak setangguh Khadijah. Hiduplah bersama gadis lugu ini walau tak pandai membuatmu terpukau oleh syair indah selayaknya Khansa.
Hiduplah denganku walau kekuranganku meraja. Sebab, kamulah yang dapat menuntunku ke syurga sekaligus penyempurna ibadahku.
Biarlah kamu kurang akan harta, karena aku hanya ingin seperti Ummu Sulaim yang maharnya mulia, yaitu takwa.
Hiduplah denganku yang memiliki cinta yang satu. Seperti putri Sang Rasulullah, Fatimah Az-Zahra pada khalifah ke empat, Ali Bin Abi Thalib.
Maka jadikanlah aku satu-satunya. Hingga nadi tak lagi berdenyut, tetapi hatimu akan selalu berdetak hanya mengingatku. Biarkan hatimu hanya terukir namaku setelah namaNya. Agar kelak bisa bertemu lagi di jannah-Nya.
***
Pada awan lekit di penghujung hari
Juga mentari yang berseri
Jadilah saksi saat janji tertuai
Ketika rasa mulai membuai
***
_______________________
Tente, 21 Januari 2019
HN
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Prosa Puisi Rasa
PoetryRasa Punya berbagai cara mengungkapkannya Hanya saja aku lebih suka menyuarakannya lewat aksara Bukan suara yang dapat dilupa dan sirna Bermodalkan sebuah pena kutuliskan semua kata-kata yang tersimpan dalam hati Bertemankan sepi kuungkapkan tentang...