Part 3

32 8 2
                                    

Pukul 20.00 malam, sudah selesai dari makannya. Karena merasa capek dan lelah ditambah lagi rasa bosan yang melanda, ia berdiri. Melangkahkan kakinya dan tangannya diayungkan seiring hembusan nafasnya. Ia pun melangkah keluar kamar berjalan berkeliling rumah itu.

'Besar sekali. Tingkat dua lagi,' pikirnya.

Sepanjang berkeliling rumah tersebut, tatapannya tak lupuk dari desain rumah dan  foto yang terpajang pada lorong lorong rumah. Ah, jangan lupakan hiasan-hiasan yang begitu indah menambah kesan mewah pada rumah ini.

'Dia kaya sekali,' pikirku.

'Jadi aku ada di lantai 2?', tanyanya dalam hati sambil cengingisan.

Kebetulan sekali di lantai dua terdapat teras Rumah dikelilingi pagar pagar kecil yang mungil.

Ia pun melangkah menuju teras itu. Dengan hembusan angin sepoi sepoi malam itu, membuat rambutnya yang lurus itu terurai tertiup angin. Rembulan malam waktu itu menyinari raut wajahnya membuatnya tampak seperti bidadari. Ia menengadah menatap bintang-bintang di Langit. Tak ada yang tau isi pikiran gadis cantik itu. Yang jelas dia sangat menikmati pemandangan malam ini.

Tanpa sepengatahuannya, cowok yang menolongnya diam-diam memperhatikan gadis itu. Cowok itu seakan terhipnotis melihat gadis yang sedang memandang langit malam ini. Entah apa yang dipikirkan cowok itu, tapi baru kali ini ia merasakan perasaan aneh yang melanda dirinya.

'Aku dekati dia, atau pergi darinya', bisiknya dalam hati dengan kebimbangan yang sangat kentara. Jika cowok ini mendekat dia takut akan mengganggu ketenangan gadis di depannya.

Tapi, ia memberanikan diri untuk mendekatinya. Langkah kakinya pelan dengan pandangan yang lembut menatap gadis itu dari belakang. Jantungnya terus saja berdegub kencang. Seingatnya dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Suasana malam itu sunyi sekali.

"Kenapa kamu terus melihat bintang?" Tanyanya memecah kesunyian malam membuat cewek itu terkejut.

"Aaaaa! Si...siapa kamu? Penjahat iyah? Tolong! Tolonggg!" Teriak gadis itu dengan suara yang bergetar. Cowok itu panik dan berusaha menjelaskannya tapi sia sia.
Gadis itu masih saja berteriak.

"Tolong! Siapa kamu? Mau apa kamu?" Teriaknya lagi. Dalam hati dia sangat ketakutan karena baru saja melihat cowok itu.

Karena cewek itu terus teriak, cowoknya pun mengacungkan tangannya ke depan dan menempelkan jari telunjuknya pada bibir cewek itu. "Diam yah! Aku orang baik," kata cowok itu dengan perasaan yang dia sendiri tidak tau apa. Hening seketika, gadis itu terdiam.

Mereka saling berpandangan mata yang cukup jauh menusuk hati. Keduanya merasakan nyaman sekali satu sama lain. Cukup lama ia berpandangan.

"Aku yang menolongmu,"kata cowok itu sambil jari telunjuknya masih menempel di bibir cewek itu.

Apa yang terjadi selanjutnya?
Tunggu di part berikutnya!

Cinta Untuk NaulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang