"Pagi adalah hal yang mengawali semuanya,asal kamu tahu!"
❤
Cuitan burung terasa menyejukan ditelingaku,aku duduk dimeja makan sebelah ayahku.
Suatu hal yang cukup langka kalau ayahku pagi-pagi ikut sarapan dimeja makan,biasanya dia selalu berangkat pagi-pagi sekali dan kadang pulang menjelang pagi tapi pagi ini sepertinya dia berusaha menyempatkan waktunya untuk bertanya bagaimana hari ku diuniversitas.
Ayah yang baik.
"Gimana kuliah kamu?" Aku menolehkan pandanganku,ayahku tengah mengoleskan selai kerotinya.
Aku memberikan roti punyaku dan mengambil rotinya"sangat baik"
"Kamu ga kesulitan kan?" Tanyanya
Aku menaik turunkan punggungku "tentu saja tidak"
Ia memakan rotinya lantas memuji roti buatanku "ayah pikir ini seperti roti buatan chef terkenal"
Aku terkekah pelan,benar-benar pujian yang sangat berlebihan "itu terlalu berlebihan!O iya teman Ana juga ada yang jadi chef lho"
Kina ia memfokuskan seluruh atensinya kepadaku,apa semenarik itu?
"Benerkah?sebenarnya menjadi chef itu cita-cita lama ayah,dulu ayah selalu ingin bercita-cita menjadi chef terkenal"
Aku membulatkan mataku,sungguh terkejut dengan cita-cita lama ayahku "ayah beneran pernah punya cita-cita jadi chef?kok aku ga percaya ya,chef dan politikus kan jauh berbeda" ucapku miris.
Ayaku mendesis pelan "apa jadi chef itu sangat tidak pantas untuk ayah?
Aku segera menggeleng-gelengkan kepalaku "maksud Ana bukan gitu,cuman kan Ana belum pernah nyobain masakan ayah jadi agak sedikit ragu"
Ia tampak seperti orang yang sedang berpikir "hmm..bagaimana kalo weekand ayah masakin kamu"
Aku berseru sangat antusias "ayah janji?ayok!ayah masakin Ana tteokboki ya"
"Itu makanan apa ?" Tanya ayahku heran
Aku mengernyitkan kepalaku,kalau boleh jujur sebenarnya aku juga tidak pernah tau tteokboki itu seperti apa,ya cuman karena orang-orang sesama Fangril ku selalu mengatakan ingin memakan itu,jadi aku juga ikut ketuluran.
"Mungkin makanan sejenis pangsit" ucapku asal.
Ayahku menganggukan kepalanya tanda dia setuju.Aku berseru bahagia lantas melanjutkan acara makanku.
**
Aku keluar dari mobil ayahku,pagi ini aku diantar olehnya.Disepanjang perjalanan dia terus saja bercerita tentang masa kuliahnya,dimuali dari dia yang menjadi most wanted sampai bagaimana dia dipertemukan dengan ibu.
Semuanya diceritakan sangat rinci sampai-sampai aku terbawa suasana.
Aku rindu ibu.
"Aku masuk dulu ya" ucapaku.
Ayahku menganggukan kepalanya "yang baik ya,jangan nakal"
Aku menyunggingkan senyumku "Ana bukan anak kecil yang baru masuk Tk ayah,Ana ga bakal nakal"
"Tapi dimata ayah Ana masih seperti anak kecil,anak kecil yang selalu merengek dibelikan coklat"
"Ana ga selalu merengek yah,Ibu selalu memberikannya tanpa Ana minta"
Ayahku menundukan kepalanya,tatapannya lurus kedepan "ibumu memang selalu menuruti kemauanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Quenza
RomanceMari kita lihat bagaimana naasnya kehidupan seorang wanita disaat ratu-nya telah direbut paksa. Mohon maaf lagi tahap revisi perbaikan kata,yg semulanya baku jadi ga baku.Tolong dimengerti