Bagian 5: Rombangan Baju Hitam

632 35 3
                                    

"WOW," ucap mereka bersamaan.

"Eh anjir, mau ngerampok?!" Pekik Ara keras dengan wajah yang benar-benar kaget.

Mereka langsung ngakak, "Masa muka ganteng kita disamain sama tukang rampok?" Tanya salah satu pria dengan menyisir rambut menggunakan tangan, mungkin agar terlihat cool.

"Nah, betoooll tuh!" Sahut yang lainnya.

Ara mendelik, "Terus mau ngapain? Ngelayad?"

"Tadi udah disangka rampok, sekarang ngelayad. Mau mu apa sih nona cantik?"

"Lah lagian lu pada pake baju kompakan item-item, kalo gak ngerampok ya ngelayad kan?" Ara bertanya dengan satu alis terangkat.

Mereka langsung saling memperhatikan satu sama lain, "Lah iya, baru nyadar gue kita pake baju kompakan."

"Mungkinkan ini yang dinamakan cinta?"

"Atau kah Tuhan memang sudah menakdirkan kita untuk bersama?"

"Sepertinya kita memang sudah ditakdirkan sehidup semati teman-teman."

Ara menatap mereka dengan tatapan aneh. "Jadi intinya kalian ngapain kesini?"

"Lah kita ngapain ya kesini?"

"Tadi siapa yang ngajak kesini?"

"Iya ya, kita ngapain kesini?"

"Ini rumah siapa sih?"

"Kagak tau, tapi ini rumah gede ya? Kek nya banyak makanan nih!"

"Dih anjir, lu pada kesini mau ngapain sih?!" Ara berteriak dengan segenap jiwa dan raga.

Mereka kembali berpikir, "Ah gue inget, kita kesini mau main sama Gavin sama Gevan juga." Jawab salah satu dari mereka.

"Edan! Bawa sekeluarga buat maen doang?" Seru Ara, mengapa kakak-kakak nya itu tidak berteman dengan orang waras saja coba.

Mereka langsung nyengir.

Ara masuk kedalam rumah dan mendapati si kembar sedang duduk menonton tv, "Siapa dek?" Tanya Evan.

"Rombongan orang yang baru keluar dari rumah sakit jiwa," Jawab Ara ngasal.

Mereka langsung menatap Ara.

"Kagak lah, tuh temen-temen kakak. Datang-datang rombongan mana pake baju item semua kaya mau ngelayad."

Ara mengambil es krim nya, lalu pergi ke lantai dua. Ia melanjutkan nonton nya yang terganggu dikamar utama, yang seharusnya ditempati oleh orang tuanya. Namun, saat ini kosong jadilah Ara nonton disana.

Oke, bisa ditebak bahwa rombongan manusia-manusia tadi ada dilantai bawah. Suara mereka terdengar sampai lantai atas, Ara yakin pasti akan ada kegaduhan seperti waktu itu lagi. Ara tak berniat turun, takut kejadian seperti itu terulang lagi.

Kruyukk

Untuk yang ini, Ara tak bisa membiarkan nya. Perut nya berbunyi, meminta diisi bensin.

"Duh kenapa laper sekarang sih, males turun nya."

Dengan mengumpulkan segenap tenaga untuk berjalan dan membuang rasa malas, Ara turun ke lantai bawah.

Ara sedikit dibuat kaget, bukan karena berantakan. Namun, mereka semua duduk dengan tertib hanya saja suara mereka tetap melengking seperti wanita.

"Tenang dek, gak bakal berantakan lagi." ucap Avin.

Ara hanya mengacungkan jempol, lalu berjalan kembali menuju dapur.

"Eh Vin, lu belum ngenalin adek lu sama kita bro!" Ucap salah satu teman Avin.

I'm A Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang