Bagian 7: Rooftop

576 39 3
                                    

"Lepasin tangan aku!" Tegas Ara pada Ardo.

Laki-laki itu terus saja menarik nya paksa, entah mau dibawa kemana Ara. Kalau saja Ardo bukan cowok populer, ia tidak akan menolak Ardo. Ya, dikarenakan Ardo cowok populer jadilah Ara menolaknya mentah-mentah. Bagaimana tidak, sepanjang koridor orang-orang yang menggilai Ardo terus saja memberikan tatapan benci pada Ara.

Rooftop. Ardo membawa Ara ke tempat itu, entah untuk apa. Ardo melepaskan cengkraman nya. Ara menggenggam pergelangan tangannya yang sedikit merah karena ditarik paksa Ardo.

Ara tak berniat bertanya, Ardo pun belum berniat membuka suara.

Ara berjalan menghampiri Ardo yang berada ditepi rooftop, sungguh pemandangan yang indah melihat SMA Pelita Harapan dari atas sana. Pepohonan besar dan rimbun membuat sekolah itu semakin asri, apalagi kolam yang ada dibelakang sekolah, airnya sangat jernih. Meskipun, jarang sekali ada murid pergi kesana. Konon, belakang sekolah menjadi tempat paling mistis di Pelita Harapan.

"Cantik," ucap Ara pelan namun masih terdengar Ardo.

Ardo menoleh pada Ara, Ara juga menoleh pada Ara. Mata mereka bertemu hingga beberapa detik, sampai Ara berdehem dan mengalihkan pandangan nya.

Ara melangkahkan kaki nya, berniat meninggalkan rooftop. Namun, sebuah tangan menghentikan langkahnya.

"Mau kemana?" Tanya Ardo.

"Turun, lagian disini juga ngapain."

"Gue gak ngijinin lo turun."

"Aku gak minta ijin dari kamu."

"Gue yang bawa lo kesini, jadi lo turun juga harus sama gue!" Tegas Ardo.

Ara malas berdebat, jadi ia mengikuti saja perintah Ardo.

"Terus, kamu mau ngapain bawa aku kesini?"

"Gak tau."

Ara cengo, sungguh Ardo sudah membuang waktu istirahat Ara yang berharga hanya untuk melamum di rooftop. Ingin rasanya marah-marah, namun tak bisa.

"Lain kali kalau cuma mau ngelamun kaya gini, jangan ajak aku. Ajak aja cewek cantik disekolah ini, biar gak ditindas sama para fans kamu."

"Gue maunya sama lo."

"Sumpah ya kalau gue gak lagi nyamar, lo gue tenggelamin ke kolam belakang sekolah!" Batin Ara.

Mereka kembali terdiam, Ara tak bisa menebak bagaiman sifat Ardo ini. Kadang dia menjadi sedingin es, kadang jahil, kadang juga banyak bicara. Mungkin ia memiliki jiwa ganda, pikir Ara.

"Kenapa lo beda?" Tanya Ardo tiba-tiba.

"Beda apanya?" Ara malah balik bertanya karena tak paham.

Ardo membalikan tubuhnya menghadap Ara, "Kenapa lo gak suka gue? Padahal semua cewek disini suka gue."

Ara tertawa, "Gak cuma aku yang gak suka kamu, Levi sama Rena juga termasuk."

"Mereka suka Alvin sama Ezra, jadi gak suka gue."

Ara membulatkan matanya, ia baru mengetahui fakta ini.

"Jadi, kamu narik aku paksa kesini cuma buat nanya itu?"

Ardo terdiam.

Oke, Ardo yang sekarang ada dihadapan Ara adalah Ardo yang sedingin es.

Ardo berjalan meninggalkam rooftop dan juga Ara.

"Terus, ngapain narik-narik gue kalau cuma buat gitu doang. Ingin ku berkata kasar." Ucap Ara saat Ardo sudah tak terlihat.

I'm A Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang