Bagian 1: Bye and Welcome!

1.2K 44 6
                                    

Bibirnya tak pernah berhenti tersenyum, sebentar lagi ia akan berpindah negara. Dua koper besar mendampingi nya, tanpa diantar siapa pun. Ia mengerti bahwa keluarganya sangat sibuk.

Ia menghembuskan nafas, "Bye Sydney!" Seru nya dengan semangat. Beberama menit kemudian, ia berdiri dan menarik kopernya.

Sekarang ia sudah berada dalam pesawat, jika mengingat kembali tentang malam kemarin bagaimana ia meminta ijin pada orang tuanya sungguh menegangkan. Untung saja, ada beribu alasan yang bisa ia lontarkan agar diberi ijin.

*****

Perjalanan selama 7 jam lebih sudah selesai terlewati, sekarang ia sedang mengambil kopernya dibagasi.

"Udah mah pantat gue tepos, duduk-duduk berjam-jam makin tepos ini mah."

Gadis itu memutuskan untuk duduk diruang tunggu, wajahnya celingukan mencari seseorang. Hingga dua orang pria melambaikan tangan padanya, ia pun berdiri, niatnya ingin berlari seperti yang di film-film terua berpelukan. Namun sayang, kopernya terlalu berat untuk dibawa berlari. Jadi, ia mengurungkan niatnya dan menunggu dua pria itu.

Salah satu pria langsung merentangkan tangan nya dan memeluk dengan erat, "Duh dek, kangen gue sama Lo!" Seru nya.

"Kak?" Panggil nya.

"Iya dek, gue tau kok lo juga kangen sama kakak lo yang ganteng ini. Tapi, kok kepala Lo sekarang botak ya?"

"Ehem," seseorang berdehem.

"Kakak itu bukan Ara!"

Matanya langsung membulat, dan dengan cepat melepaskan pelukan. Bagaimana tidak? Yang dipeluk nya adalah seorang pria berbadan kekar dan berwajah sangar.

"Eh, sorry bang gue salah peluk."

"Sengaja juga gapapa kok," jawabnya dengan suara malu-malu.

Avin langsung bergidik ngeri dan langsung mengajak mereka untuk pergi. Ara dan Evan tidak bisa berhenti tertawa melibat kejadian tadi, hingga sekarang mereka sudah dirumah.

"Ah elah udah dong ngetawain gue nya,  lagian lo sih dek kenapa gak meluk gue."

"Lah malah nyalahin."

"Tau ah ngambek gue," Avin memilih pergi ke kamarnya daripada mendengarkan saudara-saudara nya yang terus saja mengejek dia.

"Ambekan lu Vin, kek anak perawan." Tawa Evan menggelegar diseluruh ruangan.

Ara berusaha menghentikan tawanya, "Udah ya bang, Ara ke kamar dulu mau istirahat."

Evan tak menjawab malah memberi isyarat dengan mengibaskan tangan, tawanya masih belum berhenti.

*****

Ara berjalan menaiki tangga, sudah lama ia tak menginjakkan kaki dirumah ini. Pintu putih dengan gantungan abu-abu bertuliskan 'Princess Unicorn' berada dihadapannya, pintu menuju ruangan yang paling Ara rindukan, ya kamarnya.

Ceklek

Bibirnya kembali tersenyum, "Welcome Ara!" Seru nya semangat.

Untung saja koper nya sudah dibawakan oleh bi Inah--asisten rumah tangga, tinggal sekarang dia membereskannya. Ara ini tipe orang yang tidak akan diam kalau melihat barang belum tertata ketempat nya atau berantakan, meski seletih apapun ia pasti akan membereskan nya.

I'm A Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang