1

139 8 0
                                    

Kumpulan foto foto polaroid menjadi saksi masa lalu Shakilla bersama Jensen. Foto itu diambil dari beberapa tempat keramaian yang mereka kunjungi dari mulai pantai, kebun binatang sampai parkiran mall. Mereka selalu mengambil foto dimanapun tempat yang mereka kunjungi.

Kotak berwarna hitam adalah tempat yang paling tepat untuk menyimpan foto foto itu. Dengan dibalut pita berwarna putih, Shakilla menyimpan kotak itu di laci meja nya.

Jendela dikamar Shakilla dibiarkan terbuka lebar. Angin malam pun masuk dan mengibaskan setiap helai rambut Shakilla.

Dilihatnya bulan yang sangat indah tak lupa ditemani teman temannya, yaitu bintang. Shakilla tersenyum kearah langit malam, Shakilla sangat menyukai pemandangan seperti ini. Dimana Shakilla merasa mempunyai teman pada malam hari.

Tok tok tok.

Bunyi ketukan pintu kamar Shakilla.

"Masuk Ma" Shakilla mengetahui bahwa ketukan pintu itu dari Mama nya, karena Papa dan Kakaknya sedang tidak ada dirumah. Sementara mbak yang kerja dirumah Shakilla sudah pulang dari tadi.

"Belum tidur nak? Udah malem ini. Besok kan kamu awal masuk sekolah, Bagaimana jika telat? Jangan tidur larut malem, gabaik" ucap Mirna ( Mama Shakilla) dengan ucapan yang selalu perhatian untuk Shakilla.

"Iya Ma, ini Shakilla mau tidur kok"

"Jendelanya jangan lupa ditutup. Selamat tidur"

"Selamat tidur juga ma, Love You"

"Love you too" ucap Mirna dengan mengecup kening anaknya.

Mirna keluar dari kamar Shakilla dengan menutup pintu secara perlahan. Sementara Shakilla menutup jendela kamarnya agar angin malam tidak mengganggu tidurnya.

Sebelum tidur, Shakilla selalu menyempatkan waktu untuk menulis beberapa kata dibuku khusus miliknya. Buku itu berwarna hitam dan hanya Shakilla yang mengetahui isinya.

Perasaan itu muncul kembali,
Entah datangnya dari mana.
Harapan yang pernah terucap,
Mungkin tidak akan pernah terjadi.
Kenangan foto itu, membuatku mengingat semuanya
Dan menjadi saksi bahwa kita pernah satu
Kemudian berpisah
Hanya karena
Ego mu

Vallenia Shakilla :)

*****

"Ma, Shakilla berangkat dulu ya. Abangnya udah datang. Assalamualaikum." pamit Shakilla

"Iya nak, hati hati. Waalaikumsalam"

Sejak setelah sarapan pagi, Shakilla memesan ojek online untuk mengantarnya ke sekolah. Karena siapa lagi jika bukan abang ojol. Jika naik bis pun akan sesak sempit karena waktu jam kerja.

SMA Starlight, tujuan Shakilla menaiki ojol adalah sekolah ini. Hari pertama masuk sekolah dan tentunya akan menjalani masa orientasi. Masih dengan seragam SMP nya, Shakilla berjalan memasuki sekolah itu dan langsung menuju ke mading.

X-3 adalah kelas yang salah satu muridnya ada yang tertulis Vallenia Shakilla. Setelah selesai melihat namanya, perlahan Shakilla mundur dan dilihatnya sosok Lani. Lani adalah teman les Shakilla saat SMP.

"Lani" panggil Shakilla dengan lembut.

"Eh Shakilla, lo sekolah disini juga. Lo kelas apa?"

"Aku kelas X-3, kamu apa Lan?"

"Gue juga X-3, kita sekelas dong. Asikkk."

"Kok aku gatau ya, hehe"

"Lo mah kurang teliti. Jelas jelas tertulis Lani Pramesti" ucap Lani dengan mengucap jelas nama lengkapnya.

Sementara ada sosok yang melihat keduanya mengobrol, dengan senyum sinisnya, kemudian sosok itu berlalu pergi

Apel akan segera dimulai, dimohon semuanya berkumpul di lapangan.

Sebagai murid baru Shakilla dan Lani tergesa gesa menuju ke lapangan dan mencari barisan kelasnya.

Saking tergesanya, Shakilla menabrak dada bidang yang tak lain itu seniornya. Karena memakai celana khas SMA dan memakai hoodie hitam serta mulut yang tertutup slayer. Hanya terlihat mata yang jelas.

Mata itu.

"Maaf kak, aku gak sengaja"

Tanpa menjawab sepatah katapun, ia langsung pergi dari hadapan Shakilla.
Apel selesai, semuanya dipersilahkan masuk ke kelasnya masing masing. Shakilla dan Lani memasuki kelas X-3 dan menempati kursi nomer dua dari depan paling kiri, dan mereka menempati satu bangku.

Setelah semuanya menunggu, akhirnya datang juga 3 siswa SMA Starlight yang bisa dikatakan sebagai "Senior". Sosok yang ditabrak Shakilla tadi ternyata datang memasuki kelasnya dan masih menggunakan penutup mulutnya.

Salah satu diantara 3 senior itu melihat ke arah Shakilla dengan tatapan tajam.

"Perhatian semuanya. Ijinkan kami memperkenalkan diri. Nama saya Oliviana Tasya. Kalian bisa panggil saja Kak Oliv" ucap salah satu seniornya yang masuk di kelas Shakilla.

"Saya Adnan Bayu Saputra, kalian bisa panggil saya Kak Adnan"

Shakilla mulai menyibukkan diri dengan mengambil buku serta bolpoin untuk mencatat nama seniornya. Kemudian salah satu bolpoin Shakilla jatuh ke lantai dan Shakilla berusaha mengambil bolpoin itu.

"Perkenalkan, nama saya Jensen Emilio. Biasa dipanggil Jensen. Jabatan Ketua Osis SMA ini dan bertanggung jawab atas kelas kalian" ucap senior itu sambil membuka penutup mulutnya dan membuag Shakilla terkejut.

"Kalian harus panggil saya, Kak Jensen!"

*****
Happy Reading:)

SenioritasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang