Bagian 6 (END)

1.4K 63 12
                                    

"IBU!"

----

You side as Si Gadis

Setelah pemakaman Ibu dua hari yang lalu. Kini aku terduduk disamping Shownu.
Memandang ke arah nisan, seseorang yang bahkan sulit kumengerti.

"Apa maksud dari semua ini?" lirih Shownu. Ku tepuk kedua bahunya menguatkan.

Usai penembakan itu, Ibu mengalami masa kritis dan tak selang berapa lama nyawanya sudah tidak tertolong.

Sehari setelah pemakaman Ibu, aku mendapat telpon dari Shownu,  bahwa Ayahnya, menembak kepala sendiri dan tergeletak tak berdaya di ruang kerjanya.

Saat ini, aku sedang menghadiri pemakaman Ayah Shownu.
Belum berakhir kesedihanku, sekarang justru Shownu yang merasakan.

Tuhan jika seperti ini tampak adil sekali.

Aku melihat ke lain arah, ada Ayahku yang tampak gelisah. Aku tahu rasanya, ketika orang yang kau cintai telah tiada dan tak lama sahabat yang sangat kau sayangi juga ikut dalam ketiadaan.















"Bagaimana selanjutnya, baby?"  tanya Shownu sembari memelukku dari belakang.

"Ayah akan kembali ke kantor. Dan, aku akan tetap bekerja juga" jawabku sekedarnya.

Aku mencoba untuk melepaskan pelukannya. Aku hendak melangkah menjauhi balkon.

Sampai tangan Shownu meraih lenganku.

"Ada apa denganmu?" tanyanya lagi.

"Tidak ada"

"Jangan khawatir lagi. Wonho sudah berada di penjara sekarang" ucap Shownu menenangkanku.

Aku menghela napas kasar. Bukan ini yang menjadi pikiranku.

"Aku.. Hanya belum bisa memaafkan kesalahan Ayah"

Melihat raut kesedihanku, Shownu. Kembali memelukku erat.

"Aku akan menemanimu merasakan apa yang kau rasakan. Berhenti bersedih. Sudah cukup kesedihan meliputimu selama ini, baby" .

Aku tak bereaksi apa-apa. Aku juga merasa belum bisa menerima Shownu kembali, setelah semua hal mendadak menerpaku.

Shownu menelisik manik mataku. Mencoba untuk memberiku kekuatan.

"Masih marah denganku?" tanyanya lagi.

Aku hanya menggeleng pelan. Aku sungguh tidak ingin berdebat disituasi yang seperti ini.

Malam ini, aku merasa tidak ingin terlalu banyak bicara ataupun banyak bereaksi. Karena hati, pikiran, bahkan fisikku terasa lelah.

Shownu mencoba meraih daguku. Menatapku penuh kesungguhan. Aku seperti mengenal tatapan ini.

"Menikahlah denganku" ucapnya terkesan datar dan sama sekali tidak romantis, dan membuatku terkejut.

"Apa maksudmu? Apa kamu sedang melamarku?" heranku pada ucapannya.

Belum terjawab, Shownu sudah melumat bibirku begitu saja. Memberi kecupan-kecupan lembut. Menghisap dan terus melumat bibirku tanpa ampun.

Aku merasakan bagaimana permainan lidah kami begitu menggairahkan. Saliva kamu sudah bercecer disekitar leherku.

Aku mencoba menghentikannya, napasku mendadak sengal. Seperti tak ada oksigen yang masuk dalam tubuhku. Aku sudah lunglai, aku sudah mabuk akan ciuman menagihkan dari Shownu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONE NIGHT || SHOWNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang