1. Dia gila

74 5 0
                                    

"Hai, gue Dila. Fadila Putri Ridwan. Anaknya humble, humoris, slengean, juga jago ekting. Kita musti banget akrab, biar menunjang popularitas gue. Elu udah cool maksimal nih, kali aja bakal tertarik."

Anak di depanku ini mendelik. Dia cuma natap 2 detik, lalu melengos.

"kamu ngelawak?" lalu menatapku lagi. Kawananku di sisi lain kelas tertawa cekikikan, sudah kuduga.

Aku kemudian beranjak duduk di kursi depan mejanya. Jangan tanya aku malu apa nggak, kemungkinan kayak barusan sudah kuperhitungkan sejak jam pelajaran pertama.

"Chill dude, aku mau beramah tamah aja. Kamu dari kemaren belum ada ngomong sama satupun anak kelas. Sebagai mantan murid pindahan, aku rasa-rasanya ngerti dengan situasimu." Ucapku serius sambil senyum. Atau menyeringai, terserah.

Dia lalu tersenyum. Coba dari tadi gini, enak juga diliatnya.

"Wah, makasih. Kamu keren juga ya, penuh empati gitu. Kamu keliatannya cewe nakal, cocok banget sama sifatku yang kamu bilang, cool. Malam ini mau ikut buka meja di Celc*us? Temenku pada ngumpul semua tuh, kamu bakal ngerasa kayak keluarga kok, pasti! Tenang aja, kamu tinggal bawa diri tok. By the way, kamu masih segel?"

Oke, ini nggada di daftar kemungkinan yang kususun dalam kepala. Aku terkejut. Oh Tuhan, apa emang gini ya pergaulan remaja di daerah Jawa? Kok bangsat semua? Apa coba maksudnya buka meja? Apa itu Celc*us? Kenapa dia malah nganggap aku cewe nakal? Pake bahas segel lagi! Nyesel udah nyapa.

"Kok bengong? Hahaha, aku cuma becanda. Kamu ngga perlu prihatin dengan kehidupan sosialku. Tapi makasih. Ohiya, apa daerah kota emang gitu ya cara ngomongnya? Lo-Gue, niru-niru anak Jakarta. Maaf, tapi aku belum biasa." ucapnya sinis lagi panjang lebar. Kok rasanya image kupernya di mataku luntur ya sekarang? Kemaren hari pertamanya masuk malu-malu anjing pas disapa ketua kelas, sekarang beda banget.

"Eh," aku kemudian tersadar. "Kamu bukan dari jawa?"

"Eh, siapa yang bilang?" dia sepertinya mengejekku dengan mengikuti gaya bicaraku barusan. Dasar bajingan.

Aku capek ngomong terus dengannya. Capek batin. "bodo amat. Yaudah, selamat datang di sekolah ini wahai cowo cool" kataku sambil mengangkat pantat.

Baru aja keluar dari barisan mau pergi, tu cowo tai ngomong lagi,
"Kamu humble banget ya"

Kayaknya dia sengaja agak nyaringin suaranya deh, ini komplotanku malah pada lari keluar kelas sambil meremas mulut kayak nahan tawa banget, refleks aku ngejar mereka sambil meremas juga, remas bogem pengen mukul.
.
.
.
.
.
.
.
.
Thnx*
Ini tulisan pertama, makasih mau mampir :)
Juga rekomendasikan cerita kalian atau cerita yang kalian sukai di komentar atau pesan, bakal aku cek sip.
luv u~

Tbhidoc





Lost in Your MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang