🍃4🍃

1.8K 233 38
                                    

Esoknya Fikri kembali memaksakan untuk masuk sekolah meski ibu dan ayahnya melarang ia masuk.

Ia sudah merasa lebih baik dan ia yakin tidak akan pingsan lagi seperti kemarin.

Dia juga tidak bilang dengan Fajar, kalau Fajar tau pasti akan melarangnya juga. Lagipula Fikri masih belum mau bicara dengan Fajar.

Hari ini Fikri diantar kakaknya. Awalnya kakaknya bertanya-tanya kenapa ia tidak berangkat dengan Fajar tapi Fikri tidak mau menjawab dan akhirnya sang kakak pun harus mengalah mau mengantar adiknya.

***

Sampainya Fikri di sekolah bersamaan dengan datangnya Rian dari arah berlawanan.

Rian terlihat acuh hingga Fikri memanggil namanya.

"Rian!"

Rian menghentikan jalannya lalu menengok kearah Fikri yang berjalan mendekatinya.

"Fajar ngapain lu kemarin?"

"Ga ngapa-ngapain" Rian berniat melanjutkan jalannya namun ditahan oleh Fikri.

"Gua mau ngomong sebentar sama lu Ian"

"Lu tau Fajar paling ga suka kalo lu keliatan lagi sama gua. Jadi plis jangan buat gua terus-terusan di bully Fajar" kata Rian membuat Fikri terdiam.

"Jadi tolong lepasin tangan gua" Rian mendorong pegangan tangan Fikri pelan agar terlepas dari tangannya.

Fikri masih diam dan Rian pun memutuskan pergi meninggalkannya.

.

Rian terlihat termenung di bangkunya sejak ia memasuki kelas.

"Rian di panggil pak Muhdi lu, disuruh ke kantor katanya" kata salah satu teman Rian yang baru masuk kelas.

"Ngapain?"

Orang itu mengangkat bahu dan tangannya tanda tak tau.

"Yaudah sih kesana aja. Liat langsung. Gua cuma nyampein"

Dengan malas akhirnya Rian pun bangkit dari duduknya lalu beranjak pergi dari kelas.

1...2...3....

Byuuuur

"HAAHHHHH~" Rian menjerit kaget karna seluruh tubuhnya tersiram air kotor saat ia akan keluar dari kelasnya.

Bau tak sedap menyeruak ditubuhnya. Ia melihat beberapa teman kelasnya yang tertawa puas melihat ia yang sudah basah kuyup tak karuan.

Ternyata Rian hanya di bohongi. Rian menangis. Kenapa semua jahat padanya.

"YA ALLAH. Ini apa-apahan astaga Ian lu gapapa? Kalian semua keterlaluan tau ga!"

Rian diam lalu menepis pegangan orang itu yang semula dipundaknya.

"Jangan pura-pura baik kalo nyatanya semua ini lo yang rencanain Ri!" Ucap Rian sebelum pergi meninggalkan kelasnya. Air matanya sudah tak bisa ia tahan namun ia menangis dalam diam hanya matanya yang terlihat sudah sangat merah.

"RIAN LU SALAH PAHAM" teriak Fikri pada Rian yang tak menghiraukannya.

***

"Hik hiks Ya Allah apa kesalahan Ian di masa lalu besar banget hiks sampe semua orang benci sama Ian hiks hik"

Rian menangis sesegukan setelah pergi melarikan dirinya ke area belakang sekolah. Ia duduk di bangku taman dengan pundak yang naik turun karna menangis.

Tubuhnya masih basah kuyup dan kotor.

"Ian ga pernah sengaja buat ngelakuin kesalahan di masa lalu Ya Allah hiks tapi kenapa mereka semua justru sengaja terus-terusan ngebully Ian hiks. Ian ga mau terus-terusan diginiin Ya Allah hiks hiks"

MUSUH tapi SAYANG 〰 Faj•Ri🍃 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang